Tabel 9. Distribusi Penduduk Berdasarkan AgamaAliran Kepercayaan Tahun 2012
No Agama Jumlah Penduduk jiwa
Persentase
1. Islam
21.002 88,32
2. Kristen Protestan
1.902 7,99
3. Kristen Katholik
319 1,34
4. Hindu
46 0,19
5. Budha
535 2,25
Total 23.804
100
Sumber : Ekspose Kepala Kelurahan Terjun 2012
Pada Tabel diatas diketahui bahwa jumlah penduduk terbesar adalah yang memeluk agama Islam sebesar 21.022 jiwa 83,23, sedangkan yang beragama
Kristen protestan ialah sebanyak 1.902 jiwa 7,99, beragama Budha sebanyhak 535 jiwa 2,25, Kristen Katholik sebanyak 319 jiwa 1,34, dan beragama
Hindu yaitu sebanyak 46 jiwa 0,19. Ini menunjukkan bahwa manyoritas penduduk di Kelurahan Terjun memeluk agama islam.
4.1 Karateristik Petani Sampel
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi besarnya biaya yang dikeluarkan dan besarnya pendapatan yang diperoleh dalam suatu usaha tani. Faktorterbut
diantaranya adalah faktor internal dan faktor eksternal. Yang termasuk dalam faktor internal adalah umur petani, pendidikan atupun pengetahuan pengalaman
berusahatani dan keterampilan, jumlah tanggungan keluarga, luas lahan, dan modal. Sewdangkan yang termasuk dalam faktor eksternal adalah input, baik dari
segi ketersediannya maupun harganya, dan output, baik dari segi jumlah permintaan maupun dari segi harga.
Universitas Sumatera Utara
Karateistik petani sampel dalam penelitian ini terdiri dari umur, lama bertani, luas lahan, pendidikan dan jumlah tanggungan kelurga. Karateristik petani sampel
dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 10. Karateristik Petani Sampel Tahun 2012 No
Uraian Satuan
Range Rata-rata
1. Umur
Tahun 30-77
47,167 2.
Lama Bertani Tahun
3-40 20,533
3. Luas Lahan
Ha 0,04-0,4
0,196 4.
Pendidikan Tahun
12-18 14,133
5. Jumlah Tanggungan
Jiwa 1-8
4 Sumber : Analisis Data Primer
Umur seseorang menentukan kinerja dari orang tersebut. Semakin tua umur seseorang, maka pekerjaan berat yang akan dilakukan akan semakin sedikit dan
begitu pula sebaliknya. Dari tabel 7 diatas dapat dilihat bahwa umur petani sampel di daerah penelitian berkisar antara 30 – 77 tahun dengan rata-rata umur petani
47,16. Dapat dilihat bahwa petani masih berada pada kategori umur produktif yang masih cukup berpotensi dalam mengoptimalkan usahataninya.
Semakin lama petani mengusahakan lahannya, maka akan semakin baik pula dalam mengusahakan usahataninya petani didaerah penelitian sudah 3 – 40 tahun
dalam mengusahakan usahatani sawi dengan rata-rata lama berusahatani selama 20 tahun. Dari rata-rata ini dapat dilihat bahwa petani sudah memiliki pengalaman
yang cukup untuk menjalankan dan mengembangkan usahataninya. Luas lahan penguasaan lahan pertanian merupakan sesuatu yabg sangat penting
dalam proses produksi atpun usahatani. Dalam usahatani, penguasaan lahan yang sempit sudah pasti tidak efisien dibandingkan dengan penguasaan lahan yang luas.
Universitas Sumatera Utara
Luas lahan usahatani yang dikelola akan berpengaruh terhadap jumlah penerimaan, pendapatan, dan biaya yang akan dikeluarkan dalam usahatani
tersebut. semakin luas lahan yang dikelola maka produksinya maka juga akan meningkat sehingga semakin besar pendapatan usahatani yang diperoleh. Dengan
demikian akan semakin besar pula pembiayaan terhadapa tenaga kerja yang digunakan. Luas lahan usahatani sawi peti sampel didaerah penelitian berkisar
anatar 0,04 – 0,4 Ha atau berkisar antara 1-10 rante dengan rata-rata luas lahan sebesar 0,0197 Ha. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa luas lahan yang
diusahakan oleh petani di daerah penelitian masih tergolong sangat kecil. Pendidikan formal merupakan salah satu faktor yang dalam mengelola usahatani
dimana respon petani terhadap teknologi yang sedang berkembang sangat bergantung dari tingkat pendidikannya.semakin tinggi tingkat pendidikan petani,
maka akan semakin mudah untuk mengadaptasi teknologi dalam menjalankannya. Hal ini sangat dibutuhkan mengingat sebagian besar petani berpendidikan formal
rendah. Tingkat pendidikan formal petani sampel rendah. Tingkat pendidikan formal petani sampel di daerah penelitian berkisar antara 12-18 tahun rata-rata
14,13 tahun. Dari data ini dapat dikatakan bahwa tingkat pendidikan petani masih rendah, yaitu hanya tamatan SD.
Universitas Sumatera Utara
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Saluran Tataniaga Sawi di Daerah Penenelitian