Etika Makan Orang Jepang Dalam Kegiatan Bisnis

3.1.2 Etika Makan Orang Jepang Dalam Kegiatan Bisnis

Orang jepang sangat membanggakan tata karma tradisional mereka tentang acara makan bersama. Berbagai perhatian dan kesungguh-sungguhan diberikan agar setiap butir makanan menjadi lebih lezat dan merupakan bagian dari suguhan yang menggiurkan, baik dalam penyajian maupun rasanya. Dalam setiap gerak dan langkah, terselip etika untuk “menerima jamuan besar”. Hal pertama yang akan anda terima adalah sebuah o-shibori, sebuah handuk kecil basah, biasanya hangat atau panas, yang disajikan di atas sebuah baki berbentuk perahu, yang berfungsi sebagai kain lap untuk membersihkan kedua tangan anda, walaupun dalam hal-hal tertentu, terutama dalam acara pertemuan yang kurang formal, kaum lelaki juga menggunakan kain lap ini untuk membersihkan wajah mereka. Setelah selesai, lipatlah handuk kecil tersebut dan masukkan ke dalam tempatnya semula Rumah makan tradisional Jepang tidak menyediakan lap tangan. Hidangan khas yang serba ragam disuguhkan dalam berbagai jenis makanan kecil dan tersaji di dalam piring kecil yang mengkilap. Makanan – makanan kecil ini janganlah dipindahkan dari bakinya, kecuali kalau anda ingin memakannya. Sebelum mulai makan, anda dapat mengucapkan itadakimas dengan sedikit membungkuk, yang berarti “saya menerimanya dengan kerendahan hati”. Ketika kita akan makan dengan menggunakan sumpit, maka ada baiknya berlatih terlebih dahulu. Jangan khawatir salah karena orang Jepang tidak terlalu Universitas Sumatera Utara mengharapkan orang asing dapat melakukannya dengan sempurna. Berikut ini sejumlah hal yang perlu anda ikuti dan yang harus anda hindari agar terhindar dari kesalahan: 1. Jangan sekali-sekali meletakkan sumpit anda berdiri tegak menancap pada mangkuk nasi anda, ini merupakan tanda ajakan untuk berkelahi 2. Jangan sekali-sekali menuangkan apapun diatas nasi anda misalnya,sambal atau kecap kecuali untuk teh hijau pada akhir makan, itupun kalau orang lain sudah melakukannya 3. Jangan sekali-kali mengangkat sesuatu makanan yang disajikan dengan sumpit anda sendiri kecuali bila anda mengembalikannya dan menggunakan ujungnya yang lain. Ini perlu diperhatikan karena alasan kesehatan. Juga balikkanlah sumpit anda bila anda ingin menaruh sesuatu ke piring orang lain. 4. Kalau disediakan, maka gunakanlah sumpit khusus untuk menaruh makanan ke piring orang lain. 5. Jangan sekali-kali mengintip semua piring hidangan hanya sekedar untuk mengetahui isinya 6. Untuk menjalin hubungan bersekala internasional, perdamaian dunia, dan bisnis yang berhasil, anda harus memakan semua hidangan yang tersedia. Janganlah menyinggung perasaan tuan rumah anda dengan mengatakan bahwa anda tidak menyukai beberapa makanan yang mereka sajikan atau karena anda dilarang Universitas Sumatera Utara memakannyacoba bayangkan sikap dan penilaian anda terhadap tamu anda yang menolak mencicipi makanan yang anda sajikan. Menunjukkan rasa tertarik terhadap hidangan melalui keinginan untuk mengetahui lebih jauh tentang jenis makana tersebut tentu saja bukanlah sesuatu yang menyinggung perasaan. Pada saat makan, cobalah untuk saling berbagi kepada teman, tawarkan mereka beberapa bagian kecil makanan yang kita pegang. Umumnya makanan akan dibagi dengan piring kecil secara merata. Kita juga tidak boleh menyisakan makanan yang kita makan, karena itu sangat tidak sopan bagi tuan rumah atau orang yang menjamu anda. Kebanyakan orang Jepang menghabiskan makanan sampai butir nasi terakhir. Dimanapun nasi sama rasanya, jadi tidak ada alasan untuk menyisakannya. Dalam lingkungan rumah makan, pelayan atau tukang masak kadang akan menanyakan kepada kita kalau makanan di piring masih tersisa banyak, sedangkan untuk jamuan prasmanan di lingkungan hotel, bias jadi mereka akan mengenakan biaya tambahan kalau makanan yang kita ambil masih tersisa walaupun kasus ini sebenarnya sangat jarang terjadi. Setelah selesai makan, biasanya semua orang terlebih pihak tamu akan mengucapkan gochiso samadeshita dan kadang disambung dengan kalimat oishiikatta desu, sepertinya adalah umum dilakukan walaupun bisa jadi makanannya adalah tidak enak, kurang garam, tanpa rasa karena dimasak tanpa bumbu dan cabe . Universitas Sumatera Utara Dalam jamuan makanan bisnis, siapa yang akan membayar tidak diatur dalam peraturan perusahaan. Namun demikian, bila anda merasa bahwa andalah yang menjamu, maka anda seharusnya cepat menanyakan rekening makanan sebelum tamu anda melakukannya. Bergegaslah mengambil rekening makanan sebelum orang lain mengambilnya adalah etika yang sangat terpuji, tetapi biasanya orang jepang demikian cepat, sehingga anda sulit mendapat kesempatan untuk membayarnya. Cara untuk mengatasinya mungkin adalah dengan mengundang tamu anda untuk bersantap bersama di restoran yang sudah sangat anda kenal, dan memesankan manager untuk segera menyerahkan rekeningnya langsung pada anda sendiri. Apabila orang lain memang mengundang anda untuk makan malam bersama, maka sebaiknya anda membiarkan dia untuk membayarnya. Bila tidak, justru akan tersirat maksud sebaliknya, bahwa dia seolah-olah tidak mampu membayarnya.

3.2 Bertamu ke Rumah Orang Jepang dalam Kegiatan Bisnis