hukum, teknis, dan ekonomis yang bertujuan mencari laba atau keuntungan. Penggunaan yang lebih luas dapat merujuk pada sektor pasar tertentu, misalnya
bisnis pertelevisian. Penggunaan yang paling luas merujuk pada seluruh aktivitas yang dilakukan oleh komunitas penyedia barang dan jasa. Meskipun
demikian, definisi bisnis yang tepat masih menjadi bahan perdebatan hingga saat ini.
2.2 Bisnis Jepang
Jepang merupakan salah satu negara di Asia yang kondisi perekonomiannya menyamai perekonomian Amerika. Padahal, Jepang baru saja
mengalami keterpurukan saat peristiwa pengeboman Hiroshima dan Nagasaki 1945. Namun, Jepang cepat bangkit dan mengembangkan dirinya dari keadaan
ekonomi yang terpuruk. Jepang sudah menjadi salah satu negara yang berpengaruh di dunia.
Awal kebangkitannya, produk Jepang dianggap paling rendah. Sekarang, produk Jepang sudah bisa disejajarkan dengan produk-produk berkualitas buatan
Eropa dan Amerika. Negara yang dikenal sebagai negara matahari terbit ini juga dikenal sebagai negara pengendali industri. Kemajuan negara Jepang dapat kita
lihat dari tingginya pendapatan per-kapita dan taraf hidup negara ini yang menempati posisi kedua negara di dunia setelah Swiss.
Jepang memiliki simpanan dana yang besar di luar negeri. Selain itu, Jepang juga tidak memiliki hutang luar negeri. Hal itu sangat berbeda dengan
Universitas Sumatera Utara
negara Amerika yang kaya, tetapi juga memiliki hutang luar negeri yang cukup banyak. Sehingga menyebabkan terjadinya inflasi di negara Paman Sam itu.
Kondisi perekonomian Jepang relatif stabil dibandingkan dangan negara-negara lainnya di dunia. Selain itu, angka pengangguran di Jepang sangat rendah. Hal itu
disebabkan karena tingginya kualitas sumber daya manusia di Jepang. Bangsa Jepang sangat menghargai pendidikan dan kesehatan. Oleh sebab itu, negara
Jepang dinobatkan sebagai pemenang dalam kategori pendidikan dan kesehatan.
Kejayaaan yang diperoleh Jepang berkat usaha dan kerja keras dalam memulihkan harga diri dan martabat bangsa yang telah tercemar karena kekalahan
dalam Perang Dunia ke II. Mereka ingin menunjukkan kepada dunia kalau mereka mampu bangkit. Itu semua diwujudkan dengan usaha yang pantang menyerah,
disiplin keras, dan semangat kerja keras yang turun temurun. Bangsa Jepang tidak menyerah pada kesusahan. Malah kesusahan itu dianggap sebagai tantangan
menuju suatu kesuksesan. Mereka sangat menjunjung tinggi harkat dan martabat negaranya. Sehingga walaupun mangalami kegagalan, mereka gagal dengan
penuh harga diri. Mereka akan menebus kekalahan mereka tersebut dengan kemenangan di bidang lain. Mereka tidak mau terhina. Mereka berprinsip lebih
baik mati daripada menjadi bangsa yang terhina dan dihina.
Hal ini dapat kita lihat dari pejuang Samurai yang rela mati bunuh diri karena kekalahannya dalam peperangan. Semangat dan disiplin para Samurai
inilah yang masih dipertahankan masyarakat Jepang. Meskipun keadaan lingkungan tidak memungkinkan SDA yang minimal, gempa dan topan tetapi
Universitas Sumatera Utara
nmereka tidak menyerah. Mereka cakap menggunakan sumber daya yang terbatas untuk menghasilkan sesuatu yang maksimal sehingga negara Jepang dapat
disejajarkan dengan negara-negara maju lainnya. Tetapi, dibalik semua itu Jepang memiliki sumber daya manusia yang sangat berkualitas untuk membangun
perusahaan yang bertaraf multinasional.
2.3 Konsep Dasar Kebudayaan Jepang dalam Bisnis