Budaya Jepang dalam banyak hal bersumber pada spirit Konfusianisme dan Shintoisme sangat mewarnai kehidupan sosial dan etos bisnis. Jepang
memiliki budaya konteks tinggi yang sangat berbeda, khususnya dengan budaya barat, yang lebih egaliter dan terbuka.
Oleh karena itu, pengaruh etika di dalam budaya bisnis Jepang mempunyai peran yang sangat penting. Kita dapat mengambil manfaat positif yang bisa kita
pelajari sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita di bidang bisnis, terlebih pada nilai-nilai tradisional yang masih setia dipraktekkan
masyarakat Jepang khususnya dalam dimensi sosial bisnis Jepang. Berdasarkan hal tersebut, penulis merasa tertarik untuk membahas sistem tersebut, kemudian
menuangkannya ke dalam kertas karya yang berjudul “Etika Dan Sopan Santun Dalam Kegiatan Bisnis Jepang”.
1.2 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulis mengangkat “Etika Dan Sopan Santun Dalam Kegiatan Bisnis Jepang” sebagai judul kertas karya adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui sejarah bisnis Jepang
2. Untuk mengetahui etika dan sopan santun dalam bisnis Jepang
1.3 Pembatasan Masalah
Dalam kertas karya ini penulis membahas mengenai pola kehidupan, kebiasaan-kebiasaan sosial yang selalu diaplikasikan masyarakat Jepang dalam
Universitas Sumatera Utara
dimensi sosial dari kegiatan bisnis Jepang. Disini penulis membatasi pada etika dan sopan santun dalam bisnis Jepang.
1.4 Metode Penulisan
Dalam Kertas karya ini penulis menggunakan metode kepustakaan yaitu mengumpulkan data atau informasi dengan membaca buku atau mencari di
internet. Selanjutnya data dianalisa dan dirangkum untuk kemudian dediskripsikan ke dalam kertas karya ini.
Universitas Sumatera Utara
BAB II
GAMBARAN UMUM TENTANG BISNIS JEPANG
2.1 Pengertian Bisnis
Dalam ilmu ekonomi, bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara
historis kata bisnis dari bahasa Inggris business, dari kata dasar busy yang berarti sibuk dalam konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian,
sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan untuk keuntungan. Dalam ekonomi kapitalis, dimana kebanyakan bisnis dimiliki oleh pihak
swasta, bisnis dibentuk untuk mendapatkan profit dan meningkatkan kemakmuran para pemiliknya. Pemilik dan operator dari sebuah bisnis mendapatkan imbalan
sesuai dengan waktu, usaha, atau kapital yang mereka berikan. Namun tidak semua bisnis mengejar keuntungan seperti ini, misalnya bisnis koperatif yang
bertujuan meningkatkan kesejahteraan semua anggotanya atau institusi pemerintah yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Model bisnis
seperti ini kontras dengan sistem sosialistik, dimana bisnis besar kebanyakan dimiliki oleh pemerintah,dan umum.
Secara etimologi, bisnis berarti keadaan dimana seseorang atau sekelompok orang sibuk melakukan pekerjaan yang menghasilkan keuntungan.
Kata bisnis sendiri memiliki tiga penggunaan, tergantung skupnya penggunaan singular kata bisnis dapat merujuk pada badan usaha, yaitu kesatuan yuridis
Universitas Sumatera Utara
hukum, teknis, dan ekonomis yang bertujuan mencari laba atau keuntungan. Penggunaan yang lebih luas dapat merujuk pada sektor pasar tertentu, misalnya
bisnis pertelevisian. Penggunaan yang paling luas merujuk pada seluruh aktivitas yang dilakukan oleh komunitas penyedia barang dan jasa. Meskipun
demikian, definisi bisnis yang tepat masih menjadi bahan perdebatan hingga saat ini.
2.2 Bisnis Jepang