BAB III
ETIKA DAN SOPAN SANTUN DALAM KEGIATAN BISNIS JEPANG
3.1 Etika Makan dan Minum Dalam Kegiatan Bisnis
Hampir semua kebudayaan memberikan nilai yang sangat tinggi pada acara makan dan minum bersama dalam rangka mempererat tali persahabatan. Hal
yang sama juga berlaku bagi kalangan dunia usaha, yang selalu menyusun jadwal makan dan minum bersama. Di Jepang, hal seperti ini mendapat tempat yang lebih
penting lagi. Kenyataannya, sejalan dengan penekanan yang sangat tinggi terhadap kebutuhan untuk menciptakan tali persaudaraan dengan seluruh mitra
bisnis, jangan heran apabila undangan makan dan minum dalam mitra bisnis bisa didapat lebih dari sekali, bahkan sebelum berlangsungnya pembicaraan awal
tentang bisnis yang akan dijalani.
3.1.1 Etika Minum Dalam Kegiatan Bisnis
Minuman dan hiburan sosial social drinking and entertaining memainkan peranan yang sangat penting di dalam budaya bisnis Jepang, lebih
luas daripada dikebanyakan negara-negara lain. Sebagai suatu negara, Jepang mengeluarkan dana yang jauh lebih besar untuk hiburan daripada untuk
pertahanan atau pendidikan, walaupun kenyataannya rata-rata warga Negara Jepang telah mengenyam pendidikan formal lebih dari pada apa yang didapat
oleh rekan-rekan mereka di seluruh dunia.
Universitas Sumatera Utara
Minuman alkohol asli Jepang adalah
sake
diucapkan sah kay, bukan sackee, yakni suatu jenis anggur yang dibuat dari beras. Beras dipanaskan dengan
sangat hati-hati dalam sebuah tabung keramik hingga mencapai tingkat kepanasan 110-120 derajat Fahreheit, dan kemudian diminum dengan sebuah
cangkir kecil yang disebut sakazuki atau o-choko. Seperti halnya dengan berbagai masalah lainnya yang berlaku di Jepang,
social drinking ini juga memiliki etika yang sangat ketat. Beberapa aturan yang penting antara lain adalah sebagai berikut:
1. Jangan sekali-kali menuangkan minuman anda sendiri.
2. Angkatlah cangkir anda pada waktu seseorang sedang menuangkan
minuman untuk anda. 3.
Jangan biarkan cangkir teman yang duduk di sebelah anda kosong. Tuangkanlah minuman tambahan pada cangkirnya, seperti yang
dilakukannya terhadap anda. Salah seorang teman anda mungkin ingin menghormati anda dengan cara
memberikan cangkirnya yang kosong agar anda isi, kalau seperti itu maka isilah cangkir tersebut. Begitu juga sebaliknya, anda mungkin ingin menyodorkan
cangkir anda sendiri kepada tuan rumah atau orang-orang khusus lainnya, maka mereka akan segera mengisi cangkir anda..
Sedangkan bir sering diminum pada saat yang sama dengan minum sake. Pada dasarnya, etika minum bir adalah sama dengan etika minum sake.
Universitas Sumatera Utara
Jika anda tidak suka alkohol, teguklah sedikit setelah kampai, yakni salam minum penghormatan toast, dan usahakan agar gelas anda penuh. Jaga juga agar
gelas anda selalu penuh, sehingga tidak bisa diisi lagi. Alasan untuk menolak minuman antara lain adalah : “sakit liver dilarang minum alkohol oleh Dokter”.
Gelas yang terbalik berarti anda sudah tidak mampu minum lagi. Orang Jepang jarang mengundang tamunya untuk minum bersama di
rumahnya, karena rumah orang Jepang umumnya sangat kecil. Akibatnya, social drinking cenderung dilakukan di bar, club, dan warung-warung minuman. Ini
semua merupakan bagian dari mizu shobai atau dagang air, karena suasananya yang santai dan menyegarkan semangat.
Di berbagai club, wiski lebih banyak diperjualbelikan daripada sake, bir ataupun anggur. Kebanyakan orang Jepang minum wiski yang dicampur dengan
air-mizu wari. Jika anda lebih suka minum wiski dengan es batu, mintalah on-za- raku.
Acara minum, bukanlah saat untuk mendiskusikan bisnis atau hal-hal serius lainnya. Waktu itu merupakan saat santai, bercengkrama dan menanamkan
rasa persahabatan dan saling kepercayaan, yang merupakan salah satu dasar yang kokoh bagi penjalinan hubungan bisnis yang serius di masa yang akan datang.
Universitas Sumatera Utara
3.1.2 Etika Makan Orang Jepang Dalam Kegiatan Bisnis