Statistik Deskriptif Pengujian Asumsi Klasik

tiga jenis rasio yang dapat digunakan, dan dalam penelitian ini rasio yang digunakan adalah rasio lancar, dengan formula sebagai berikut: Current Ratio = Total Current Assets X 100 Current Liabilities

F. Metode dan Teknik Analisis Data

Metode dan teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan analisis yang menggunakan software statistik.

1. Statistik Deskriptif

Statistik Deskriptif adalah metode statistika yang digunakan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan data yang telah dikumpulkan menjadi sebuah informasi Suharyadi,2007:10.

2. Pengujian Asumsi Klasik

Penggunaan analisis regresi dalam statistik harus bebas dari asumsi-asumsi klasik seperti normalitas data, autokorelasi, heteroskedastisitas dan asumsi-asumsi klasik lainnya. Adapun pengujian asumsi klasik yang digunakan adalah sebagai berikut: a. uji normalitas Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Universitas Sumatera Utara • Analisis Grafik Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data titik pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusan: - Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. - Jika data menyebar jauh dari diagonal danatau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. • Analisis Statistik Salah satu uji statistik yang dapat dipergunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik Kolmogorov-Smirnov K-S. Menurut Santoso 2002:34, untuk mengetahui apakah distibusi residual dari data yang kita miliki normal atau tidak dengan menggunakan uji statistik Kolmogorov-Smirnov K-S dapat dilihat dari: - Nilai Sig. atau signifikansi atau probabilitas 0,05 maka distribusi data tidak normal - Nilai Sig. atau signifikansi atau probabilitas 0,05 maka distribusi data normal Universitas Sumatera Utara Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis: Ho: Data residual berdistribusi normal Ha: Data residual tidak berdistribusi normal b. uji heteroskedastisitas Uji ini memiliki tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut dengan heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk melihat ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik Scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen dengan residualnya. Jika ada pola seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur maka terjadi heteroskedastisitas. Namun, jika tidak ada pola yang jelas serta titik menyebar ke atas dan di bawah angka 0 pada sumbu X maka terjadi heteroskedastisitas, namun jika tidak ada pola yang jelas serta titik menyebar ke atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y berarti tidak terjadi heteroskedastisitas. c. uji autokorelasi Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 sebelumnya. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah dalam autokorelasi diantaranya adalah dengan Universitas Sumatera Utara Uji Durbin-Watson. Ghozali 2005:96 memberikan pedoman dalam pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi sebagai berikut: - Apabila nilai Durbin-Watson DW terletak antara 0 dan batas bawah atau Lower Bound DL, berarti ada autokorelasi positif. - Apabila nilai DW terletak antara DL dan batas atas atau Upper Bound DU berarti tidak dapat diputuskan apakah terjadi autokorelasi positif atau tidak. - Apabila nilai DW terletak antara 4 - DL dan 4, berarti ada autokorelasi negatif. - Apabila nilai DW terletak antara 4 - DU dan 4 - DL, berarti tidak dapat diputuskan apakah terjadi autokorelasi negatif atau tidak. - Apabila nilai DW terletak diantara batas atas atau Upper Bound DU dan 4 - DU, maka koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada autokorelasi baik positif maupun negatif. d. Uji Multikolinearitas Multikolinieritas adalah situasi adanya korelasi variabel-variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya. Dalam hal ini kita sebut variabel-variabel bebas ini tidak ortogonal. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi menurut Hadi 2006:168 dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu : a Salah satu ciri regresi yang terjangkit multikolinear adalah persamaan tersebut memiliki nilai R 2 yang sangat tinggi, tetapi hanya memiliki sedikit variabel independen yang signifikan Universitas Sumatera Utara memiliki nilai t hitung tinggi. Keadaan yang paling ekstrim adalah bila model memiliki nilai R 2 dan F hitung yang tinggi dan secara otomatis akan memiliki nilai signifikan F yang sangat bagus tetapi tidak satupun variabel independen yang memiliki nilai t cukup signifikan. Bila hal ini terjadi maka bisa disimpulkan bahwa bagusnya F dan R 2 karena adanya interaksi antara variabel independen yang cukup tinggi multikolinear b Indikator lain yang bisa dipakai adalah CI condition index atau eigenvalues. Bila CI berkisar 10 sampai dengan 30 maka kita bisa mengatakan bahwa persamaan tersebut terjangkit multikolinear. Bila CI 30 maka terjangkitnya semakin kecil. c VIF variabel inflation factor juga bisa digunakan sebagai indikator. Bila VIF 10 maka variabel tersebut memiliki kolinearitas yang tinggi.

3. Analisis Regresi Analisis regresi digunakan untuk mengetahui bagaimana variabel