Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ciri khas lingkungan dunia usaha saat ini ditandai oleh perkembangan yang cepat di semua bidang yang menuntut kelihaian pemimpin perusahaan dalam mengantisipasi setiap perubahan yang terjadi dalam aktivitas ekonomi global, begitupula dengan setiap perusahaan makanan dan minuman yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Dalam situasi seperti ini, perusahaan harus memperhatikan situasi pasar dan prospeknya serta dapat mempergunakan setiap peluang yang ada dengan memperhatikan perkembangan yang ada baik di dalam maupun di luar perusahaan. Bagi pihak manajemen selain dituntut untuk mengkoordinasikan penggunaan seluruh sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan secara efisien dan efektif, juga dituntut untuk dapat menghasilkan keputusan-keputusan yang menunjang terhadap pencapaian tujuan perusahaan di masa yang akan datang. Modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan atau dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang tersedia untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari-hari Sawir, 2005:129. Dengan adanya modal kerja yang cukup memungkinkan suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya tidak mengalami kesulitan dan hambatan yang mungkin akan timbul. Semakin besar modal kerja yang dimiliki suatu perusahaan mengindikasikan semakin baiklah kondisi perusahaan tersebut karena perusahaan memiliki sumber daya yaitu aktiva lancar yang besar untuk membiayai kegiatan Universitas Sumatera Utara operasi perusahaan sehari-hari. Namun keadan ini berbeda dengan perputaran modal kerja, modal kerja yang berlebih menunjukkan perputaran modal kerja yang rendah yang disebabkan rendahnya perputaran persediaan, piutang atau adanya saldo kas yang terlalu besar yang berarti adanya dana yang tidak produktif dan hal ini memberikan kerugian karena dana yang tersedia tidak dipergunakan secara efektif dalam kegiatan perusahaan. Sebaliknya kekurangan modal kerja menunjukkan perputaran modal kerja yang tinggi yang disebabkan tingginya perputaran persediaan, piutang atau adanya saldo kas yang terlalu kecil sehingga jumlah aktiva lancar tidak mampu menutupi hutang lancar, hal inilah yang akan menimbulkan kerugian atau hilangnya kesempatan untuk memperoleh laba karena perusahaan kekurangan modal kerja untuk memperluas penjualan dan meningkatkan produksinya. Inilah yang menjadi pokok permasalahan bagi pihak manajemen selama ini, seberapa besar sebaiknya modal kerja yang harus ditetapkan oleh perusahaan dan bagaimana seharusnya perputaran modal kerja yang baik dalam suatu perusahaan. Dalam menetapan modal kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan berbeda- beda begitupun dengan perputaran modal kerja yang baik dalam suatu perusahaan, salah satunya tergantung pada jenis perusahaan dan besar kecilnya perusahaan itu sendiri. Kebijakan perusahaan dalam menetapkan jumlah modal kerja secara tepat akan menghasilkan keuntungan yang benar-benar diharapkan oleh perusahaan sedangkan akibat penetapan modal kerja yang tidak tepat akan mengakibatkan kerugian. Kegiatan penetapan modal kerja tersebut bersifat dinamis sehingga harus disesuaikan dengan perkembangan perusahaan. Besarnya modal kerja suatu Universitas Sumatera Utara perusahaan merupakan salah satu alat ukur yang dapat dipergunakan perusahaan untuk menyelesaikan masalah likuiditas. Return Spread merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan dalam melakukan investasi. Return spread adalah selisih antara bunga yang diterima dari bank seandainya dana yang dimiliki perusahaan disimpan dibank, dengan hasil atau return yang diterima jika dana digunakan untuk mendanai investasi. Apabila spread selisih tinggi, yaitu profit yang diterima perusahaan lebih tinggi dari tingkat suku bunga bank, maka lebih baik perusahaan menginvestasikan dana yang dimiliki, dari pada menyimpan dana tersebut dibank. Laba inilah yang mendorong manajemen untuk meningkatakan likuiditasnya agar dana yang berada di kas tinggi, sehingga dana itu dapat digunakan untuk mendanai investasi pada saat diperlukan. Likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam melunasi hutang lancarnya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan, Hanafi, 2003 : 77. Secara umum hutang lancar dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu hutang jangka pendek, hutang dagang, dan hutang akrual accrued liabilities, sedangkan aktiva lancar perusahaan dapat dibagi menjadi lima kategori yaitu kas dan setara kas, sekuritas yang dapat diperdagangkan, piutang, persediaan dan biaya dibayar dimuka White, 2002 : 126. Rasio likuiditas dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu rasio yang membandingkan sumber – sumber kas dengan total hutang lancar dan rasio yang membandingkan arus kas dengan hutang lancar White, 2002 :127. Universitas Sumatera Utara Rasio likuiditas idealnya bagi perusahaan idealnya adalah 200, dan apabila likuiditas kurang dari 200 maka dianggap kurang baik karena apabila aktiva lancar turun maka jumlah aktiva lancar tidak cukup untuk menutupi kewajiban jangka pendeknya. Apabila jumlah aktiva lancar terlalu kecil, maka akan menimbulkan illikuid, sedangkan apabila jumlah aktiva lancar terlalu besar akan berakibat timbulnya aktiva lancar atau dana yang mengganggur, semua ini akan berpengaruh kepada jalannya operasional suatu perusahaan. Pertumbuhan penduduk indonesia yang sangat besar merupakan pasar yang sangat menjanjikan bagi perusahaan untuk memasarkan produknya. Salah satu pasar yang sangat menjanjikan adalah makanan dan minuman, karena setiap manusia akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan makanan dan minuman terlebih dahulu sebelum beralih kepada kebutuhan lain. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dalam penyusunan skripsi dengan judul “Pengaruh Perputaran Modal Kerja, Return Spread Terhadap Tingkat Likuiditas pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia”. Universitas Sumatera Utara

B. Perumusan Masalah