Perkembangan Sektor Industri Di Sumatera Utara

4.1.3 Perkembangan Sektor Industri Di Sumatera Utara

Krisis yang melanda Indonesia dan juga tentunya yang melanda Sumatera Utara membuat sektor perindustrian Sumatera Utara terpuruk hingga mengalami penurunan nilai tambah pada tahun 1998. memang, sektor industri membutuhkan modal yang ditanamkan oleh investor, baik lokal maupun internasional, untuk menggerakkan kegiatan industrinya. Sebelum adanya krisis ekonomi, tepatnya sejak tahun 1994 sektor industri menggeser peranan sektor pertanian diurutan pertama dalam membentuk PDRB Sumatera Utara. Akan tetapi peranan industri dalam perekonomian mengalami penurunan.dan peranannya kembali diambil oleh sektor pertanian. Namun pada tahun 1999, kontribusi sektor pertanian mengalami peningkatan sedangkan peranan dari sektor pertanian mengalami penurunan. Pada tahun 2004 kontribusi industri mengalami peningkatan menjadi sekitar 25,36. Peningkatan ini terutama diakibatkan oleh meningkatnya sumbangan dari sub sektor industri non migas yang memberikan sumbangan yang paling besar yaitu sebesar 99,30 dari seluruh nilai tambah dari sektor industri di Sumatera Utara pada tahun 1994, sedangakan sisanya merupakan subsektor migas. Besarnya sumbangan sub sektor migas berasal dari industri makanan, minuman, dan tembakau sebesar 57,75. Industri lain yang memberikan sumbangan yang besar yaitu industri pupuk, kimia dan barang dari karet, dan industri logam dasar dan baja yang memberikan sumbangan masing-masing sebesar 18,41 dan 9,69. Universitas Sumatera Utara Jika dilihat laju pertumbuhannya, sektor industri mengalami peningkatan selama priode 2000-2004. setelah mengalami kontraksi hingga mencapai angka negatif pada tahun 1998, sektor ini merangkak naik hingga pada tahun 2004. pertumbuhan sektor ini pada tahun 2004 mencapai 5,38, hal ini ditunjang oleh peranan dari sup sektor non migas yang juga tumbuh mencapai 5,40, dengan golongan industri alat pengangkutan, mesin dan peralatannya tumbuh paling tinggi mencapai 6.90. kemudian diikuti oleh pertumbuhan industri makanan, minuman dan tembakau yang tumbuh sebesar 5,28. Seperti yang telah dikemukakan bahwa PDRB sektor industri merupakan gambaran dari pertumbuhan dari sektor industri dan dari tabel PDRB sektor industri dibawah dapat kita lihat bahwa perkembangan PDRB sektor industri mengalami perkembangan yang cukup pesat yang tampak dari meningkatnya nilai PDRB itu sendiri setiap tahunnya dan tidak mengalami fluktuasi yang cukup berarti. Nilai pertambahannya mencapai sekitar 1 miliar setiap tahunnya dan nilai yang terendah yaitu pada tahun 1986 yaitu hanya Rp12593,3162 juta dan nilai tertingi adalah pada tahun 2006 yaitu Rp22470,566juta. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.4 Perkembangan PDRB Sektor Industri Di Sumatera Utara Berdasakan harga Konstan Tahun 1993 Tahun Nilai PDRB juta rupiah 1986 12593,3162 1987 13376,86 1988 13845,1761 1989 14595,6151 1990 15134,139 1991 15741,589 1992 16324,437 1993 16982,169 1994 17328,989 1995 17774,706 1996 17962,747 1997 18340,4 1998 17939,74 1999 18028,06 2000 18391,997 2001 18665,95 2002 18904,13 2003 19298,24 2004 20337,03 2005 21305,37 2006 22470,566 Sumber : Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, 2006 4.1.4 Perkembangan Investasi Sektor Industri Di Sumatera Utara Dari segi nilainya dan proporsinya kepada pendapatan nasional, investasi perusahaan-perusahaan tidaklah sepenting seperti pengeluaran konsumsi rumah tangga namun demikian kenyataan tersebut tidaklah hanya berarti bahwa investasi perusahaan kurang penting perannnya kalau dibandingkan dengan konsumsi rumah tangga yang berlaku adalah sebaliknya, yaitu kerap kali fluktuasi kegiatan investasi. Universitas Sumatera Utara Diberbagai negara, terutama di negara industri yang perekonomiannya sudah berkembang, investasi perusahaan adalah sangat “volatile” yaitu mengalami kenaikan dan penurunan yang sangat besar merupakan sumber yang penting dari berlakunya fluktuasi dalam kegiatan perekonomian. Disamping itu kegiatan investasi memungkinkan suatu masyarakat terus meningkatkan pendapatan nasional dan taraf kehidupan masyarakat. Peranan ini bersumber dari tiga fungsi utama dari investasi dalam perekonomian. Yang pertama, investasi merupakan salah satu fungsi dari pengeluaran agregat maka kenaikan dari investasi akan meningkatkan pengeluaran agregat dan pendapatan nasional. Peningkatan seperti ini akan selalu diikuti oleh pertumbuhan dalam kesempatan kerja. Yang kedua, pertambahan barang modal sebagai akibat dari adanya investasi akan menambahkan kasitas memproduksi dimasa depan dan perkembangan ini akan menstimulir pertambahan produksi nasional dan kesempatan kerja. Ketiga, investasi slalu diikuti oleh perkambangan teknologi. Perkembangan ini akan memberikan perkemabangan kepada kenaikan produktifitas dan pendapatan perkapita masyarakat. Investasi yang ditanamkan didalam perekonomian salah satunya ditentukan oleh adanya demand dari masyarakat, yaitu berupa konsumsi dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan merangsang tumbuhnya investasi. Karena yang kita ketahui pendapatan yang diterima oleh masyarakat akan digunakan untuk konsumsi dan sebagian lagi akan ditabung sehingga apabila penggunaan pendapatan untuk konsumsi dilambangkan dengan C dan penggunaan untuk tabungan dilambangkan dengan S, sedangkan pendapatan yang diterima dilambangkan dengan Y, maka Universitas Sumatera Utara perumusannya dapat ditulis dengan, Y = C + S. investasi merupakan salah satu faktor yang penting bagi pertumbuhan sektor industri. Agar kegiatan-kegiatan memproduksi barang dan jasa dalam sektor industri dapat terlaksana maka tentunya perlu dibangun pabrik-pabrik, sarana dan prasarana yang untuk pengadannya diperlukan dana untuk membiayainnya yang disebut dengan dana investasi. Dengan adanya kegiatan produksi maka tentunya akan tercipta kesempatan kerja akibatnya pendapatan masyarakat akan meningkat, yang selanjutnya menciptakan atau meningkatkan permintaan dipasar. Pasar berkembang ini berarti volume kegiatan produksi, kesempatan kerja, dan pendapatan meningkat, maka terciptalah pertumbuhan disektor industri yang berarti juga tercipta pertumbuhan disektor industri maka pertumbuhan ekonomi juga akan meningkat. Apabila dilihat dari segi permodalannya, sektor industri di Sumatera Utara masih sangat tergantung pada investasi asing. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan perkembangan investasi asing sejak tahun 1986- 2005 sebagai berikut, pada tahun 1986 investasi asing sebesar Rp3472,83 juta, sedangkan investasi dalam negeri sebesar Rp479,363 juta yang berarti nilai investasi asing besarnya melebihi separuh dari investasi dalam negeri. Pada tahun terakhir yakni antar atahun 2004 sampai dengan 2005 perbandingan adalah sebagai berikut sekitar Rp20501,30 juta sedangkan iinvestasi dalam negeri sebesar Rp810 juta, yang mana berarti investasi dalam negeri hanya sekitar 25,31 dari total investasi di sektor industri. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.5 Perkembangan Investasi Sektor Industri Sumatera Utara Tahun Investasi Asing juta rupiah Investasi dalam Negeri juta rupiah Total Investasi juta rupiah 1986 3472,830 479,363 3952,193 1987 4030,930 509,110 4540,04 1988 4321,160 552,798 4874,958 1989 2854,050 543,496 3397,546 1990 4624,310 592,956 5217,266 1991 3127,440 626,583 3754,023 1992 6706,260 665,709 7371,969 1993 11436,66 654,709 12041,369 1994 19923,25 688,443 20611,693 1995 9491,930 690,657 10182,587 1996 10114,33 700,062 10814,392 1997 35457,42 721,549 36178,969 1998 43763,53 744,203 44507,733 1999 31663,87 630,387 32294,257 2000 32157,82 733,878 32891,698 2001 29301,68 737,464 30039,144 2002 29667,49 746,375 30413,865 2003 35465,47 770,883 36236,353 2004 55327,95 780,993 56108,943 2005 20501,30 810,000 21311,3 2006 24705,31 879,564 25584,874 Sumber : Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, 2006

4.1.5 Perkembangan Ketenagakerjaan Sektor Industri di Sumatera Utara