Alat Analisis Uji Kesesuaian Test of Goodnest of Fit Uji Penyimpangan Klasik

2    X Y , artinya semakin tinggi tingkat investasi dalam negeri di sektor industri maka akan berpengaruh positif terhadap PDRB sektor industri di Sumatera Utara, ceteris paribus. 3    X Y , artinya semakin besar jumlah tenaga kerja yang bekerja di sektor industri maka akan berpengaruh positif terhadap PDRB sektor industri di Sumatera Utara, ceteris paribus.

3.2. Alat Analisis

Dalam penelitian ini, penganalisaan data dilakukan dengan metode statistik menggunakan program Eviews 4.1.

3.2. Uji Kesesuaian Test of Goodnest of Fit

1. Koefisien Determinasi R 2 Koefisien determinasi dilakukan untuk melihat seberapa besar kemampuan variabel indenpenden memberi penjelasan terhadap variabel dependen. Nilai R 2 berkisar antara 0 sampai 1 0 R 1. 2. Uji F-statistik Uji F dilakukan untuk melihat pengaruh variabel indenpenden secara keseluruhan atau bersama-sama terhadap variabel dependen. Universitas Sumatera Utara Pengujian ini dilakukan untuk membandingkan nilai F-hitung dengan F-tabel. Jika F-hitung F-tabel, maka H ditolak, yang artinya variabel indenpenden secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen. Nilai F-hitung dapat diperoleh dengan rumus :  F = 1 1 2 2 k n R k R    Keterangan : R 2 = Koefisien determinasi k = Jumlah variabel indenpenden n = Jumlah sample 3. Uji t-statistik Uji t-statistik merupakan suatu pengujian secara parsial yang bertujuan untuk mengetahui apakah masing-masing koefisien regresi signifikan atau tidak terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel lainnya konstan. Nilai t-hitung dapat dihitung dengan menggunakan rumus :  t = Sbi b bi  Keterangan : bi = Koefisien variabel ke-i b = Nilai hipotesis nil Sbi = Simpangan baku dari variabel indenpenden ke-i Universitas Sumatera Utara

3.5. Uji Penyimpangan Klasik

1. Multikolinearity Multikolinearity adalah alat untuk mengetahui suatu kondisi, apakah terdapat korelasi variabel indenpenden di antara satu sama lainnya. Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearity dapat dilihat dari nilai R 2 , F-statistik, t-hitung, serta standard error. Adapun multikolinearity ditandai dengan : a. Standard error tidak terhingga b. Tidak ada satupun t-statistik yang signifikan pada α = 5, α = 10, α = 1. c. Terjadi perubahan tanda atau tidak sesuai dengan teori. d. R 2 sangat tinggi. 2. Autokorelasi Autokorelasi terjadi apabila term of error µ dari periode waktu yang berbeda berkorelasi. Dikatakan bahwa term of error berkorelasi atau mengalami korelasi serial apabila variabel ei.ej  0 untuk 1  j, dalam hal ini dapat dikatakan memiliki masalah autokorelasi. Ada beberapa cara untuk mengetahui keberadaan autokorelasi, yaitu: a. Dengan memplot grafik b. Dengan Durbin-Watson D-W test. D-hit =   t e et et 2 2 1     Universitas Sumatera Utara Dengan hipotesis sebagai berikut : H o : ρ = 0, artinya tidak ada autokorelasi. H a : ρ ≠ 0, artinya ada autokorelasi. Dengan jumlah sampel tertentu dan jumlah variabel indenpenden tertentu diperoleh nilai kritis dl dan du dalam tabel distribusi Durbin-Watson untuk berbagai nilai α. Hipotesis yang digunakan adalah : Gambar 3.1 Uji D-W Statistik Keterangan : H : tidak ada korelasi Dw dl : tolak H ada korelasi positif Dw 4 – dl : tolak H ada korelasi negatif Du dw 4 – du : terima H tidak ada korelasi Dl  dw  du : tidak bisa disimpulkan inconclusive 4 – du  dw  4 – dl : tidak bisa disimpulkan inconclusive Universitas Sumatera Utara

3.7. Definisi Operasional