Teori Investasi Investasi .1 Pengertian Investasi

b. Penanaman Modal Asing PMA Yang dimaksud dengan penanaman modal asing hanyalah meliputi penanaman modal asing secara langsung berdasarkan UU No. 1 Tahun 1967 dan yang digunakan menjalakan perusahaan di Indonesia, dengan kata lain pemilik modal langsung menanggung resiko dari penanaman modal tersebut. Pengertian penanaman modal asing adalah alat pembayaran luar negeri yang tidak merupakan bagian dari kekayaan devisa Indonesia, yang dengan persetujuan pemerintah digunakan untuk pembiayaan perusahaan di Indonesia. Jadi penanaman modal asing diperlukan untuk mempercepat pembangunan ekonomi. Modal asing membantu dalam industrialisasi, dalam membangun dan menciptakan lapangan kerja yang lebih luas. Penanaman modal asing yang dilakukan di Indonesia tidak hanya dalam bentuk uang yang ditanamkan tetapi juga dalam bentuk mesin-mesin juga dalam bentuk ketrampilan teknik.

2.3.3 Teori Investasi

Teori Keynesian : Pendekatan Marginal Efisiensi Capital Efisiensi marginal capital MEC dapat didefenisikan sebagai tindakan diskonto yang yang menyamakan present value dari penghasilan capital dengan harga barang modal. Menurut pendekatan ini, suatu proyek investasi akan dilaksakan apabila MEC lebih besar dari tingkat bunga yang berlaku dipasar. Dari MEC ini dapat diproleh efisiensi marginal investasi MEI yang memperlihatkan hubungan antara investasi dengan tingkat bunga pasar. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan konsep MEI ini dengan stok capital tertentu , investasi bersih net invesment berhubungan negatif dengan tingkat bunga. Semakin tinggi tingkat bunga semakin rendah investasi dan apabila semakin rendah tingkat bunga maka investasi akan tinggi. MEC dan MEI digunakan unutk membedakan antara: 1. Jumlah investasi yang seharusnya dilakukan para pengusaha agar semua kegiatanproduksi yang baru yang memiliki tingkat pengembalian modal yang lebih atau sama dengan tingkat bunga yang berlaku dapat diwujudkan. 2. Investasi yang seharusnya dilakukan pengusaha pada suatu jangka waktu tertentuSadono Sukirno, 2000:374 Untuk lebih jelasnya dalam hal ini analisis Keynes menunjukkan faktor-faktor yang menentukan investasi yaitu : a. Tingkat Bunga Hubungan antara tingkat bunga dan investasi adalah berbanding terbalik, yaitu apabila tingkat bunga rendah maka gairah perusahaan untuk melakukan investasi akan meningkat. Hubungan antara investasi dan tingkat bunga bersifat demikian karena sifat perusahaan dalam meklakukan investasi adalah untuk mendapatkan keuntungan, dimana tingkat bunga yang tinggi akan mengurangi keuntungan yang akan diperoleh oleh perusahaan dalam melakukan investasi. b. Peningkatan aktifitas perekonoimian Harapan dengan adanya peningkatan aktifitas perekonomian dimasa yang akan datang merupakan salah satu faktor penentu dalam mengadakan investasi, karena akan ada pemikiran bahwa perekonomian akan mengalami peningkatan Universitas Sumatera Utara dimasa yang akan datang, walaupun tingkat bunga lebih besar dari tingkat MEC tetapi invetasi tetap akan dilakukan oleh investor karena mereka memiliki insting yang kuat bahwa mereka akan menerima keuntungan yang lebih besar pada masa yang akan datang. c. Kestabilan politik suatu negara Kestabilan politik suatu negara merupakan pertimbangan yang sangat menentukan dalam mengadakan investasi, karena dengan stabilnya politik suatu negara maka perkonomian akan berjalan dengan baik karenanya pihak investor dari luar tidak akan merasa kwatir untuk mengadakan penanaman modalnya di negara yang bersangkutan. d. Kemajuan teknologi Kemajuan teknologi akan meningkatkan efisiensi produksi dan mengurangi biaya produksi, dengan demikian kemajuan teknologi yang berlaku diberbagai kegiatan ekonomi akan mendorong lebih banyak investasi yang terjadi, semakin besar biaya yang diperlukan untuk mengadakan perombakan dalam teknologi maka semakin banyak investasi yang dilakukan. Adapun keputusan untuk melakukan investasi tergantung dari ketiga unsur sebagai berikut : 1. Hasil penjualan. Suatu kegiatan investasi akan memberikan tambahan hasil bagi perusahaan hanya jika investasi mampu menjual lebih banyak, ini berarti bahwa faktor penentu yang sangat berperan dalam investasi adalah tingkat out put secara Universitas Sumatera Utara keseluruhanGNP. Bila pabrik-pabrik beroperasi dibawah kapasitas normalnya maka perusahaan tidak akan berkeinginan untuk membangun pabrik yang baru atau mengadakaan perluasan kegiatan produksi, jadi dengan kata lain investasi tidak akan terlaksana. Secara umum investasi tergantung dari hasil penjualan yang akan dilaksanakan dari seluruh kegiatan perekonomian. 2. Biaya Faktor kedua orang melakukan investasi adalah biaya investasi. Karena barang-barang yang berumur panjang maka analisis biaya lebih rumit daripada biaya komoditi yang lain seperti batu bata atau gandum. Apabila kita membeli barang- barang yang berumur panjang kita harus menghitung harga dari modal itu, dalam hal ini dinyatakan dalam tingkat bunga pinjaman. Pemerintah kadang kala memakai kebijakan fiskal untuk mempengaruhi investasi di sektor tertentu, dalam hal ini maka tingkat pajak sangat mempengaruhi biaya investasi yang terjadi. 3. Ekspektasi Unsur ketiga yang ikut mempengaruhi dalam melakukan investasi adalah ekspektasi dan kepercayaan dunia usaha. Pada hakekatnya investasi bisa dikatakan sebagai perjudian mengenai masa depan, dengan taruhan hasil investasi akan lebih besar dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan dalam melakukan investasi. Bila kalangan bisnis beranggapan bahwa kondisi ekonomi Jerman akan mengalami depresi pada masa yang akan datang maka jelas mereka tidak akan mau mengadakan investasi atau penanaman modal di Jerman. Tetapi jika mereka melihat adanya pemulihan kegiatan ekonomi maka mereka akan mengadakan perluasan usaha disana. Universitas Sumatera Utara Jadi keputusan mengadakan investasi tergantung juga pada ekspektasi akan kondisi masa yang akan datang namun seperti yang kita ketahui bahwa kondisi masa depan sangat sulit untuk diramalkan. Dunia usaha berusaha keras melakukan analisis investasi dan berusaha memperkecil ketidakpastian investasi mereka. 2.4 Ketenagakerjaan 2.4.1 Pengertian Tenaga Kerja