Bobot Kering Tajuk g Luas Daun Bendera cm

Pada parameter tinggi tanaman cm 6 MST rataan tertinggi terdapat pada T1 64,47 dan terendah pada T5 55,60. Pada parameter tinggi tanaman cm 8 MST rataan tertinggi pada T1 79,47 dan terendah adalah T5 71,87.

2. Jumlah Anakan per Sampel batang

Hasil pengamatan dan analisis sidik ragam dari jumlah anakan pada 4, 6, dan 8 Minggu Setelah Tanam MST dapat dilihat dari Lampiran 11-16. Rataan jumlah anakan batang pada 4, 6, dan 8 MST dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Rataan Jumlah Anakan 4, 6, 8 MST batang pada pemberian soil conditioner Perlakuan Jumlah Anakan 4 MST 6 MST 8 MST T1 10.43 15.68 21.33 T2 10.30 13.65 16.55 T3 10.63 16.10 19.20 T4 12.45 15.60 19.25 T5 12.13 15.18 15.90 T6 11.15 16.48 18.25 T7 8.75 13.28 16.78 Dari Tabel 3 diketahui bahwa rataan jumlah anakan batang 4 MST tertinggi terdapat pada perlakuan T4 12,45 dan terendah pada T7 8,75. Pada rataan jumlah anakan batang 6 MST tertinggi terdapat pada perlakuan T6 16,48 dan terendah pada T7 13,28. Pada rataan jumlah anakan batang 8 MST tertinggi terdapat pada perlakuan T1 21,33 sedangkan yang terendah terdapat pada perlakuan T5 15,90.

3. Bobot Kering Tajuk g

Hasil pengamatan dan analisis sidik ragam dari bobot kering tajuk g dapat dilihat dari Lampiran 17-19. Rataan bobot kering tajuk dapat dilihat pada Tabel 4. Universitas Sumatera Utara Tabel 4. Rataan Bobot Berat Kering Tajuk g pada pemberian soil conditioner Perlakuan Rataan T1 61.54a T2 26.25b T3 22.63b T4 32.55b T5 26.32b T6 27.89b T7 27.03b Keterangan : Angka – angka yang diikuti oleh huruf kecil yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut uji Duncan pada taraf uji 5. Dari Tabel 4 diketahui bahwa rataan bobot kering tajuk g tertinggi terdapat pada perlakuan T1 61,54 sedangkan yang terendah terdapat pada perlakuan T3 22,63. 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 T1 T2 T3 T4 T5 T6 T7 B e r a t T a j u k Perlakuan Gambar 1. Histogram Bobot Kering Tajuk g 4. Bobot Kering Akar g Hasil pengamatan dan analisis sidik ragam dari bobot kering akar g dapat dilihat dari Lampiran 20-21. Rataan bobot kering akar g dapat dilihat pada Tabel 5. Universitas Sumatera Utara Tabel 5. Rataan Bobot Kering Akar g pada pemberian soil conditioner Perlakuan Rataan T1 41.04 T2 24.73 T3 22.63 T4 32.55 T5 24.03 T6 27.89 T7 24.84 Dari Tabel 5 diketahui bahwa rataan bobot kering akar g tertinggi terdapat pada perlakuan T1 41.04 sedangkan yang terendah terdapat pada perlakuan T3 22,63.

5. Luas Daun Bendera cm

2 Hasil pengamatan dan analisis sidik ragam dari luas daun bendera cm 2 dapat dilihat dari Lampiran 22-24. Rataan luas daun bendera dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Rataan Luas Daun Bendera cm² pada pemberian soil conditioner pembenah tanah Perlakuan Rataan T1 2.71b T2 3.37ab T3 3.40a T4 3.15b T5 3.35b T6 4.13a T7 3.42a Keterangan : Angka – angka yang diikuti oleh huruf kecil yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut uji Duncan pada taraf uji 5. Dari Tabel 6 diketahui bahwa rataan luas daun bendera cm 2 tertinggi terdapat pada perlakuan T6 4.13 sedangkan yang terendah terdapat pada perlakuan T1 2.71. Universitas Sumatera Utara Gambar 2. Histogram Luas Daun Bendera cm 2 6. Jumlah Malai Per Sampel Tangkai Hasil pengamatan dan analisis sidik ragam dari jumlah malai per sampel tangkai dapat dilihat dari Lampiran 25-27. Rataan jumlah malai per sampel tangkai dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Rataan Jumlah Malai per Sampel tangkai pada pemberian soil conditioner Perlakuan Rataan T1 20.80a T2 11.78b T3 11.60b T4 11.18b T5 11.65b T6 12.68b T7 12.25b Keterangan : Angka – angka yang diikuti oleh huruf kecil yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut uji Duncan pada taraf uji 5. Dari tabel 7 diketahui bahwa rataan jumlah malai per sampel tangkai tertinggi terdapat pada perlakuan T1 20,80 sedangkan yang terendah terdapat pada perlakuan T4 11,18. Universitas Sumatera Utara Gambar 3. Histogram Jumlah Malai Tangkai 7. Jumlah Gabah Berisi butir Hasil pengamatan dan analisis sidik ragam dari jumlah gabah berisi butir dapat dilihat dari lampiran 28-29. Rataan jumlah gabah berisi per sampel dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Rataan Jumlah Gabah Berisi per Sampel butir pada pemberian soil conditioner Perlakuan Rataan T1 902.43 T2 721.83 T3 710.95 T4 648.28 T5 763.88 T6 809.80 T7 789.48 Dari tabel 8 diketahui bahwa rataan jumlah gabah berisi tertinggi terdapat pada perlakuan T1 902.43 sedangkan yang terendah terdapat pada perlakuan T4 648.28. Universitas Sumatera Utara

8. Persentase Gabah Berisi