berikutnya. Anakan kedua tumbuh pada batang bawah anakan pertama yaitu pada buku pertama, dan juga membentuk perakaran sendiri. Anakan ketiga tumbuh
pada buku pertama pada batang anakan kedua. Jumlah anakan maksimum dicapai pada umur 50-60 hari setelah tanam Aak,1990.
Biji padi atau gabah terdiri dari dua penyusun utama yaitu 72-82 bagian yang dapat dimakan kariopsis dan 18-28 kulit gabah atau sekam. Kariopsis
tersusun dari 1-2 perikarp, 4-6 aleuron dan testa, 2-3 lemma dan 89-94 endosperm Haryadi,2006.
Gabah buah padi ini adalah buah padi yang diselubungi oleh sekam kulit gabah. Gabah buah padi ini juga dapat rusak karena gangguan hama yang
memakan buah padi. Gangguan tanaman padi yang penyebarannya sangat cepat ialah hama padi, karena dalam waktu yang sangat singkat populasi hama
berkembang dengan cepat Aak, 1990. Syarat Tumbuh
1. Iklim
Temperatur sangat mempengaruhi pengisian biji padi. Temperatur yang rendah dan kelembaban yang tinggi pada waktu pembungaan akan mengganggu
proses pembuahan yang mengakibatkan gabah menjadi hampa. Hal ini terjadi akibat tidak membukanya bakal biji. Temperatur yang juga rendah pada waktu
bunting dapat menyebabkan rusaknya pollen dan menunda pembukaan tepung sari Luh, 1991
Suhu mempunyai pengaruh penting terhadap pertumbuhan. Suhu yang terlalu rendah pada waktu pertumbuhan permulaan sangat menghambat
Universitas Sumatera Utara
pengembangan daripada kecambah, sehingga pemindahan terlambat dan pembentukan anakan berkurang. Sedangkan suhu rendah setelah pembentukan
malai akan menyebabkan peningkatan sterilitas dan mengurangi berat biji. Perbedaan suhu yang jelas antara siang dan malam akan mempercepat
pematangan biji, terutama bila suhu malam yang rendah Hasyim, 2000. Tanaman padi dapat tumbuh di daerah tropissubtropis pada 45
LU– 45 LS dengan cuaca panas dan kelembapan tinggi dengan musim hujan 4 bulan.
Rata–rata curah hujan yang baik adalah 200 mmbulan atau 1500–2000 mmtahun. Padi dapat ditanam di musim kemarau atau hujan. Pada musim
kemarau, produksi meningkat asalkan air irigasi selalu tersedia. Di musim hujan, walaupun air melimpah produksi dapat menurun, karena penyerbukan kurang
intensif Warintek, 2008. Tanaman padi dapat tumbuh pada daerah mulai dari dataran rendah sampai
dataran tinggi. Di dataran rendah padi memerlukan ketinggian tempat 0–650 m dpl dengan temperatur 22
C–27 C sedangkan di dataran tinggi 650–1.500 m dpl
dengan temperatur 19 C–23
C Warintekbantul, 2008.
2. Tanah
Tanah yang dikehendaki tanaman padi adalah tanah dengan pH 4,0–7, 0. Pada padi sawah, penggenangan akan mengubah pH tanah menjadi netral 7,0.
Pada prinsipnya, tanah berkapur dengan pH 8,1–8, 2 tidak merusak tanaman padi. Karena mengalami penggenangan, tanah sawah memiliki lapisan reduksi yang
tidak mengandung oksigen dan pH tanah sawah biasanya mendekati netral Warintekristek, 2008.
Universitas Sumatera Utara
Padi tumbuh baik di daerah tropis maupun subtropis. Untuk padi sawah, ketersediaan air yang mampu menggenangi lahan tempat penanaman sangat
penting. Oleh karena air menggenang terus menerus maka tanah sawah harus memiliki kemampuan menahan air yang tinggi, seperti tanah lempung
Suparyono dan Setyono, 1997. Tanah yang baik adalah tanah yang tercukupi unsur haranya, unsur hara
yang diberikan secara berlebihan juga akan mengganggu pertumbuhan dan produksi tanaman, misalnya unur hara N yang diperlukan tanaman khususnya
didalam fotosintesa. unsur hara N didalam tanah untuk tanaman yang terpenting adalah sebagai penyusun atau bahan dasar protein dan pembentukan klorofil,
karena itu unsur N mempunyai fungsi Membuat bagian – bagian tanaman menjadi lebih hijau, banyak mengandung butir – butir hijau dan yang penting dalam proses
fotosintesa. Mempercepat pertumbuhan tanaman yang dalam hal ini menambah tinggi tanaman dan merangsang jumlah anakan, menambah ukuran daun dan besar
gabah serta memperbaiki kualitas tanaman dan gabah, menambah kadar protein beras, menyediakan bahan makanan bagi mikrobia jasad- jasad renik yang
bekerja menghancurkan bahan – bahan organik didalam
tanah Departemen Pertanian, 1977.
Nitrogen juga berperan dalam pembentukan zat hijau daun atau klorofil. Klorofil sangat berguna untuk membantu proses fotosintesis. Selain itu, nitrogen
bermanfaat dalam pembentukan protein, lemak, dan berbagai persenyawaan organik lainnya. Perlu diketahui, sekitar 78 volume udara terdiri atas nitrogen
Parnata, 2010.
Universitas Sumatera Utara
Unsur hara N mempunyai fungsi untuk mempergiat pembentukan klorofil, memperbanyak anakan, mempercepat pertumbuhan dan menambah lebar luas
daun Soemartono, dkk, 1982.
Soil Conditioner Pembenah Tanah
Soil conditioner berfungsi menambahkan nutrisi, memperkaya tanah dan memungkinkan tanaman untuk tumbuh lebih besar dan kuat. Soil conditioner
dapat digunakan untuk meningkatkan retensi air di tanah kering, tanah kasar yang tidak menahan air dengan baik, dan ditambahkan untuk menyesuaikan pH tanah
agar memenuhi kebutuhan tanaman tertentu atau untuk membuat tanah sangat asam atau alkali lebih bermanfaat . Beberapa contoh soil conditioner meliputi:
bonemeal, gambut, ampas kopi, kompos, sabut, pupuk kandang, jerami, vermikulit, belerang, kapur, bloodmeal, teh kompos, pupuk kimia, dan sphagnum
lumut. Mulsa juga merupakan bentuk conditioner tanah, Seperti yang biasa digunakan untuk membantu mempertahankan kelembaban tanah dan nutrisi
sehingga tanaman tetap sehat. Banyak soil conditioner datang dalam bentuk produk organik bersertifikat. Beberapa soil conditioner bekerja masuk ke dalam
tanah dan diserap akar tanaman. Juga dapat diterapkan sebelum atau setelah tanam, atau secara periodik selama musim pertumbuhan, seperti halnya dengan
pupuk kimia dan mulsa Smith. 2010. Konsep penggunaan bahan pembenah tanah adalah: 1 pemantapan
agregat tanah untuk mencegah erosi dan pencemaran, 2 merubah sifat hidropobik atau hidrofilik, sehingga merubah kapasitas tanah menahan air water
holding capacity, 3 meningkatkan kapasitas tukar kation KTK tanah. Beberapa bahan pembenah tanah juga mampu menyuplai unsur hara tertentu,
Universitas Sumatera Utara
meskipun jumlahnya relatif kecil dan seringkali tidak semua unsur hara terkandung dalam bahan pembenah tanah dan dapat segera digunakan untuk
tanaman Dariah, 2007. Soil Conditioner mengendurkan tanah liat berat untuk memudahkan
penetrasi lebih dalam udara dan air tanah liat dan tanah dipadatkan ketat membatasi pertumbuhan akar penetrasi air. Penetrasi lebih baik dari udara
air dan pertumbuhan akar tidak dibatasi, meningkatkan pertumbuhan keseluruhan tanaman, sayuran, bunga dan mengendurkan berpori tanah memfasilitasi
penyerapan yang lebih baik dari nutrisi dan air. Menetralisir garam yang tidak diinginkan untuk memungkinkan pertumbuhan rumput dan semak belukar
Indiamart, 2010. Mikroorganisme Tanah
Mikroorganisme dapat digunakan untuk peningkatan kesuburan tanah melalui fiksasi N2, siklus nutrien, dan peternakan hewan. Nitrogen bebas
merupakan komponen terbesar udara. Unsur ini hanya dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan dalam bentuk nitrat dan pengambilan khususnya melalui akar.
Pembentukan nitrat dari nitrogen ini dapat terjadi karena adanya mikroorganisme. Penyusunan nitrat dilakukan secara bertahap oleh beberapa genus bakteri secara
sinergetik. Azotobacter yang diinokulasi dari tanah atau biji dengan Azotobacter efektif meningkatkan hasil tanaman budidaya pada tanah yang dipupuk dengan
kandungan bahan organik yang cukup. Azotobacter juga diketahui mampu mensintesis substansi yang secara biologis aktif seperti vitamin-vitamin B, asam
indol asetat, dan giberelin dalam kultur murni. Organisme ini memiliki sifat dapat menghambat pertumbuhan jamur fungistatik bahkan jamur tertentu yang sangat
Universitas Sumatera Utara
patogen seperti Alternaria dan Fusarium. Sifat Azotobacter ini dapat menjelaskan pengaruh menguntungkan yang dapat diamati pada bakteri ini dalam
meningkatkan tingkat perkecambahan biji, pertumbuhan tanaman, tegakan tanaman, dan pertumbuhan vegetatif Iqbal, 2010.
Mikroorganisme berperan dalam menstabilkan keadaan kimia dan fisika tanah, sehingga secara keseluruhan merupakan soil conditioner. Selain itu,
mikroorganisme juga berfungsi untuk merangsang pertumbuhan pseudomonas putida dan pseudomonas flourescent yang bersimbiosis dengan tanaman
Parnata, 2010. Fungsi lain dari mikroorganisme adalah menguraikan bahan kimia yang
sulit diserap menjadi bentuk yang mudah diserap tanaman. Mikroorganisme ternyata mengeluarkan suatu jenis zat yang berfungsi untuk memperlancar
penyaluran hara dan air dari akar ke daun. Zat yang dikeluarkan oleh mikroorganisme ini dapat membantu penyebaran air dan nutrisi ke seluruh
permukaan daun. Keadaan ini akan meningkatkan produksi tanaman karena penyaluran air dan nutrisi ke permukaan daun berjalan lancar Parnata, 2010.
Sawah
Sawah adalah lahan usahatani yang secara fisik permukaan tanahnya rata dan dibatasi oleh pematang. Menurut sumber airnya, sawah di bagi atas sawah
irigasi teknis dan sawah non irigasi. Sawah irigasi teknis adalah sawah yang pengairan saluran pemberi terpisah dari saluran pembuang agar penyediaan dan
pembagian irigasi dapat sepenuhnya diatur dan diukur dengan mudah. sedangkan sawah non irigasi adalah sawah yang sumber air utamanya berasal dari curah
hujan Direktorat Jendral Pengelolaan Lahan dan Air, 2007.
Universitas Sumatera Utara
Tanah yang baik untuk areal persawahan adalah tanah yang mampu memberikan kondisi tumbuh tanaman padi. Kondisi yang baik untuk pertumbuhan
tanaman padi sangat ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu posisi topografi yang berkaitan dengan kondisi hidrologi, porositas tanah yang rendah dan tingkat
keasaman tanah yang netral dan sumber air alam Suparyono dan Setyono, 1997. Pengolahan sawah yang dilumpurkan pudling pada lahan bukaan baru
telah diteliti meskipun belum dikaitkan dengan produksi tanaman padi. Hasilnya, makin intensif pelumpuran yang dilakukan, maka makin kecil air yang hilang
melalui perkolasi yang berimplikasi pada efisiensi pemanfatan air
Subagyono dkk., 2001. Profil tanah sawah memiliki lapisan oksidasi dan reduksi. Pada lapisan
reduksi tanah sawah merupakan lapisan yang baik dalam penyerapan unsur hara tanaman, karena kestabilan haranya terjaga sehingga dapat di manfaatkan oleh
akar tanaman padi Hasibuan, 2006. Legowo
Legowo adalah cara tanam padi sawah yang memiliki beberapa barisan tanaman kemudian diselingi oleh 1 baris kosong dimana jarak tanam pada barisan
pinggir ½ kali jarak tanaman pada baris tengah. Namun dari hasil penelitian, tipe terbaik untuk mendapatkan produksi gabah tertinggi dicapai oleh legowo 4:1.
Pengertian jajar legowo 4 : 1 adalah cara tanam yang memiliki 4 barisan kemudian diselingi oleh 1 barisan kosong dimana pada setiap baris pinggir
mempunyai jarak tanam 2 kali jarak tanam pada barisan tengah. Dengan demikian, jarak tanam pada tipe legowo 4 : 1 adalah 20 cm antar barisan dan
Universitas Sumatera Utara
pada barisan tengah x 10 cm barisan pinggir x 40 cm barisan kosong BPTP Banten, 2009.
Menanam bibit di sawah biasanya dilaksanakan dengan pola tanam tertentu salah satunya adalah dengan pola legowo. Penanaman padi perlu diatur
agar tidak terjadi persaingan yang hebat untuk mendapatkan unsur-unsur makanan dan cahaya matahari, penyianganpun mudah. Penanaman yang terlalu dalam dapat
juga menyebabkan pertumbuhan akar terlambat dan anakan berkurang Soemartono, dkk, 1982
Cara penanaman bibit dengan sistem tanam legowo ini yakni mengatur jarak tanam dengan tujuan bibit yang ditanam akan mampu menghasilkan anakan
yang maksimal, selama ini petani hanya mampu memproduksi 5 hingga 6 ton gabah kering panen GKP dengan menggunakan system legowo hasil produksi
akan meningkat hingga mencapai 7,5 ton GKP perhektarnya. Adapun cara penanaman system legowo ini yaitu dengan membuat jarak tanam benih 4 x 1,
6x1 atau 12 x 1 yang fungsi dari jarak tersebut untuk memudahkan dalam pemupukan, penyemprotan, disamping untuk merangsang tumbuhnya anakan
yang mampu mencapai 40 anakan setiap dua batang benih yang ditanam, serta menghindarkan dari serangan hama Sunarseno, 2010.
Universitas Sumatera Utara
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian lapangan dilakukan di Desa Pasar Melintang, Kecamatan Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, dengan ketinggian ± 26 m di
atas permukaan laut dengan topografi datar. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan September 2010 sampai dengan bulan Januari 2011.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih padi Varietas inpari 3, Pupuk Urea, Pupuk TSP, Pupuk KCL, Soil Conditioner pembenah tanah
yang diuji dengan merek dagang Bali Soil Nutrient dan plastik. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, tali, meteran,
alat tulis, papan lat, hand sprayer, leaf area meter, timbangan analitik, oven.
Metode Penelitian
Penelitian disusun menggunakan rancangan acak kelompok randomized complete block design non faktorial yang terdiri atas:
Tabel 1. Perlakuan yang Diaplikasikan Saat Penelitian Aplikasi benih
Aplikasi dilapangan SC ml kg Benih
2 MSPT SC ml 750 L air 7 MSPT
T1 ----
125 kg urea 125 kg urea
T2 2.0 ml
250 ml SC + 62,5 kg urea 62,5 kg urea
T3 2.5 ml
250 ml SC + 62,5 kg urea 62,5 kg urea
T4 ----
250 ml SC + 125 kg urea 62,5 kg urea
T5 1.5 ml
62,5 kg urea 62,5 kg urea
T6 ---
250 ml SC + 62,5 kg urea 62,5 kg urea
T7 1.5 ml 500 ml SC + 62.5 kg
62,5 kg urea
SC : Soil Conditioner
Universitas Sumatera Utara
Jarak Tanam : 20 x 10 cm
Jumlah Plot : 28 plot
Jarak antar plot : 50 cm
Jarak antar Blok : 30 cm
Ukuran Plot : 5 m x 4 m
Jumlah populasiplot : 720
Jumlah sampelplot : 10
Jumlah tanaman seluruhnya : 20. 160 Jumlah sampel seluruhnya
: 280 Model linear yang diasumsikan untuk Rancangan Acak Kelompok non
faktorial adalah sebagai berikut: Yij = µ +
ρi + σij + εij i = 1,2,3,4 j = 1,2,3,4,5,6,7
dimana: Yij = hasil pengamatan pada blok ke i dan perlakuan ke j
µ = nilai tengah sebenarnya ρi = pengaruh soil conditioner pembenah tanah pada taraf ke i
σij = pengaruh blok pada taraf ke j εij = pengaruh eror pada blok ke i dan perlakuan ke j
Uji lanjutan yang digunakan dalam menentukan notasi bagi perlakuan yang berpengaruh nyata terhadap parameter yang diamati adalah uji jarak
berganda Duncan pada taraf 5 Steel and Torrie, 1989. Dan membandingkan perlakuan yang berlawanan dilakukan uji lanjutan adalah uji kontras.
Universitas Sumatera Utara
PELAKSANAAN PENELITIAN
Persiapan Areal persemaian
Ukuran lahan persemaian adalah 125 dari luas sawah yang akan ditanami yaitu 5 m x 4 m, yang dibersihkan terlebih dahulu dari sisa rumput bekas tanaman
lain. Lahan persemaian terdiri atas campuran tanah, kompos, dan disiram setiap hari.
Perendaman Benih
Benih direndam dengan air selama ± 24 jam kemudian ditiriskan selama ± 6 jam kemudian diberikan soil conditioner pembenah tanah sesuai dengan
perlakuan.
Penyemaian Benih
Benih kemudian disemai pada tempat persemaian yang telah dipersiapkan dengan keadaan merata dan tidak terlalu rapat. Benih yang digunakan sebanyak
0.125kg benih m
2
Persiapan areal tanam
Seminggu sebelum pengolahan tanah, dilakukan penggenangan air ± 5cm untuk melunakkan tanah sawah, lahan sawah yang digunakan berukuran
22.5 m x 26.1 m, areal tanah kemudian digemburkan dengan cara membajak selanjutnya digaru untuk mendapatkan permukaan tanah yang baik. Setelah itu
dibuat blok dengan jarak antar blok 30 cm.
Pembuatan Plot Percobaan
Pembuatan plot percobaan yakni dengan membagi lahan menjadi 4 blok dan 28 plot dengan jarak antar plot 50 cm dan jarak antar blok 30 cm dengan
Universitas Sumatera Utara
ukuran plot percobaan 500 cm x 400 cm, sehingga luas lahan penelitian adalah 22.5 m x 26.1 m atau sama dengan 587.25 m
2
.
Pembuatan Jarak Tanam
Jarak tanam yang digunakan adalah menggunakan sistem legowo Lampiran 3. Tiap plot dibuat empat baris yang rapat kemudian diberi sela satu
barisan kosong, kemudian ditanam lagi empat baris yang rapat. Tanaman ditanam dengan jarak 20 cm x 10 cm membentuk satu baris, agar barisan lurus gunakan
tali dan papan lat.
Penanaman Bibit
Penanaman bibit ke sawah dilakukan pada saat umur persemaian berumur 13 hari ketika daun sudah tumbuh 2-3 helai, tidak kuning, sehat dan bebas dari
hama penyakit. Pencabutan bibit dilakukan dengan hati-hati, sehingga tidak merusak akar. Bibit yang dicabut dengan persemaian langsung ditanam ke lubang
tanam dengan jumlah bibit 1 perlubang tanam. Tujuan pemindahan bibit dengan umur yang muda agar bibit cepat kembali beradaptasi dengan areal tanam yang
baru, sehingga akar dapat tumbuh kuat dan dalam, menghasilkan anakan yang lebih banyak, tahan rebah, tahan kekeringan dan tanaman lebih cepat menyerap
pupuk
Pemeliharaan Tanaman 1.
Penyulaman
Penyulaman dilakukan 2-7 hari setelah tanam. Penyulaman dilakukan pada tanaman padi yang tidak tumbuh normal atau mati.
Universitas Sumatera Utara
2. Pemupukan