Proses Berdasarkan Metode Standar 1. Melakukan pengujian kadar Air metode Oven

1.4. Menyiapkan sampel uji meregistrasi,menghomogenisasi ,pereaksi larutan membuat larutan menstandarisasi larutan yang diperlukan untuk uji penetapan kadar air, penetapan kadar abu, penetapan protein, penetapan lemak, penetapan kadar serat kasar dan penetapan karbohidrat bukan serat..  Semua sampel uji diregistrasi pada dokumen mutu log book dan dibagi dua untuk uji dan arsip; sampel uji kimia dihomogenkan dan diukur sesuai syarat metode uji;  Larutan atau pereaksi dibuat dan diukur sesuai kebutuhan, Pereaksi larutan standar dibuat dan distandarisasi  Bahan habis pakai disiapkan jumlah dan jenis yang cukup  Terdapat sampel uji arsip yang tidak disiapkan dan bahan penunjang tidak lengkap, pereaksi disiapkan berlebihsisa dibuang  Terdapat salah satu sampel tidak dihomogenkan, tidak aseptis dan tidak higienis, pereaksi standar tidak distandarisasi  Terdapat sejumlah tidak dihomogenkan, tidak higienis, tidak aspetis dan tidak disiapkan arsipnya, pereaksi standar tidak distandarisasi, kondisi perekasi rusak 4.0 3,0 2,0 1,0 2. Proses Berdasarkan Metode Standar 2.1. Melakukan pengujian kadar Air metode Oven 5156-P1-1516 Hak Cipta pada Kemdikbud PP-1067 2.1.1. Menimbang sampel uji yang sudah disiapkan sesuai SOP  Sampel uji homogen ditimbang dengan wadah cawan porselenaluminium petridiks yang diketahui bobot konstannya, jumlah sesuai metode dan ketelitian 3 – 4 digit decimal, tanpa bahan tercecer  Sampel uji homogen ditimbang dengan wadah cawan perselen aluminium petridisk yang diketahui bobot konstannya dengan ketelitian 3 digit decimal tetapi terdapat bahan tercecer di neracan dan dibersihkan  Sampel ditimbang dengan wadah cawan porselen aluminiumpetri yang bobotnya diketahui tetapi belum konstan dan terdapat ceceran bahan yang dibiarkan pada alat  Sampel tidak homogeny, ditimbang dengan cawan bukan proselen aluminum petridan wadah kotor, dan terdapat ceceran bahan 4.0 3,0 2,0 1,0 5156-P1-1516 Hak Cipta pada Kemdikbud PP-1167 2.1.2. Mengeringkan sampel  Oven diset pada suhu 105 o C atau suhu 130 o C , sampel dikeringkan selama 3-4 jam atau selama 1 jam, didinginkan dalam desikator, dikeringkan kembali dengan kondisi suhu 105 o C atau suhu 130 o C selama 30 – 60 menit  Oven diset pada suhu 105 o C atau suhu 130 o C , sampel dikeringkan selama 3-4 jam atau selama 1 jam, didinginkan dalam desikator, dikeringkan kembali suhu 105 o C atau suhu 130 o C, posisi sampel dalam  Oven diset pada suhu 105 o C atau suhu 130 o C , sampel dikeringkan selama 3-4 jam atau selama 1 jam, didinginkan dalam desikator, tidak dikeringkan kembali suhu 105 o C atau suhu 130 o C, posisi sampel dalam berubah  Oven diset pada suhu 105 o C atau suhu 130 o C yang tidak konstanberubah-ubah, sampel dikeringkan selama 3-4 jam atau selama 1 jam, didinginkan dalam desikator, dikeringkan kembali suhu 105 o C atau suhu 130 o C, posisi sampel dalam wadah berubah , tercecer  4.0 3,0 2,0 1,0 5156-P1-1516 Hak Cipta pada Kemdikbud PP-1267 2.1.3. menimbang sanpel hasil pengeringan hingga diperoleh bobot konstan  Oven diset pada suhu 105 o C atau suhu 130 o C , sampel dikeringkan selama 3-4 jam atau selama 1 jam, didinginkan dalam desikator dan timbang dengan neraca analtik dengan 3-4 digit decimal, dikeringkan kembali dan ditimbang kembali hingga bobot konstanbeda antar- penimbangan 0,5 – 1 mg  Oven diset pada suhu 105 o C atau suhu 130 o C , sampel dikeringkan selama 3-4 jam atau selama 1 jam, didinginkan dalam desikator dan timbang dengan neraca analtik dengan 3 digit decimal, dikeringkan kembali dan ditimbang kembali hingga bobot konstan beda antar- penimbangan 1 mg  Oven diset pada suhu 105 o C atau suhu 130 o C , sampel dikeringkan selama 3-4 jam atau selama 1 jam, didinginkan dalam desikator dan timbang dengan neraca analtik dengan 3-4 digit decimal, dikeringkan kembali dan ditimbang kembali hingga bobot belum konstanbeda antar- penimbangan 2 mg  Oven diset pada suhu 105 o C atau suhu 130 o C , sampel dikeringkan selama 3-4 jam atau selama 1 jam, didinginkan dalam desikator dan timbang dengan neraca analtik dengan 3-4 digit decimal, dikeringkan kembali dan ditimbang kembali hingga bobot belum konstanbeda antar- penimbangan 5 mg, terjadi sampel tercecer. 4.0 3,0 2,0 1,0 2.1.4 Hati-hati, cermat, obyektif dan tanggungjawab mencatat, mengolah data hasil pengukuran dan menginterpretasi hasil pengujian  5156-P1-1516 Hak Cipta pada Kemdikbud PP-1367  2.2.Melakukan Pengujian Kadar Abu Total metode gravimetric 2.2.1. Menimbang sampel uji yang sudah disiapkan sesuai SOP  Sampel uji homogen ditimbang dengan wadah cawan porselenpltina yang diketahui bobot konstannya, jumlah sesuai metode dan ketelitian 3 – 4 digit decimal, tanpa bahan tercecer  Sampel uji homogen ditimbang dengan wadah cawan perselen platina yang diketahui bobot konstannya dengan ketelitian 3 digit decimal tetapi terdapat bahan tercecer di neracan dan dibersihkan  Sampel ditimbang dengan wadah cawan porselen platina yang bobotnya diketahui tetapi belum konstan dan terdapat ceceran bahan yang dibiarkan pada alat  Sampel tidak homogeny, ditimbang dengan cawan bukan proselen platina dan wadah kotor, dan terdapat ceceran bahan 4.0 3,0 2,0 1,0 5156-P1-1516 Hak Cipta pada Kemdikbud PP-1467 2.2.2. Mengarangkan sampel  Sampel dalam cawan proselen platina, diarangkan di ruang asam dengan pemanas listrik Bunsen dengan penambahan etanol, sampel menjadi arang dan pembakaran sampai tidak berasap lagi  Sampel dalam cawan proselen platina, diarangkan di ruang asam dengan pemanas listrik Bunsen dengan penambahan etanol, sampel menjadi arang dan pembakaran masih bertasap  Sampel dalam cawan proselen platina, diarangkan di ruang asam di luar ruangan dengan pemanas listrik Bunsen dengan, sampel belum jadi arang dan pembakaran masih berasap  Sampel dalam cawan proselen platina, diarangkan di ruang asam dengan pemanas listrik Bunsen sampel belum menjadi arang dan pembakaran berasap serta terdapat sampel tercecer 4.0 3,0 2,0 1,0 5156-P1-1516 Hak Cipta pada Kemdikbud PP-1567 2.2.3. Mengabukan sampel hasil pengarangan dengan Tanur furnace  Suhu tanur 550 + 25 o C , sampel diproses hingga menjadi abu sempurna selama 3-6 jam, didinginkan dalam desikator dan ditambahkan beberapa tetes akuades; pengabuan dilanjutkan hingga sampel berubah total menjadi abu selama 30 – 60 menit.  Suhu tanur 550 + 25 o C , sampel diproses hingga menjadi abu sempurna selama 3-6 jam, didinginkan dalam desikator dan tidak ditambahkan beberapa tetes akuades; pengabuan dilanjutkan hingga sampel berubah total menjadi abu selama 30 menit.  Suhu tanur 550 + 25 o C , sampel diproses hingga menjadi abu sempurna selama 3 jam, didinginkan dalam desikator  Suhu tanur kurang atau lebih tinggi dari 550 + 25 o C , sampel diproses kurang dari 3 jam atau lebih dari 6 jam, didinginkan dalam desikator 4.0 3,0 2,0 1,0 5156-P1-1516 Hak Cipta pada Kemdikbud PP-1667 2.2.4. Menimbang sampel hasil pengabuan hingga diperoleh bobot konstan  Cawan proselenplatina dan abu hasil pengabuan tahap I, ditimbang dengan neraca analitis dengan 3-4 digit decimal, dan penimbangan diulang hasil pengabuan II hingga bobot konstan selisih antar- penimbangan 0,5-1 mg  Cawan proselenplatina dan abu hasil pengabuan tahap I, ditimbang dengan neraca analitis dengan 3-4 digit decimal, dan penimbangan diulang hasil pengabuan II hingga bobot konstan selisih antar- penimbangan -1 mg  Cawan proselenplatina dan abu hasil pengabuan tahap I, ditimbang dengan neraca analitis dengan 3 digit decimal, dan penimbangan diulang hasil pengabuan II bobot belum konstan selisih antar- penimbangan 5 mg  Cawan proselenplatina dan abu hasil pengabuan tahap I, ditimbang dengan neraca analitis dengan 3 digit decimal, dan penimbangan tidak diulang 4.0 3,0 2,0 1,0   

2.3. Melakukan pengujian kadar lemak metode HidrolisisWeibull