membuat langkah-langkah untuk meredakan atau mengurangi berkembangnya suatu masalah.
Adapun manfaat dari Organizational Citizenship Behavior OCB dalam Purnami 2014:10 yaitu :
a. Meningkatkan produktivitas rekan kerja. b. Meningkatkan produktivitas manajer.
c. Menghemat sumber daya yang dimiliki manajemen dan organisasi. d. Membantu menghemat energi sumber daya yang langka untuk memelihara
fungsi kelompok. e. Dapat menjadi sarana efektif untuk mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan
kelompok kerja. f. Meningkatkan kemampuan organisasi untuk menarik dan mempertahankan
karyawan terbaik. g. Meningkatkan stabilitas kinerja organisasi.
h. Meningkatkan kemampuan organisasi untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan.
Dapat disimpulkan dari uraian manfaat Organizational Citizenship Behavior OCB diatas bahwa Organizational Citizenship Behavior OCB
mempunyai dampak positif yang dapat meningkatkan kinerja karyawan. Sehingga sangat penting sekali Organizational Citizenship Behavior OCB diterapkan
dalam perusahaan guna meningkatkan kinerja karyawannya.
2.1.3 Kepuasan Kerja
Luthans 1998:144 menjelaskan kepuasan kerja adalah suatu keadaan emosi seseorang yang positif maupun menyenangkan yang dihasilkan dari
penilaian suatu pekerjaan atau pengalaman kerja. Menurut Robbins
2001:179, kepuasan kerja adalah suatu suatu sikap umum individu terhadap pekerjaannya. Dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja mencerminkan perasaan
senang seseorang terhadap pekerjaan yang telah dilakukan yang berdampak pada sikap positif dalam peningkatan kinerja.
Menurut Mangkunegara 2005:120 ada beberapa faktor yang
mempengaruhi kepuasan kerja, yaitu : a. Faktor yang ada pada diri pegawai dan faktor pekerjaannya. Faktor yang ada
pada diri pegawai yaitu kecerdasan IQ, kecakapan khusus, umur, jenis kelamin, kondisi fisik, pendidikan, pengalaman kerja masa kerja, kepribadian,
emosi, cara berpikir, persepsi, dan sikap kerja. b. Faktor pekerjaan yaitu jenis pekerjaan, struktur organisasi, pangkat
golongan, kedudukan, mutu pengawasan, jaminan keuangan, kesempatan promosi jabatan, interaksi sosial, dan hubungan kerja.
Adapun indikator-indikator kepuasan kerja menurut Robbins 2003: 148 yaitu:
a. Pekerjaan Isi pekerjaan dari seseorang apakah memiliki elemen yang memuaskan.
b. Upah Jumlah bayaran yang diterima seseorang sebagai akibat dari pelaksanaan kerja
apakah sesuai dengan pekerjaan yang dirasakan adil. c. Promosi
Kemungkinan seseorang berkembang melalui kenaikan jabatan. d. Pengawas
Seseorang yang senantiasa memberikan perintah atau petunjuk dalam pelaksanaan kerja.
e. Rekan kerja Teman-teman kepada siapa orang-orang senantiasa berinteraksi dalam
pelaksanaan pekerjaan. Seseorang dapat merasakan rekan kerjanya sangat menyenangkan atau tidak menyenangkan.
Kepuasan kerja dapat mengakibatkan pengaruh terhadap tingkat
turnover dan tingkat absensi terhadap kesehatan fisik dan mental karyawan serta tingkat kelambanan. Selain itu fungsi kepuasan kerja antara lain yaitu:
a untuk meningkatkan disiplin karyawan dalam menjalankan tugasnya.
Karyawan akan datang tepat waktu dan akan menyelesaikan menjalankan tugasnya.
b untuk meningkatkan semangat kerja karyawan dan loyalitas karyawan terhadap perusahaan.
Dari paparan diatas dapat dilihat bahwa kepuasan kerja memiliki manfaat banyak dalam diri karyawan untuk meningkatkan kinerjanya. Terkait dengan hal
itu penting sekali bagi organisasi atau perusahaan memperhatikan karyawan guna menciptakan kepuasan kerja karyawan.
2.1.4 Kinerja