Self Efficacy Landasan teori

6

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan teori

2.1.1 Self Efficacy

Menurut Bandura 2006:199 mendefinisikan self efficacy adalah belief atau kepercayaan seseorang bahwa ia dapat menguasai situasi dan menghasilkan hasil outcomes yang positif. Spears dan Jordon dalam Maryati 2008:50 yang mengistilahkan keyakinan sebagai efikasi diri yaitu keyakinan seseorang bahwa dirinya akan mampu melaksanakan tingkah laku yang dibutuhkan dalam suatu tugas. Jadi self-efficacy adalah keyakinan seseorang terhadap kemampuannya bahwa akan berhasil dalam dalam melakukan tugas tertentu. Beberapa faktor yang mempengaruhi self efficacy menurut Bandura dalam Nurchasanah 2008:36, yaitu: a. Pengalaman Keberhasilan Mastery Experiences Keberhasilan yang sering didapatkan akan meningkatkan self efficacy yang dimiliki seseorang sedangkan kegagalan akan menurunkan self efficacynya. Apabila keberhasilan yang didapat seseorang seseorang lebih banyak karena faktor-faktor di luardirinya, biasanya tidak akan membawa pengaruh terhadap peningkatan self efficacy. Akan tetapi, jika keberhasilan tersebut didapatkan dengan melalui hambatan yang besar dan merupakan hasil perjuangannya sendiri, maka hal itu akan membawa pengaruh padapeningkatan self efficacynya. b. Pengalaman Orang Lain Vicarious Experiences Pengalaman keberhasilan orang lain yang memiliki kemiripan dengan individu dalam mengerjakan suatu tugas biasanya akan meningkatkan self efficacy seseorang dalam mengerjakan tugas yang sama. Self efficacy tersebut didapat melalui social models yang biasanya terjadi pada diri seseorang yang kurang pengetahuan tentang kemampuan dirinya sehingga mendorong seseorang untuk melakukan modeling. Namun self efficacy yang didapat tidak akan terlalu berpengaruh bila model yang diamati tidak memiliki kemiripan atau berbeda dengan model. c. Persuasi Sosial Social Persuation Informasi tentang kemampuan yang disampaikan secara verbal oleh seseorang yang berpengaruh biasanya digunakan untuk meyakinkan seseorang bahwa ia cukup mampu melakukan suatu tugas. d. Keadaan Fisiologis dan Emosional Physiological And Emotional States Kecemasan dan stress yang terjadi dalam diri seseorang ketika melakukan tugas sering diartikan sebagai suatu kegagalan. Pada umumnya seseorang cenderung akan mengharapkan keberhasilan dalam kondisi yang tidak diwarnai oleh ketegangan dan tidak merasakan adanya keluhan atau gangguan somatic lainnya. Self efficacy biasanya ditandai oleh rendahnya tingkat stress dan kecemasan sebaliknya self efficacy yang rendah ditandai oleh tingkat stress dan kecemasan yang tinggi pula. Bandura 2006:197 menjelaskan bahwa self efficacy individu dalam mengerjakan pekerjaannya ditunjukkan dengan perilaku sebagai berikut: a. Be active- select best opportunity, yaitu menjadi aktif menyelesaikan pekerjaan tepat waktu dan tidak menunda-nunda untuk melakukan suatu tindakan. Orang yang aktif akan berpikir bahwa menunda-nund pekerjaan tanpa alasan yang tepat hanya akan membuang-buang waktu dan tidak produktif. b. Manage the situation-avoid neutralize obstacles, mereka yang self efficacy tinggi selalu berusaha untuk mengatur waktu dan menepati jadwalkegiatan yang telah ditentukan dan berusaha menghindari situasi yang kurang menguntungkan. c. Set goal-establish standards, orang yang self efficacy tinggi menetapkan standar-standar tindakan yang perlu dilakukan untuk meraih tujuan. d. Plan, prepare, practice, individu yang self efficacy tinggi berusaha merencanakan, mempersiapkan, dan melakukan kegiatan yang dipilih atau dibebankan kepadanya e. Try hard, preserve, selalu berusaha keras untuk mencoba sesuatu hal atau pekerjaan yang lebih menantang. f. Creatively solve problem, mempunyai ide untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi. g. Learn from setback, yaitu belajar dari masa lalu baik dari pengalaman sendiri maupun pengalaman orang lain. h. Visualize succsess, berusaha untuk memvisualisasikan kesuksesan yang diinginkan hingga tersimpan dibawah sadar, dengan demikian dia berusaha memotivasi diri sendiri. i. Limit Stess, orang yang mempunyai self efficacy tinggi tidak mudah terserang stres karena mereka mengetahui cara-cara untuk mengatasi stres.

2.1.2 Organizational Citizenship Behavior OCB