Arah Kebijakan Keuangan Daerah 1. Arah Kebijakan Perubahan Pendapatan Daerah

E. Arah Kebijakan Keuangan Daerah 1. Arah Kebijakan Perubahan Pendapatan Daerah

Arah kebijakan perubahan pendapatan daerah tahun 2013 adalah sebagai berikut: a. Pendapatan Asli Daerah PAD 1 Semua pendapatan daerah dianggarkan dalam APBD secara bruto, yaitu jumlah pendapatan yang dianggarkan tidak boleh dikurangi dengan belanja yang digunakan dalam rangka menghasilkan pendapatan tersebut. 2 Pendapatan yang dianggarkan pada pos pendapatan daerah merupakan perkiraan yang terukur secara rasional dan memiliki kepastian serta dasar hukum penerimaannya. Setiap rincian objek pendapatan daerah yang dianggarkan harus mencantumkan dasar hukum pemungutan penerimaannya. 3 Dalam merencanakan Pendapatan Asli Daerah PAD berpedoman pada: a Perda Nomor 13 Tahun 2010 tentang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan BPHTB; b Perda Nomor 4 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah; c Perda Nomor 9 Tahun 2011 tentang Retribusi Daerah; d Perda Nomor 13 Tahun 2011 tentang Pajak Bumi dan Bangunan. 4 Guna meningkatkan intensifikasi pendapatan daerah agar diefektifkan penerapan perda yang ada serta peningkatan mutu pelayanan kepada para pengguna jasa layanan pemerintah. Termasuk dalam hal ini pelayananan jasa dan perijinan kepada masyarakat harus tetap diberikan dan ditingkatkan kualitasnya meskipun tidak diperkenankan lagi atas pemungutan beberapa retribusi pelayanan umum dan perijinan tertentu. 5 Penerimaan dari sektor PAD diupayakan dapat meningkat berbasis pada potensi pendapatan sampai dengan akhir tahun 2013. 6 Perubahan rencana pendapatan dari Bagi Hasil Laba Perusahaan Milik Daerah berpedoman pada keputusan walikota tentang pengesahan laporan keuangan Perusda Tahun 2012. 7 Pembagian deviden dari PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah kepada Pemerintah Kota Surakarta disesuaikan dengan hasil Rapat Umum Pemegang Saham RUPS. 8 Penerimaan hasil pengelolaan dana bergulir sebagai salah satu bentuk investasi jangka panjang non permanen, dianggarkan dalam APBD pada akun pendapatan, kelompok PAD, jenis lain-lain PAD yang sah, objek hasil pengelolaan dana bergulir dan rincian objek hasil pengelolaan dana bergulir dari kelompok masyarakat penerima. 9 Penerimaan atas jasa layanan kesehatan masyarakat yang dananya dari Jaminan Kesehatan Masyarakat JAMKESMAS dan Jaminan Persalinan JAMPERSAL pada SKPD atau unit kerja pada SKPD yang belum menerapkan PPK-BLUD, dianggarkan pada Akun Pendapatan, Kelompok Pendapatan PAD, Jenis Pendapatan Retribusi Daerah, Objek Pendapatan Retribusi Jasa Umum, Rincian Objek Pendapatan Retribusi Pelayanan Kesehatan. 10 Tunggakan dan denda atas pajak dan retribusi menjadi komponen PAD sesuai jenis pajak dan retribusinya. 11 Pemungutan pajak dan retribusi daerah diberikan insentif pemungutan sesuai ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010. b. Dana Perimbangan 1 Pendapatan Dana Perimbangan digunakan untuk menampung pendapatan dana perimbangan sesuai ketentuan dalam UU Nomor 33 Tahun 2004 dan PP Nomor 55 Tahun 2005. 2 Pendapatan Dana Perimbangan terdiri atas Bagi Hasil Pajak Bagi Hasil Bukan Pajak, Dana Alokasi Umum DAU dan Dana Alokasi Khusus DAK. 3 Dalam Perubahan APBD, pendapatan Dana Perimbangan agar disesuaikan dengan kondisi riil masing-masing jenis pendapatan menurut ketetapan alokasi dari Pemerintah Pusat sehingga tidak terjadi over estimate atau under estimate anggaran. c. Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah 1 Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah digunakan untuk menampung pendapatan daerah yang bersumber dari hibah, bagi hasil pajak dari provinsi dan pemerintah daerah lainnya, dana penyesuaian dan otonomi khusus serta bantuan keuangan dari provinsi atau pemerintah daerah lainnya. 2 Penerimaan pendapatan Tunjangan Sertifikasi Guru dan Tunjangan Profesi Guru dialokasikan pada Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah pada Jenis Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus. 3 Dalam Perubahan APBD, Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah agar disesuaikan dengan kondisi riil masing-masing jenis pendapatan menurut ketetapan alokasi dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sehingga tidak terjadi over estimate atau under estimate anggaran. d. Pendapatan pada PPK-BLUD Rencana penerimaan pendapatan pada SKPD unit kerja yang dikelola dengan PPK-BLUD sebagai berikut: 1 Pendapatan BLUD dapat bersumber dari: a Jasa Layanan; b Hibah; c Hasil kerjasama dengan pihak lain; d APBD; e APBN; dan f Lain-lain pendapatan BLUD yang sah. 2 Seluruh pendapatan BLUD kecuali dari hibah terikat, APBD dan APBN dapat dikelola langsung untuk membiayai pengeluaran BLUD sesuai RBA, contoh : pendapatan atas jasa layanan pelatihan, dsb; 3 Pendapatan yang bersumber dari hibah terikat diperlakukan sesuai peruntukkannya; 4 Seluruh pendapatan BLUD yang bersumber dari Jasa Layanan, Hibah, Hasil Kerjasama Dengan Pihak Lain dan Lain-Lain Pendapatan BLUD Yang Sah dilaksanakan melalui rekening kas BLUD; 5 Surplus anggaran BLUD merupakan selisih lebih antara realisasi pendapatan dan realisasi biaya BLUD pada satu tahun anggaran. f. Dalam hal terdapat surplus anggaran BLUD dapat digunakan dalam tahun anggaran berikutnya kecuali, atas permintaan walikota disetorkan sebagian atau seluruhnya ke kas daerah dengan mempertimbangkan posisi likuiditas BLUD. Dalam Perubahan APBD T.A 2013, PAD diproyeksi meningkat sebesar Rp.7.699.007.000,- atau naik sebesar 2,93 dari anggaran semula sebesar Rp.262.905.867.000,- menjadi Rp.270.604.874.000,-. Peningkatan ini disebabkan penambahan pajak daerah sebesar Rp.3.485.000.000,- dan restribusi daerah sebesar Rp.5.819.694.000,-, tetapi di sisi lain terdapat pengurangan yang disebabkan penyesuaian hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan sebesar Rp.51.039.000,- berdasarkan pengesahan laba perusda tahun 2012 dan penurunan lain – lain Pendapatan yang sah sebesar Rp.4.580.900.000,- yang disebabkan pembatalan pendapatan BLUD Solo Technopark terkait pengembangan akademi komunitas. Dana perimbangan juga diproyeksi meningkat sebesar Rp.29.048.665.000,- atau naik sebesar 4,02 dari anggaran semula sebesar Rp.722.287.153.000,- menjadi Rp.751.335.818.000,-. Peningkatan ini disebabkan penyesuaian Bagi Hasil Pajak sebesar Rp.26.566.918.000,- dan Bagi Hasil Bukan Pajak Sumber Daya Alam sebesar Rp.2.481.747.000,-. Sedangkan Lain-lain Pendapatan yang sah diproyeksi menurun sebesar Rp.57.452.523.000,- atau turun sebesar 14,69 dari anggaran semula sebesar Rp.391.110.251.000,- menjadi Rp.333.657.728.000,-. Penurunan ini disebabkan penyesuaian Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi sebesar Rp.13.388.726.000,- serta pembatalan dana penyesuaian Pembangunan Rumah Sakit Ibu Anak, Pengembangan Akademi Komunitas dan Pembangunan Museum Keris sebesar Rp.82.000.000.000,-, tetapi di sisi lain terdapat penambahan Hibah AUS AID WSI – INDLL sebesar Rp.147.000.000,-. Secara total, pendapatan daerah Kota Surakarta pada tahun 2013 berkurang sebesar Rp20.704.851.000,00 dari Rp1.376.303.271.000,00 pada APBD tahun 2013 menjadi Rp1.355.598.420.000,00. Perubahan proyeksi pendapatan daerah Kota Surakarta tahun 2013 disajikan pada Tabel 1.4. Tabel 1.4 Proyeksi Pendapatan Daerah Pada Perubahan RKPD Kota Surakarta Tahun 2013 NO. JENIS PENDAPATAN DAERAH SEBELUM PERUBAHAN Rp SETELAH PERUBAHAN Rp BERTAMBAH BERKURANG Rp 1 PENDAPATAN ASLI DAERAH 262.905.867.000 270.604.874.000 7.699.007.000 1.1 Pendapatan Pajak Daerah 168.515.150.000 172.000.150.000 3.485.000.000 1.2 Hasil Retribusi Daerah 58.271.792.000 64.091.486.000 5.819.694.000 1.3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 5.205.116.000 5.154.077.000 51.039.000 1.5 Lain-2 Pendapatan Asli Daerah yang Sah 30.913.809.000 29.359.161.000 1.554.648.000 2 DANA PERIMBANGAN 722.287.153.000 751.335.818.000 29.048.665.000 2.1 Bagi Hasil PajakBagi Hasil Bukan Pajak 24.725.041.000 53.773.706.000 29.048.665.000 2.2 Dana Alokasi Umum 659.647.382.000 659.647.382.000 2.3 Dana Alokasi Khusus 37.914.730.000 37.914.730.000 3 LAIN-2 PENDAPATAN DAERAH YANG SAH 391.110.251.000 333.657.728.000 57.452.523.000 3.1 Pendapatan Hibah dari Pemerintah Pusat 7.000.000.000 7.147.000.000 147.000.000 3.2 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya 100.072.939.000 86.684.213.000 13.388.726.000 3.3 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 263.283.887.000 219.073.090.000 44.210.797.000 3.5 Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya 20.753.425.000 20.753.425.000 JUMLAH PENDAPATAN DAERAH 1.376.303.271.000 1.355.598.420.000 20.704.851.000 2. Arah Kebijakan Perubahan Belanja Daerah Arah kebijakan dalam merencanakan perubahan belanja daerah adalah sebagai berikut:

a. Belanja Tidak Langsung

Usulan perubahan belanja tidak langsung direncanakan seefisien mungkin guna mencukupi kebutuhan riil penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan umum kepada masyarakat, dengan ketentuan sebagai berikut: 1 Belanja Pegawai a Gaji PNS dihitung dengan memperhatikan perubahan peraturan penggajian PNS dan berdasar pada realisasi pembayaran gaji sampai bulan Juni 2013. Diperhitungkan pula pembayaran gaji bulan ketigabelas, perubahan gaji CPNS menjadi PNS serta penambahan accres sebesar 2,5 untuk mengantisipasi adanya kenaikan gaji berkala, kenaikan pangkat, tunjangan keluarga, dan penambahan jumlah pegawai akibat adanya mutasi. b Tambahan penghasilan PNS berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 serta Peraturan Walikota Surakarta Nomor 10 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Walikota Surakarta Nomor 55 Tahun 2012 tentang Tambahan Penghasilan Berdasarkan Beban Kerja Bagi Pegawai Negeri Sipil dan Calon Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kota Surakarta. Dalam merencanakan anggaran tambahan penghasilan dihitung berdasarkan jumlah PNS dan CPNS yang ada ditambah accres 2,5 untuk mengantisipasi adanya kenaikan pangkat dan penambahan jumlah pegawai mutasi. c Pemberian tambahan penghasilan bagi guru PNSDCPNSD belum bersertifikasi dan tunjangan profesi bagi guru PNSD yang telah bersertifikasi disesuaikan dengan ketentuan peraturan perundang- undangan yang berlaku. Sambil menunggu diterbitkannya ketentuan baru maka dalam perencanaan tahun 2013 berdasarkan pada ketentuan tahun sebelumnya, yaitu: - Tambahan penghasilan bagi guru PNSDCPNSD belum bersertifikasi sebesar Rp250.000,00 per bulan. - Tunjangan profesi bagi guru PNSD yang telah bersertifikasi sebesar 1 x gaji pokok setiap bulan. d Penganggaran belanja gaji dan tunjangan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah serta biaya penunjang operasional Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah berpedoman pada PP Nomor 109 Tahun 2000. e Penganggaran belanja Pimpinan dan Anggota DPRD berpedoman pada PP Nomor 24 Tahun 2004 beserta perubahan-perubahannya sebagaimana telah diubah terakhir kali dengan PP nomor 21 Tahun 2007 serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2007. f Biaya insentif pemungutan pajak daerah dan retribusi daerah berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010, Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah, Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2011 tentang Retribusi Daerah, Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2010 tentang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan BPHTB, dan Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2011 tentang Pajak Bumi dan Bangunan 2 Belanja Bunga Belanja bunga digunakan untuk menganggarkan pembayaran bunga utang daerah yang dihitung atas kewajiban pokok utang pricipal outstanding yang memasuki masa jatuh tempo pembayaran. Usulan anggaran belanja bunga diutamakan untuk pembayaran bunga utang yang jauh tempo pada tahun 2013. 3 Belanja Subsidi, Hibah, Bantuan Sosial dan Bantuan Keuangan Usulan belanja hibah dan bantuan sosial berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 beserta perubahannya, dengan ketentuan sebagai berikut: a Belanja subsidi diberikan kepada perusahaanlembaga tertentu agar harga produksinya terjangkau oleh masyarakat yang daya belinya terbatas. Produkjasa yang diberi subsidi merupakan kebutuhan dasar dan menyangkut hajat hidup orang banyak serta terlebih dahulu dilakukan pengkajian agar tepat sasaran dan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan. b Hibah diberikan dalam bentuk uangbarang atau jasa kepada pemerintah atau pemerintah daerah lainnya, perusahaan daerah, masyarakat dan organisasi kemasyarakatan, yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya, bersifat tidak wajib dan tidak mengikat, serta tidak secara terus menerus yang bertujuan untuk menunjang penyelenggaraan urusan pemerintah daerah. c Bantuan sosial diberikan dalam bentuk uangbarang kepada individu, keluarga, kelompok danatau masyarakat yang sifatnya tidak secara terus menerus dan selektif yang bertujuan untuk melindungi dari kemungkinan terjadinya resiko sosial. d Usulan belanja hibah dan bantuan sosial berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2012. Usulan belanja hibah dan bantuan sosial disampaikan secara tertulis kepada Walikota oleh calon penerima hibah perusahaan daerah, masyarakat dan organisasi kemasyarakatan guna selanjutnya dilakukan evaluasi oleh SKPD terkait. e Sehubungan dengan berlakunya Permendagri Nomor 32 Tahun 2011 dan Permendagri Nomor 39 tahun 2012, maka perencanaan anggaran hibah dan bantuan sosial harus disesuaikan dengan merubah format hibah dan bantuan sosial yang selama ini telah berjalan serta pemindahan beberapa alokasi anggaran hibah dan bantuan sosial menjadi kegiatan belanja langsung pada SKPD. f Bantuan keuangan kepada partai politik dianggarkan pada jenis belanja bantuan keuangan, objek belanja bantuan keuangan kepada partai politik dan rincian objek belanja nama partai politik penerima bantuan keuangan. Besaran penganggaran, pelaksanaan dan pertanggungjawaban berpedoman pada peraturan perundang-undangan di bidang bantuan keuangan kepada partai politik. 4 Belanja Tidak Terduga Belanja tidak terduga dianggarkan untuk mendanai kegiatan yang sifatnya tidak biasa atau tidak diharapkan berulang yang tidak diperkirakan sebelumnya, seperti bencana alam, bencana sosial termasuk pengembalian atas kelebihan penerimaan daerah tahun-tahun sebelumnya.

b. Belanja Langsung

Usulan perubahan belanja langsung direncanakan dengan ketentuan sebagai berikut: 1 Disusun untuk seluruh kegiatan yang mengalami perubahan anggaran, yakni: a Kegiatan baru; b Kegiatan yang mengalami penambahan maupun pengurangan anggaran; c Kegiatan yang mengalami pergeseran anggaran antar kode rekening danatau antar jenis belanja; d Kegiatan yang mengalami perubahanpenajaman tolok ukur kinerja baik dari masukan, keluaran maupun hasil; e Kegiatan yang DPA-SKPD nya pernah atau sedang dalam proses revisi pergeseran anggaran; f Kegiatan yang dilaksanakan mendahului perubahan APBD berdasarkan ijin Pimpinan DPRD dan telah ditetapkan dalam Peraturan Walikota tentang Perubahan Penjabaran APBD. 2 Dalam merancang anggaran kegiatan agar diperhatikan rencana pola pelaksanaannya, yaitu dengan swakelola atau kontraktual pengadaan barangjasa, konstruksi, konsultansi. a Kegiatan yang dilaksanakan secara swakelola harus dituangkan dengan rinci kebutuhan biaya pada masing- masing kode rekening belanja yang sesuai tidak diperkenankan dianggarkan hanya dalam satu kode rekening. Hal tersebut berlaku pada semua pola swakelola yang diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 beserta perubahannya. b Kegiatan yang dilaksanakan secara kontraktual dituangkan dalam satu atau beberapa kode rekening belanja barang dan jasa atau belanja modal yang sesuai. c Dalam hal proses pengadaan barangjasa agar diperhitungkan biaya untuk proses pengadaan dan biaya- biaya pendukung lainnya, seperti honor, biaya pengumuman lelang, biaya penggandaan dan lain sebagainya. Biaya pendukung tersebut dihitung seefisien mungkin namun tetap mampu menjamin kelancaran proses pengadaan barangjasa dimaksud. d Dalam perencanaan kegiatan pembangunan fisik agar memperhitungkan pula: - Menganggarkan biaya untuk perencanaan konsultan perencana atau tim perencana in house - Menganggarkan biaya untuk pengawasan konsultan pengawas danatau direksi lapangan serta Pengelola Teknis Kegiatan PTK. - Menganggarkan biaya untuk proses penghapusan aset honor tim penghapusan, biaya lelang penghapusan. - Menganggarkan biaya untuk proses pemindahan sementara dan biaya pengosongan lahan. e Paket-paket pengadaan serta biaya-biaya yang berkaitan dengan proses pengadaan barang jasa agar memperhatikan nilai paket pengadaan barang pekerjaan konstruksi jasa lainnya yang diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 beserta perubahannya. 3 Usulan anggaran atas kegiatan yang waktu pelaksanaannya baik secara administratif maupun fisik tidak dapat diselesaikan sampai dengan tanggal 20 Desember 2013 diusulkan tahun anggaran berikutnya. 4 Kegiatan-kegiatan yang bersifat pembangunan fisik kontruksi agar memperhatikan batas waktu penyelesaian sampai dengan akhir tahun anggaran 2013, yaitu bahwa sesuai dengan siklus pengelolaan keuangan daerah batas akhir pembayaran pekerjaan pada tanggal 20 Desember 2013. Perlu diperhatikan bahwa kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan pada tahun anggaran 2013 tidak dapat diluncurkan pada tahun anggaran berikutnya. 5 Untuk kegiatan-kegiatan yang menggunakan alokasi Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau DBH-CHT diarahkan untuk melaksanakan peningkatan kualitas bahan baku, pembinaan industri, pembinaan lingkungan sosial, sosialisasi ketentuan di bidang cukai danatau pemberantasan barang kena cukai palsu cukai ilegal sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 6 SKPD yang melaksanakan fungsi pemungutan pajak daerah dan retribusi daerah agar merencanakan kegiatan guna penyiapan pengalihan data, keterampilan dan sistem pengelolaan serta penyediaan perangkat lunak dan perangkat keras pelaksanaan pemungutan pajak dan retribusi sesuai regulasi perda baru. 7 Belanja pegawai a Pemberian honorarium bagi pegawai dalam rangka pelaksanaan program dan kegiatan agar dibatasi dengan mempertimbangkan asas efisiensi, kepatutan dan kewajaran serta pemerataan penerimaan penghasilan, yang besarnya mengacu pada standar satuan harga tahun 2013 beserta perubahannya. b Upahhonor THL dihitung sesuai ketentuan tentang pedoman pemberian upah bagi tenaga honorer daerah THL dan penetapan upah bagi tenaga honorer daerah dan pekerja harian lepas di jajaran Pemerintah Kota Surakarta Tahun 2013. c Pemberian upahhonor THL berpedoman pada Keputusan Walikota Surakarta Nomor 5619–A12013 tentang Upah Bagi Tenaga Honorer Daerah Peraturan Pemerintah 311954 dan Pegawai Harian LepasTidak Organik Bukan Peraturan Pemerintah 311954 di Jajaran Pemerintah Kota Surakarta Tahun Anggaran 2013 d Belanja upahhonor THL yang masuk database tetapi belum terangkat atau tidak dapat terangkat sebagai CPNSD, honor tim yang berasal dari unsur non PNS serta tenaga ahlinarasumber non PNS dikriteriakan sebagai belanja pegawai Non PNS. 8 Belanja Barang dan Jasa a Belanja barang dan jasa digunakan untuk menganggarkan pengadaan barang dan jasa yang nilai manfaatnya kurang dari 12 dua belas bulan dan tidak menambah nilai asetmodal. b Pengadaan barang yang dialokasikan pada belanja barang dan jasa adalah pengadaan barang yang mempunyai nilai persatuan barangperunit kurang dari Rp1.000.000,00 serta pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang mempunyai nilai kurang dari Rp10.000.000,00. Dikecualikan untuk pengeluaran belanja tanah, jalanirigasijaringan dan aset tetap lainnya berupa koleksi buku perpustakaan dan barang bercorak kesenian tetap dialokasikan pada belanja modal. c Kebutuhan tambahan tenaga kerja dalam rangka mendukung kinerja program dan kegiatannya dilaksanakan secara outsourcing dan dikriteriakan sebagai jasa dari pihak ketiga dialokasikan pada belanja barang dan jasa, serta penyesuaian upahhonor mengacu pada Peraturan Walikota Surakarta Nomor 01038 – A1 2013 tentang Perubahan atas Keputusan Walikota Surakarta Nomor 01081 – A1 2012 tentang Standar Satuan Harga Tahun Anggaran 2013, diantaranya: - Jasa kebersihancleaning servicepetugas sampah. - Jasa keamanan. - Jasa pengemudi. - Jasa pertukangan. - Jasa dengan keahlian khusus tenaga listrik dan kesehatan - Jasa tenaga boga - Jasa tenaga laundry d Penganggaran belanja barangjasa yang akan diserahkan kepemilikannya kepada pihak ketigamasyarakat pada tahun anggaran berkenaan, dialokasikan pada belanja barang dan jasa. e Biaya pendukung proses pengadaan barangjasa dalam rangka memperoleh barang habis pakaijasapemeliharaan tidak dikapitalisasi pada nilai belanja tersebut, melainkan tetap dianggarkan sesuai kode rekening belanja yang bersangkutan seperti honor: dianggarkan pada belanja pegawai; biaya pengumuman lelang, ATK, penggandaan: dianggarkan pada belanja barang dan jasa. f Biaya pemeliharaan wajib dianggarkan agar standar pelayanan dan usia pakai sarana dan prasarana yang dioperasikan atau telah dibangun dapat dipertahankan. g Belanja pemeliharaan yang dilaksanakan secara swakelola pengalokasian anggarannya dirinci sesuai kebutuhan belanja, yaitu untuk upah pada kode rekening jasa pertukangan dan untuk material pada kode rekening bahanmaterial. Sedangkan pemeliharaan yang akan dilaksanakan secara kontraktual dialokasikan anggarannya pada kode rekening belanja pemeliharaan. h Biaya pemeliharaan yang dialokasikan pada belanja pemeliharaan dapat bersifat standby, dimana dalam penggunaannya harus diawali survey untuk menentukan besaran RAB guna penentuan nilai paket pengadaannya. i Sejalan dengan amanat pasal 6 ayat 3 Undang-undang Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dimana kendaraan bermotor milik pemerintah daerah ditetapkan sebagai objek pajak daerah PKB dan BBN-KB, maka SKPD agar menganggarkan biaya beban pajak kendaraan dinas termasuk beban pajak untuk pengadaan kendaaraan dinas baru. j Belanja Bahan Bakar untuk kendaraan dinas disesuaikan dengan kebijakan pemerintah. k Belanja Perjalanan Dinas agar memperhatikan Surat Edaran Walikota Nomor 0902.176 tanggal 13 September 2005 perihal Perjalanan Dinas ke Luar Kota, dimana biaya perjalanan dinas direncanakan seefisien mungkin dengan melakukan pengendalian perjalanan dinas. Sedangkan perjalanan dinas dalam rangka studi bandingkunjungan kerja agar dibatasi baik jumlah orang, jumlah hari maupun frekuensinya dan dilakukan secara selektif. l Pelaksanaan biaya perjalanan dinas menerapkan prinsip kebutuhan nyata at cost berpedoman pada Keputusan Walikota Surakarta Nomor 01038-A12013 tentang Perubahan Atas keputusan Walikota Surakarta Nomor 01081-A12012 tentang Standarisasi Satuan Harga Pemerintah Kota Surakarta Tahun 2013 dilakukan secara selektif melalui pengendalian frekuensi dan jumlah hari. m Dalam rangka pelaksanaan perjalanan dinas untuk kegiatan yang mengikutsertakan personil non PNS seperti staf khusus, murid teladan, kelompok masyarakat, pengrajin UMKM dapat menugaskan personil yang bersangkutan dengan menggunakan belanja perjalanan dinas. Tata cara penganggaran dan pelaksanaannya mengacu pada ketentuan yang berlaku. n Penganggaran uang untuk diberikan kepada pihak ketiga masyarakat hanya diperkenankan untuk penganggaran: - Hadiah pada kegiatan yang bersifat perlombaan atau pengharagaan atas suatu prestasi; - Biaya ganti rugi pemidahan. o Penganggaran untuk penyelenggaraan kegiatan rapat, pendidikan dan pelatihan, bimbingan teknis atau sejenisnya diprioritaskan untuk menggunakan fasilitas aset daerah, seperti ruang rapat atau aula yang sudah tersedia milik pemerintah daerah. 9 Belanja Modal a Jumlah belanja modal diupayakan sekurang-kurangnya 29 dari belanja daerah. b Belanja modal digunakan untuk menganggarkan pengadaan aset tetap berwujud yang mempunyai nilai manfaat lebih dari 12 dua belas bulan dan menambah nilai asetmodal. c Sesuai ketentuan Pasal 53 Permendagri Nomor 59 Tahun 2007, yang dianggarkan pada belanja modal adalah sebesar harga belibangunan aset ditambah seluruh belanja yang terkait dengan pengadaan pembangunan aset sampai aset tersebut siap digunakan dikapitalisasi. d Nilai satuan minimum kapitalisasi aset tetap adalah pengeluaran pengadaan baru dan penambahan nilai aset tetap dari hasil pengembangan, reklasifikasi, renovasi dan restorasi yang meliputi: - Pengeluaran untuk pengadaan per satuan peralatan dan mesin, dan alat olahraga yang sama dengan atau lebih dari Rp1.000.000,00. - Pengeluaran untuk pembangunan gedung dan bangunan yang sama dengan atau lebih dari Rp10.000.000,00. - Nilai satuan minimum aset tetap dikecualikan terhadap pengeluaran untuk tanah, jalan irigasi jaringan, dan aset tetap lainnya berupa koleksi perpustakaan dan barang bercorak kesenian. e Usulan perubahan belanja modal agar memperhatikan skala prioritas kebutuhan dan jadwal waktu proses pengadaannya, mengingat perubahan APBD hanya mempunyai waktu efektif pelaksanaan 90 hari kalender. f Biaya yang dikapitalisasi dalam nilai belanja modal tersebut dianggarkan pada kode rekening belanja modal yang bersangkutan. Biaya yang dapat dikapitalisasi antara lain: - Honor panitiapejabat pengadaan, pejabat pembuat komitmen, PTK, PPHP, direksi lapangan, tim survey, tim teknis, tim administrasi. - Biaya ATK, dokumentasi, penggandaan, dan makan minum rapat. - Biaya perjalanan dinas dalam rangka proses pengadaan. - Biaya konsultan perencana dan konsultan pengawas. - Biaya penghapusan aset. Apabila dalam pelaksanaan pembangunan gedung bangunan kontruksi diperlukan adanya biaya penghapusan aset, maka wajib dialokasikan anggarannya oleh SKPD yang melaksanakan kegiatan dan dikapitalisasi dalam nilai belanja modal. - Biaya penyiapan lahan yang akan dibangun gedungaset. - Biaya Sertifikasi Lahan; - Biaya peresmian dan biaya pemindahan sementara tidak dapat dikapitalisasi. 3. Arah Kebijakan Perubahan Pembiayaan Daerah Usulan perubahan pembiayaan daerah direncanakan dengan ketentuan sebagai berikut: a. Penerimaan Pembiayaan 1 Sisa lebih perhitungan anggaran tahun lalu SILPA Tahun 2012 berdasarkan hasil audit BPK atas Laporan Keuangan APBD Tahun Anggaran 2012. 2 Penerimaan kembali dana bergulir dianggarkan dalam APBD pada akun pembiayaan, kelompok penerimaan pembiayaan daerah, jenis penerimaan kembali kembali investasi pemerintah daerah, objek dana bergilir dan rincian objek dana bergulir dari kelompok masyarakat penerima. 3 Penerimaan dari pinjaman daerah agar berpedoman pada kebijakan umum pembiayaan daerah. b. Pengeluaran Pembiayaan 1 Usulan penyertaan modal tetap berpedoman pada Perda tentang pendirian BUMD atau penyertaan modal yang telah ditetapkan. 2 Pembayaran hutang pokok memperhitungkan kewajiban- kewajiban yang memasuki masa jatuh tempo pembayaran sampai dengan akhir tahun 2013, serta tunggakan tahun- tahun sebelumnya. Penyelesaian pembayaran utang pokok yang jatuh tempo diprioritaskan guna menghindari beban denda keterlambatan pembayaran. Penerimaan pembiayaan daerah secara keseluruhan diprediksikan bertambah sebesar Rp150.892.864.750,00 dari target APBD tahun 2013 Rp55.912.297.600,00, menjadi sebesar Rp206.805.162.350,00 seperti terlihat pada Tabel 1.5. Pengeluaran pembiayaan daerah direncanakan juga bertambah sebesar Rp32.139.494.000,00 dari rencana APBD tahun 2013 sebesar Rp29.545.201.000,00 menjadi sebesar Rp61.684.695.000,00. Penambahan pengeluaran pembiayaan terutama untuk penambahan penyertaan modal BUMD untuk PT Bank Jateng, PD. BPR Bank Solo, dan PD. PPK Pedaringan sebesar Rp12.865.000.000,00 dan penambahan pembayaran pokok hutang sebesar Rp19.274.494.000,00, yaitu terkait pelunasan hutang ke Pusat Investasi Pemerintah atas investasi pembangunan RSUD disajikan pada Tabel 1.6. Tabel 1.5 Perubahan Rencana Penerimaan Pembiayaan Daerah Kota Surakarta Tahun 2013 No Penerimaan Pembiayaan APBD 2013 RAPBD-P 2013 Tambah Kurang SILPA 51.412.297.600 202.305.162.350 150.892.864.750 1 Pendapatan 23.844.700.000 76.596.150.914 52.751.450.914 Pelampauan penerimaan PAD 8.844.700.000 38.769.159.826 29.924.459.826 Pelampauan penerimaan dana perimbangan 5.000.000.000 21.419.920.706 16.419.920.706 Pelampauan penerimaan lain-2 pendapatan daerah yang sah 10.000.000.000 16.407.070.382 6.407.070.382 2 Sisa penghematan belanja atau akibat 27.567.597.600 119.664.251.747 92.096.654.147 No Penerimaan Pembiayaan APBD 2013 RAPBD-P 2013 Tambah Kurang lainnya Belanja tidak langsung 2.662.150.000 43.759.938.827 41.097.788.827 Belanja pegawai 31.876.945.651 31.876.945.651 Belanja bunga 599.966.052 599.966.052 Belanja subsidi belanja hibah 2.662.150.000 8.817.299.750 6.155.149.750 Belanja Bansos 355.500.000 355.500.000 Belanja bantuan keuangan 624 624 Belanja tidak terduga 2.110.226.750 2.110.226.750 Belanja langsumg 24.905.447.600 75.904.312.920 50.998.865.320 Sumber dana APBN sisa APBN 2006menkokesra 4.913.000.000 4.913.000.000 Sumber dana APBD propinsi 3.458.139.383 3.458.139.383 Sumber dana DAK bidang pendidikan tahun 2011 2.966.619.819 2.966.619.819 Sumber dana DAK 2012 11.937.550.000 13.972.527.414 2.034.977.414 Sumber dana DBH- CHT 233.440.142 233.440.142 Sumber dana BOS sisa 2011 134.850.769 134.850.769 Sumber dana DID 334.614.000 334.614.000 Sumber dana Lainnya PAD, DBH 12.967.897.600 49.891.121.393 36.923.223.793 3 Penerimaan Pembiayaan 3.592.572.491 3.592.572.491 4 Pengeluaran Pembiayaan 9.637.332.180 9.637.332.180 PENERIMAAN PINJAMAN DAERAH 1 Pinjaman kpd PIP dlm rangka pembangunan RSUD PENERIMAAN KEMBALI PEMBERIAN PINJAMANDANA BERGULIR 1 Penerimaan kembali penjaminan kredit DANA BERGULIR 500.000.000 500.000.000 1 Pengembalian bantuan modal bergulir 500.000.000 500.000.000 No Penerimaan Pembiayaan APBD 2013 RAPBD-P 2013 Tambah Kurang koperasi dan UKM PENGEMBALIAN PIHAK KETIGA 4.000.000.000 4.000.000.000 1 UJB REKLAME 4.000.000.000 4.000.000.000 PENARIKAN DEPOSITO 1 Penarikan deposito penjaminan kredit Jumlah : 55.912.297.600 206.805.162.350 150.892.864.750 Tabel 1.6 Perubahan Rencana Pengeluaran Pembiayaan Daerah Kota Surakarta Tahun 2013 N o PENGELUARAN PEMBIAYAAN APBD 2013 RAPBD-P 2013 Tambah Kurang PEMBERIAN PINJAMAN 1.000.000.000 1.000.000.000 1 Pemberian bantuan modal bergulir koperasi dan UKM 1.000.000.000 1.000.000.000 PENYERTAAN MODAL 10.138.000.00 23.003.000.00 12.865.000.00 1 Penyertaan modal PT. Bank Jateng - AMU 417.000.000 417.000.000 - sharing cadangan tujuan 2.721.000.000 2.721.000.000 - saham tunai 3.718.000.000 3.718.000.000 2 Penyertaan modal PDAM Hibah air bersih program AUSAID WSI-INDLL 7.000.000.000 7.147.000.000 147.000.000 3 Penyertaan modal PD BPR Bank Solo 7.000.000.000 7.000.000.000 4 Penyertaan Modal PD TSTJ 5 Penyertaan Modal PD. BPR BKK Pasar Kliwon 6 Penyertaan modal PD. PPK Pedaringan 2.000.000.000 2.000.000.000 PEMBAYARAN HUTANG POKOK 14.407.201.00 33.681.695.00 19.274.494.00 1 RDA-304 888.944.000 888.944.000 2 SLA 772 668.594.000 668.594.000 4 Pembayaran hutang pinjaman pemb RSUD 12.849.663.000 32.124.157.000 19.274.494.000 N o PENGELUARAN PEMBIAYAAN APBD 2013 RAPBD-P 2013 Tambah Kurang PENGEMBALIAN PIHAK KETIGA 4.000.000.000 4.000.000.000 1 UJB REKLAME 4.000.000.000 4.000.000.000 Jumlah : 29.545.201.00 61.684.695.00 32.139.494.00 Rekapitulasi perubahan APBD Kota Surakarta Tahun 2013 dapat dilihat pada Tabel 1.7. Tabel 1.7 Rekapitulasi Perubahan APBD Kota Surakarta Tahun 2013 NO URAIAN APBD 2013 RAPBD-P 2013 TAMBAH KURANG A PENERIMAAN DAERAH 1 PENDAPATAN 1.376.303.271.000 1.355.598.420.000 20.704.851.000 1,50 1.1 PAD 262.905.867.000 270.604.874.000 7.699.007.000 2,93 1.1.1 Dikpora UPTD. Prasarana Olah Raga 2.000.000.000 2.300.000.000 300.000.000 15,00 1.1.2 Dinas Kesehatan + UPTD 4.500.000.000 5.940.000.000 1.440.000.000 32,00 1.1.3 RSUD 4.000.000.000 3.356.879.000 643.121.000 16,08 1.1.4 DPU + UPTD 2.500.000.000 2.500.000.000 - - 1.1.5 DTRK 14.000.000.000 20.101.397.000 6.101.397.000 43,58 1.1.6 Bappeda BLUD STP 11.008.900.000 3.928.000.000 7.080.900.000 64,32 1.1.7 Dishubkominfo + UPTD 10.500.000.000 10.607.450.000 107.450.000 1,02 1.1.8 BLH 700.000.000 1.200.000.000 500.000.000 71,43 1.1.9 DKP 4.300.000.000 4.300.000.000 - - 1.1.10 Dinas Kependudukan dan Capil 500.000.000 721.000.000 221.000.000 44,20 1.1.11 DPPKA 186.347.266.000 192.932.479.000 6.585.213.000 3,53 1.1.12 Bapermas PP, PA dan KB BLUD GLH 564.701.000 564.701.000 - - 1.1.13 Dinas Pertanian + UPTD 610.000.000 745.000.000 135.000.000 22,13 1.1.14 Dinas Kebudayaan Pariwisata + UPTD 1.200.000.000 1.215.000.000 15.000.000 1,25 1.1.15 Disperindag + UPTD 175.000.000 92.968.000 82.032.000 46,88 1.1.15 Dinas Pengelolaan Pasar 20.000.000.000 20.100.000.000 100.000.000 0,50 NO URAIAN APBD 2013 RAPBD-P 2013 TAMBAH KURANG 1.2 DANA PERIMBANGAN 722.287.153.000 751.335.818.000 29.048.665.000 4,02 1.3 LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH 391.110.251.000 333.657.728.000 57.452.523.000 14,69 2 PENERIMAAN PEMBIAYAAN 55.912.297.600 206.805.162.350 150.892.864.750 269,87 2.1 SILPA 51.412.297.600 202.305.162.350 150.892.864.750 293,50 2.2 Pinjaman - - - 2.3 Penerimaan kembali pemberian pinjaman dana bergulir - - - 2.4 Penerimaan pihak ketiga 4.000.000.000 4.000.000.000 - - 2.5 Penarikan deposito - - - 2.6 Penerimaan kembali kredit bergulir 500.000.000 500.000.000 - - JUMLAH 1.432.215.568.600 1.562.403.582.350 130.188.013.750 9,09 B PENGELUARAN DAERAH 1. BELANJA 1.402.670.367.600 1.500.718.887.350 98.048.519.750 6,99 1.1 BELANJA TIDAK LANGSUNG 834.997.569.200 896.777.476.350 61.779.907.150 7,40 1.1.1 Gaji PNS 516.810.960.000 507.968.397.000 8.842.563.000 1,71 1.1.2 Tunjangan DPRD 4.683.218.000 4.683.218.000 - - 1.1.3 Tunjangan KDH Wakil KDH 173.844.000 173.844.000 0,00 1.1.4 Tambahan penghasilan PNS 31.638.311.000 33.615.137.000 1.976.826.000 6,25 1.1.5 Tambahan penghasilan guru PNS 5.121.000.000 4.573.000.000 548.000.000 10,70 1.1.6 Tunjangan profesi guru PNS 143.207.887.000 200.673.120.000 57.465.233.000 40,13 1.1.7 Penunjang Ops. Pimpinan DPRD 312.480.000 312.480.000 - - 1.1.8 Penunjang 3.024.000.000 3.024.000.000 - - NO URAIAN APBD 2013 RAPBD-P 2013 TAMBAH KURANG komunikasi intensif 1.1.9 Penunjang Ops. KDH Wa. KDH 600.000.000 600.000.000 - - 1.1.10 Pemungutan pajak dan retribusi daerah 13.601.471.000 16.324.579.000 2.723.108.000 20,02 1.1.11 Bunga hutang 3.724.526.000 4.872.148.000 1.147.622.000 30,81 1.1.12 Hibah 108.369.356.200 114.041.734.000 5.672.377.800 5,23 1.1.13 Bantuan sosial 1.040.000.000 1.045.000.000 5.000.000 0,48 1.1.14 Bantuan keuangan 690.516.000 690.516.000 - - 1.1.15 Tidak Terduga 2.000.000.000 4.180.303.350 2.180.303.350 109,02 1.2 BELANJA LANGSUNG 567.672.798.400 603.941.411.000 36.268.612.600 6,39 1.2.1 Dinas Dikpora 31.234.490.800 44.607.580.000 13.373.089.200 42,82 1.2.2 UPTD Dikpora + sekolah 13.454.320.500 15.957.587.000 2.503.266.500 18,61 1.2.3 Dinas Kesehatan + UPTD 67.535.510.040 43.212.907.000 24.322.603.040 36,01 1.2.4 RSUD 16.016.469.000 18.273.140.000 2.256.671.000 14,09 1.2.5 DPU + UPTD 36.163.092.000 77.242.290.000 41.079.198.000 113,59 1.2.6 DTRK 41.893.700.000 7.094.011.000 34.799.689.000 83,07 1.2.7 Bappeda + UPTB 43.127.260.000 14.832.230.000 28.295.030.000 65,61 1.2.8 Dishubkominfo + UPTD 34.783.778.000 39.468.302.000 4.684.524.000 13,47 1.2.9 BLH 5.143.509.000 4.884.311.000 259.198.000 5,04 1.2.10 DKP 45.219.960.400 54.370.834.000 9.150.873.600 20,24 1.2.11 Dinas Kependudukan dan Capil 3.272.490.850 3.213.644.000 58.846.850 1,80 1.2.12 Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi + UPTD 6.367.565.500 6.558.651.000 191.085.500 3,00 1.2.13 Dinas Koperasi UMKM 3.701.045.000 4.203.855.000 502.810.000 13,59 1.2.14 BPMPT 2.665.930.000 2.848.709.000 182.779.000 6,86 NO URAIAN APBD 2013 RAPBD-P 2013 TAMBAH KURANG 1.2.15 Kantor Kesbangpol 2.242.423.600 2.297.529.000 55.105.400 2,46 1.2.16 Satpol PP 3.579.613.000 3.957.128.000 377.515.000 10,55 1.2.17 Sekretariat Daerah 24.836.323.500 31.573.315.000 6.736.991.500 27,13 1.2.18 Sekretariat DPRD 20.064.649.000 21.815.046.000 1.750.397.000 8,72 1.2.19 DPPKA + UPTD 23.827.823.000 33.569.321.000 9.741.498.000 40,88 1.2.20 Inspektorat 2.799.694.000 3.002.474.000 202.780.000 7,24 1.2.22 BKD 6.667.006.000 6.896.038.000 229.032.000 3,44 1.2.23 5 Kecamatan 3.653.163.500 4.015.333.000 362.169.500 9,91 1.2.24 51 Kelurahan 39.222.922.710 42.117.171.000 2.894.248.290 7,38 1.2.25 Badan Penanggulangan Bencana Daerah BPBD 810.561.000 810.561.000 1.2.27 Kantor Ketahanan Pangan 785.929.000 907.679.000 121.750.000 15,49 1.2.28 Bapermas PP, PA dan KB + UPTD 19.835.713.000 42.377.671.000 22.541.958.000 113,64 1.2.29 Kantor Arsip Perpustakaan 3.954.065.000 4.121.094.000 167.029.000 4,22 1.2.30 Dinas Pertanian + UPTD 6.551.500.000 6.606.356.000 54.856.000 0,84 1.2.31 Dinas Kebudayaan Pariwisata + UPTD 7.302.510.000 7.977.761.000 675.251.000 9,25 1.2.32 Disperindag + UPTD 15.166.479.000 15.666.405.000 499.926.000 3,30 1.2.33 Dinas Pengelolaan Pasar 36.603.863.000 39.462.478.000 2.858.615.000 7,81 2. PENGELUARAN PEMBIAYAAN 29.545.201.000 61.684.695.000 32.139.494.000 108,78 2.1 Penyertaan modal investasi deposito 10.138.000.000 23.003.000.000 12.865.000.000 126,90 2.2 Pembayaran hutang pokok 14.407.201.000 33.681.695.000 19.274.494.000 133,78 2.3 Pemberian pinjaman 1.000.000.000 1.000.000.000 - - NO URAIAN APBD 2013 RAPBD-P 2013 TAMBAH KURANG daerah kredit bergulir 2.4 Pengembalian pihak ketiga 4.000.000.000 4.000.000.000 - - JUMLAH 1.432.215.568.600 1.562.403.582.350 130.188.3013.750 9,09 SURPLUS DEFISIT - -

F. Sistematika Perubahan RKPD