BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan permasalahan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat dihasilkan kesimpulan antara lain :
1. Pengaturan kepemilikan saham telah cukup jelas, rinci dan memberikan
kepastian hukum bagi perseroan terbatas sebagaimana diatur dalam Undang- Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas beserta peraturan
pelaksananya. Adapun pengaturan kepemilikan saham terkait pada siapa yang dapat menjadi pemegang saham, bukti kepemilikan saham berupa saham,
hak-hak dan tanggung jawab yang melekat pada pemegang saham, perlindungan hukum bagi pemegang saham serta jenis kepemilikan saham
yang boleh dan dilarang dalam PT. 2.
Kedudukan yayasan dalam melakukan penyertaan modal pada PT adalah sebagai pemegang saham. Berdasarkan kedudukannya sebagai pemegang
saham, yayasan memiliki hak-hakwewenang, tanggung jawab dan mendapatkan perlinsungan hukum seperti yang diatur dalam ketentuan yang
berlaku.Yayasan akan mendapatkan hak-hak seperti menghadiri dan mengeluarkan suara dalam RUPS, menerima pembayaran dividen dan sisa
kekayaan hasil likuidasi dan menjalankan hak lainnya berdasarkan UU PT. 3.
Pada dasarnya dalam PT tanggung jawab pemegang saham adalah terbatas pada nilai saham yang dimilikinya. Namun, pertanggungjawaban terbatas ini
dapat diterobos oleh prinsip piercing the corporate veil antara lain oleh karena badan usaha belum berstatus badan hukum, pemegang saham yang
Universitas Sumatera Utara
bersangkutan beritikad tidak baik, melakukan perbuatan melawan hukum bersama perseroan dan menggunakan kekayaan perseroan sehingga kekayaan
perseroan tidak cukup. Yayasan sebagai pemegang saham jika dikaitkan dengan prinsip piercing the corporate veil akan mengakibatkan tanggung
jawab terbatasnya menjadi hapus dan terhadap kerugian atau utang dapat
dikenakan ke kekayaan yayasan. B. Saran
Adapun saran yang dikemukakan setelah memperoleh kesimpulan adalah sebagai berikut :
1. Sebaiknya yayasan melakukan kegiatan usaha yang dapat menguntungkan
bagi yayasan untuk menjalankan kegiatan yayasan yang bertujuan sosial, keagamaan dan kemanusiaan sehingga tidak bergantung kepada sumbangan.
2. Sebaiknya yayasan bersikap hati-hati dalam melakukan usaha melalui
penyertaan modal khususnya di bidang usaha prospektif dimana dimungkinkan yayasan dikenakan prinsip piercing the corporate veil yang
mengakibatkan pertanggungjawaban pribadi yayasan. 3.
Hendaknya dalam melakukan kegiatan usaha sebaiknya dilakukan mekanisme pengawasan yang baik agar yayasan tidak menyimpang dari kegiatan semula.
Universitas Sumatera Utara
C. Kamus