Pengajaran Membaca Permulaan Kemampuan Membaca Permulaan
19
sebaiknya sediakan buku cerita yang telah direncakan terlebih dahulu yang mecakup semua kata yang bersifat reguler dan dapat dibunyikan.
Metode fonik adalah metode pengajaran membaca yang berkaitan dengan bunyi Herlina Mustikasari Mohammad, 2009: 4. Mulyono Abdurrahman 2002:
214 menyebutkan bahwa metode fonik menekankan pada pengenalan kata melalui proses mendengarkan bunyi huruf. Pada mulanya anak diajak mengenal
bunyi –bunyi huruf, kemudian mensintesiskannya menjadi suku kata dan kata.
Untuk memperkenalkan bunyi berbagai huruf, biasanya mengaitkan huruf-huruf tersebut dengan huruf depan bebagai nama benda, seperti huruf “a” dengan
gambar ayam, huruf “b” dengan gambar buku, dan sebagainya. Sumarti M. Tahir dalam
Leni Nofrienti
2012: 4 menyebutkan bahwa membaca dengan metode fonik memiliki tiga tahapan yaitu, tahap merah
membaca dengan suku kata terbuka konsonan-vokal-konsonan-vokal, tahap biru membaca kata yang mengandung suku kata tertutup konsonan-vokal-konsonan,
dan tahap hijau membaca kata yang mengandung suku kata vokal ganda konsonan-vokal-vokal dan konsonan ganda konsonan-konsonan-vokal. Contoh
tahap merah membaca dengan suku kata terbuka yaitu: mata, papa, mama. Contoh tahap biru membaca kata yang mengandung suku kata tertutup yaitu: motor mo-
tor, jendela jen-dela. Pada tahap hijau membaca kata yang mengandung suku kata vokal ganda dan konsonon ganda terdapat contoh vokal ganda, yaitu: pakai
pa-kai, dan pulau pu-lau. Sedangkan contoh konsonan ganda yaitu: nyenyak nye-nyak, bintang bin-tang, dan struktur struk-tur.
20
Dari berbagai pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa metode fonik adalah metode untuk pengenalan kata melalui proses mendengarkan bunyi
huruf. Pada mulanya anak diajak mengenal bunyi –bunyi huruf kemudian
menggabungkannya menjadi suku kata dan kata. Tahap penggunaan metode fonik yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu mengenalkan setiap bentuk huruf beserta bunyinya dan membaca media yang terdapat suku kata terbuka. Anak memperhatikan guru yang mengajarkan
tentang bentuk huruf dan bunyinya dengan menggunakan media yang dapat dilihat semua anak. Anak juga memperhatikan media yang disediakan di
hadapannya. Setelah pengajaran tentang huruf dan bunyinya, dalam penelitian ini anak
diminta untuk mencari media yang mempunyai huruf awal yang sama dengan yang disebutkan dan ditunjukkan guru. Setelah hal tersebut, guru memberikan
pengajaran mengenai membaca dengan suku kata terbuka, hal ini dikarenakan mengingat subjek penelitian ini yang masih sukar untuk membedakan bentuk dan
bunyi huruf yang mirip. Kemudian anak diminta untuk membaca media yang terdapat suku kata terbuka yang ada di hadapan anak.