11
2. Manfaat praktis
a. Bagi guru, penelitian ini dapat digunakan sebagai alternatif dalam mengajar
sehingga pembelajaran lebih menarik b.
Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat sebagai bahan masukan dalam upaya meningkatkan kemampuan membaca permulaan menggunakan media
flash card
.
12
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kemampuan Membaca Permulaan
1. Pengertian Kemampuan Membaca Permulaan
Initial reading
atau membaca permulaan merupakan tahap kedua dalam membaca menurut Mercer dalam Mulyono Abdurrahman, 2002: 201. Pada tahap
ini anak belajar mengenal fonem dan menggabungkan
blending
fonem menjadi suku kata atau kata Samsunuwiyati
Mar’at, 2005: 80. Syafi’i dalam Farida Rahim, 2008: 2 menjelaskan bahwa penekanan membaca permulaan merupakan
proses perseptual yang mempunyai arti pengenalan korespondensi atau hubungan rangakaian huruf dengan bunyi-bunyi bahasa.
Ngalim Purwanto dan Jeniah Alim 1997: 35 menyebutkan huruf konsonan yang harus dapat dilafalkan dengan benar untuk membaca permulaan
adalah b, d, k, l, m, p, s, dan t. Huruf –huruf ini kemudian ditambah dengan huruf–
huruf vokal sehingga menjadi a, b, d, e, i, k, l, m, o, p, s, t, dan u. Menurut Munawir Yusuf 2005: 162 pada tingkat awal membaca, anak belajar menguasai
huruf vokal dan konsonan serta bunyinya. Anak belajar bahwa huruf i memberikan suara i, huruf b memberikan suara be, dan sebagainya.
Selanjutnya anak mulai menggabungkan bunyi b dengan i menjadi bi, bunyi n dengan a menjadi na, dan seterusnya. Baru kemudian anak mampu
menggabungkan suku kata menjadi kata, misalnya bi dengan ru menjadi biru. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 Tahun 2009
tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini, tingkat pencapaian perkembangan
13
anak usia 5-6 tahun pada lingkup perkembangan keaksaraan yaitu menyebutkan simbol-simbol huruf yang dikenal, mengenal suara huruf awal dari nama benda-
benda yang ada di sekitarnya, menyebutkan kelompok gambar yang memiliki bunyi atau huruf awal yang sama, memahami hubungan antara bunyi dan bentuk
huruf, membaca nama sendiri, dan menuliskan nama sendiri. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kemampuan
membaca permulaan adalah kemampuan anak pembaca awal dalam penguasan kode alfabetik seperti menghafal huruf vokal dan konsonan, mengenal fonem, dan
menggabungkan fonem menjadi suku kata atau kata.
2. Tahapan Kemampuan Membaca Anak Usia 5-6 Tahun
Mercer dalam Mulyono Abdurrahman, 2002: 201 membagi tahapan membaca menjadi lima, yaitu kesiapan membaca, membaca permulaan,
ketrampilan membaca cepat, membaca luas, dan membaca yang sesungguhnya. Menurut Cochrane dalam Slamet Suyanto, 2005: 168-169 ada lima tahap
kemampuan membaca anak yaitu tahap magis
magical stage
, tahap konsep diri
self-concept stage
, tahap membaca peralihan
bridging reader stage
, tahap membaca lanjut
take-off reader stage
, dan tahap membaca mandiri
independent reader
. Tahap magis
magical stage
biasanya sudah dialami anak usia 2 tahun yang ditandai dengan anak mulai menyukai bacaan dan sering menyimpan bahkan
membawanya kemana anak mau. Tahap konsep diri
self-concept stage
ditandai dengan anak sering berpura-pura membaca buku padahal belum dapat membaca
dengan benar. Tahap ini biasanya dialami anak yang berusia 3 tahun. Tahap