2 higher, whereas, hypotesis 6 is not supported where the positive
influence of negative free cash flow to shareholder value tends to be weaker when IOS is higher.
The result implies that positive free cash flow has information content responded by investor as a successful performance, while negative free cash
flow is responded differently, where some of investors respond positive, and some of them respond negative.
Key word: Cash Flow, Information, value
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Tujuan perusahaan pada dasarnya adalah untuk memaksimasi nilai pemegang saham
melalui kebijakan dividen dan peningkatan harga pasar saham perusahaan Rappaport:1998; Philip: 1998; Fernando: 1996.
Pendekatan nilai pemegang saham tersebut mengestimasi nilai ekonomi suatu
investasi melalui pendiskontoan aliran kas masa mendatang berdasarkan biaya modalnya.
Aliran kas oleh karena itu merupakan pencerminan pertumbuhan perolehan kas dari penginvestasian kembali modal
pada proyek-proyek baru yang merupakan cerminan penciptaan nilai pemegang saham. Fernando: 1996
Nilai pemegang saham dapat ditingkatkan melalui tujuh pemicu, yaitu: 1
kebijakan operasi , antara lain pertumbuhan penjualan, marjin laba operasi, dan
tingkat pajak , 2 kebijakan investasi, yang meliputi aktiva tetap dan modal kerja, dan 3 kebijakan pendanaan, yang berhubungan erat dengan kebijakan investasi.
Rappaport: 1998.. Oleh karena itu, hubungan aliran kas bebas dengan nilai pemegang saham
dimoderasi
oleh kebijakan investasi investment opportunity set IOS .
1.2. Permasalahan Aliran kas bebas dapat menimbulkan masalah keagenan.Jensen: 1986. Jensen
mengemukakan bahwa manajer memiliki insentif untuk memperbesar perusahaan melalui ukuran optimalnya, sehingga mereka tetap melakukan
Jurnal Bisnis dan Manajemen, Vol. 6 No.1 September. 2009
3 investasi meskipun memberikan nilai sekarang bersih Net Present Value
negatif dengan menggunakana dana yang dihasilkan dari aliran kas bebas. Aliran kas bebas juga dapat digunakan untuk pemborosan dalam operasi
perusahaan, seperti untuk kompensasi karyawan yang tinggi. yang menguntungkan dirinya tetapi merugikan pemegang saham, padahal
seharusnya digunakan untuk peningkatan dividen atau pembelian kembali saham perusahaan. Tindakan manajer tersebut memberikan dampak terhadap
penurunan nilai pemegang saham.
Penelitian empiris terhadap hubungan arus kas bebas dan nilai perusahaan
menghasilkan kontroversial . Penelitian Price Waterhouse Cooper di India dan
Vogt menunjukkan adanya korelasi yang tinggi antara perubahan aliran kas bebas perusahaan dengan harga saham Singh: 1999; Vogt dan Vu: 2000. Dilain
fihak, Penman menyatakan bahwa aliran kas tidak dapat dipakai sebagai penentu penciptaan nilai pemegang saham karena nilai aliran kas bebas sangat
dipengaruhi oleh kebijakan investasi
. Perusahaan yang sedang tumbuh memerlukan investasi yang besar sehingga memiliki aliran kas bebas rendah
atau negatif. Sebaliknya, perusahaan dalam taraf penurunan, cenderung memiliki arus kas bebas tinggi.Pennman: 2001.
Oleh karena itu, timbul permasalahan, 1 apakah nilai aliran kas bebas sesungguhnya memiliki kandungan informasi yang dapat dipakai untuk memprediksi nilai pemegang
saham?, dan 2 apakah hubungan aliran kas bebas terhadap nilai perusahaan dimoderasi oleh kesempatan investasi?
1.3. Tujuan Penelitian Tulisan ini bertujuan menguji hubungan antara teori keagenan aliran kas bebas dengan
nilai pemegang saham dengan memperhatikan faktor set kesempatan investasi.. 1.4. Hipotesis
Hipotesis yang diajukan adalah: H1 : Aliran kas bebas berpengaruh positif terhadap nilai pemegang saham.
H2 : Aliran kas bebas positif berpengaruh positif terhadap nilai pemegang
saham. H3 : Aliran kas bebas negatif berpengaruh positif terhadap nilai pemegang
saham. H4 : Aliran kas bebas berpengaruh positif dan semakin kuat terhadap nilai
pemegang saham ketika investasi tinggi. H5 : Aliran kas bebas positif berpengaruh positif dan semakin kuat terhadap
nilai pemegang saham ketika investasi tinggi.
4 H6 : Aliran kas bebas negatif berpengaruh positif dan semakin kuat terhadap
nilai pemegang saham ketika investasi tinggi.
II. LITERATUR REVIEW 2.1. Teori Keagenan Agency Theory Jensen dan Meckling