25
II.2. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
Kebijakan pengelolaan keuangan daerah yang baik menghasilkan keseimbangan antara optimalisasi pendapatan daerah, efisiensi dan efektivitas
belanja daerah, serta ketepatan dalam memanfaatkan potensi pembiayaan daerah.
II.2.1. Kebijakan Pengelolaan Pendapatan Daerah
Pengelolaan pendapatan daerah dilakukan dengan menggali potensi sumber pendapatan daerah melalui intensifikasi dan ekstensifikasi Pendapatan
Asli Daerah PAD dan Dana Perimbangan. Upaya peningkatan, perluasan basis PAD dan mengupayakan optimalisasi Dana Perimbangan agar bagian daerah
dapat diperoleh secara proporsional, oleh karena dilakukan peningkatan dalam hal pengawasan, koordinasi dan upaya penyederhanaan proses administrasi
pemungutan. Upaya-upaya yang dilakukan dalam meningkatkan Pendapatan Daerah antara lain:
a. Mengoptimalkan peningkatan pendapatan daerah yang berasal dari sumber-
sumber PAD dan Dana Perimbangan; b. Meningkatkan peran serta masyarakat dan sektor swasta baik dalam
pembiayaan maupun kegiatan pembangunan; c. Meningkatkan efisiensi pengelolaan APBD;
d. Mengutamakan secara optimal perolehan Dana Perimbangan yang lebih proporsional.
Upaya-upaya yang dilakukan dalam meningkatkan Pendapatan Daerah antara lain:
1. Intensifikasi Pajak Daerah
a. Melakukan pendataan ulang Objek Pajak yang telah terdaftar, langsung ke lapangan tempat usaha;
b. Melakukan pendataan dengan cara menelusuri jalan untuk diperoleh data subjekobjek pajak yang belum terdaftar;
c. Melakukan pemanggilan secara terus menerus tehadap Subjek Pajak agar yang bersangkutan mendaftarkan diri sebagai Wajib Pajak;
d. Melakukan pembinaan dan penyuluhan terhadap Wajib Pajak maupun Wajib retribusi agar yang bersangkutan dapat memenuhi kewajibannya
untuk menyampaikan laporan dan pembayaran tepat pada waktunya; e. Melakukan pemanggilan terhadap Wajib Pajak dan Wajib Retribusi yang
menunggak laporan maupun pembayarannya; f. Pengenaan sanksi terhadap Wajib Pajak dan Wajib Retribusi yang
terlambat maupun menunggak pembayaran;
PEMERINTAH KOTA TANGERANG http:www.tangerangkota.go.id
26
g. Rapat koordinasi dan evaluasi dengan Organisasi Perangkat Daerah OPD pemungut setiap bulannya, yang dipimpin langsung oleh WalikotaWakil
WalikotaSekretaris Daerah; h. Pemberian motivasi yang lebih tinggi kepada petugas pemungut pajak dan
retribusi dengan cara peningkatan pengendalian dan pengawasan; i.
Peningkatan pelayanan melalui peningkatan sarana dan prasarana; j.
Meningkatkan koordinasi dengan Kantor Pelayanan Pajak KPP yang mengelola pajak pusat sebagai upaya mencegah terjadinya pengenaan
pajak ganda;
k. Sosialisasi kepada Wajib Pajak dan Wajib Retribusi untuk melakukan pembayaran langsung ke Rekening Kas Umum Daerah sebagai bagaian
dari upaya tindakan pencegahan pengawasan hasil pungutan; dan l.
Melakukan pendekatan terhadap Wajib Pajak dan Wajib Retribusi yang potensial untuk membayar kewajibannya tepat waktu.
2. Ekstensifikasi Pajak Daerah Ekstensifikasi dilakukan dengan cara menggali sumber-sumber PAD yang baru
sesuai dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2008yaitu: 1 Bersifat pajak dan bukan retribusi; 2 Obyek pajak terletak di wilayah kabupatenkota yang
bersangkutan dan mempunyai mobilitas yang cukup rendah serta hanya melayani masyarakat di wilayah kabupatenkota yang bersangkutan; 3 Obyek
dasar pengenaan pajak tidak bertentangan dengan kepentingan umum; 4 Obyek pajak bukan merupakan obyek pajak provinsi atau obyek pajak pusat;
5 Potensinya memadai; 6 Tidak memberikan dampak ekonomi negatif; 7 Memperhatikan aspek keadilan dan kemampuan masyarakat; dan 8 Menjaga
kelestarian lingkungan.
II.2.2. Kebijakan Belanja Daerah