Kebijakan Belanja Daerah Kebijakan Pembiayaan

26 g. Rapat koordinasi dan evaluasi dengan Organisasi Perangkat Daerah OPD pemungut setiap bulannya, yang dipimpin langsung oleh WalikotaWakil WalikotaSekretaris Daerah; h. Pemberian motivasi yang lebih tinggi kepada petugas pemungut pajak dan retribusi dengan cara peningkatan pengendalian dan pengawasan; i. Peningkatan pelayanan melalui peningkatan sarana dan prasarana; j. Meningkatkan koordinasi dengan Kantor Pelayanan Pajak KPP yang mengelola pajak pusat sebagai upaya mencegah terjadinya pengenaan pajak ganda; k. Sosialisasi kepada Wajib Pajak dan Wajib Retribusi untuk melakukan pembayaran langsung ke Rekening Kas Umum Daerah sebagai bagaian dari upaya tindakan pencegahan pengawasan hasil pungutan; dan l. Melakukan pendekatan terhadap Wajib Pajak dan Wajib Retribusi yang potensial untuk membayar kewajibannya tepat waktu. 2. Ekstensifikasi Pajak Daerah Ekstensifikasi dilakukan dengan cara menggali sumber-sumber PAD yang baru sesuai dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2008yaitu: 1 Bersifat pajak dan bukan retribusi; 2 Obyek pajak terletak di wilayah kabupatenkota yang bersangkutan dan mempunyai mobilitas yang cukup rendah serta hanya melayani masyarakat di wilayah kabupatenkota yang bersangkutan; 3 Obyek dasar pengenaan pajak tidak bertentangan dengan kepentingan umum; 4 Obyek pajak bukan merupakan obyek pajak provinsi atau obyek pajak pusat; 5 Potensinya memadai; 6 Tidak memberikan dampak ekonomi negatif; 7 Memperhatikan aspek keadilan dan kemampuan masyarakat; dan 8 Menjaga kelestarian lingkungan.

II.2.2. Kebijakan Belanja Daerah

Belanja daerah digunakan untuk pelaksanaan urusan pemerintahan daerah yang menjadi kewenangan Pemerintah Kota Tangerang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Belanja penyelenggaraan urusan wajib diprioritaskan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum serta mengembangkan sistem jaminan sosial sesuai Standar Pelayanan Minimal SPM yang telah ditetapkan. Kebijakan pengelolaan belanja daerah ditekankan pada peningkatan kualitas pelayanan masyarakat dan upaya memenuhi kebutuhan dasar sarana dan prasarana pelayanan, yaitu : 1. Prioritas kepada upaya melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah yang diwujudkan ke dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas PEMERINTAH KOTA TANGERANG http:www.tangerangkota.go.id 27 sosial dan fasilitas umum yang layak, serta pengembangan sistem jaminan sosial; 2. Menyelaraskan alokasi belanja seiring dengan pendelegasian wewenang; 3. Meningkatkan alokasi anggaran pada bidang-bidang yang menjadi pusat perhatian masyarakat public interest; dan 4. Pemberian bantuan kepada organisasi kemasyarakatan didasarkan pada tingkat kebutuhan dan kemendesakan urgensitas tanpa melupakan aspek pemerataan dan keadilan dalam mendukung upaya-upaya penanggulangan dan penanganan permasalahan sosial, antara lain: kemiskinan, pengangguran, ketenagakerjaan, dan peningkatan kualitas sumber daya manusia SDM.

II.2.3. Kebijakan Pembiayaan

Pembiayaan adalah transaksi keuangan daerah yang dimaksudkan untuk menutup selisih antara pendapatan daerah dan belanja daerah, ketika terjadi defisit anggaran. Sumber pembiayaan dapat berasal dari sisa lebih perhitungan anggaran SiLPA tahun lalu, penerimaan pinjaman obligasi, transfer dari dana cadangan maupun hasil penjualan aset daerah yang dipisahkan. Sedangkan pengeluaran dalam pembiayaan itu sendiri dapat berupa anggaran hutang, bantuan modal dan transfer ke dana cadangan. Pengeluaran pembiayaan dialokasikan guna menganggarkan pengeluaran daerah yang tidak bersifat belanja. Komponen pengeluaran pembiayaan adalah pembentukan dana cadangan, penyertaan modal investasi daerah, pembayaran pokok utang, pemberian pinjaman daerah. Struktur pembiayaan daerah untuk sumber penerimaan tidak hanya berasal dari sisa lebih perhitungan anggaran tahun lalu namun diupayakan untuk mendapatkan sumber-sumber lain, sedangkan pengeluaran pembiayaan direncanakan dari pembayaran pokok utang.

II.3. INDIKATOR PENCAPAIAN KINERJA FISKAL PEMERINTAH KOTA