21
BAB II EKONOMI MAKRO
II.1. EKONOMI MAKRO
Ekonomi makro daerah dapat menjadi reflektor kinerja makro perekonomian daerah sebagai bagian dari proses pembangunan secara umum di
daerah tersebut, khususnya pembangunan di bidang ekonomi. Kondisi ekonomi makro Kota Tangerang tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 dapat
digambarkan sebagai berikut:
1. Relatif terjaganya stabilitas ekonomi dengan baik
Salah satu variabel penting dari Produk Domestik Regional Bruto PDRB adalah Laju Pertumbuhan Ekonomi LPE. LPE didapat
dengan membandingkan PDRB atas dasar harga konstan tiap tahun dengan tahun
sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi menunjukkan perkembangan atau pertumbuhan riil perekonomian, atau dapat menggambarkan kinerja
pembangunan dari suatu periode ke periode sebelumnya. Selain PDRB dapat menunjukkan LPE, juga menginformasikan struktur
perekonomian daerah. Struktur perekonomian tersebut menggambarkan kontribusi sektor-sektor ekonomi terhadap perekonomian secara makro.
Namun demikian, dengan mengamati pertumbuhan PDRB per kapita dapat dipakai untuk menunjukkan perkembangan kemakmuran dan
kesejahteraan suatu daerah. Meningkatnya PDRB per kapita yang diterima penduduk, maka daya beli purchasing power masyarakat akan
bertambah, sehingga kebutuhan rumah tangganya demand terhadap barang dan jasa akan terpenuhi. Demand yang diikuti purchasing power,
akan mengakibatkan kesejahteraan masyarakat meningkat. Perekonomian akan mengalami pertumbuhan apabila total output
produksi barang dan jasa tahun tertentu lebih besar daripada tahun sebelumnya. Oleh karena demikian, pertumbuhan ekonomi ini
menggambarkan perkembangan aktivitas ekonomi dalam kurun waktu tertentu. Adapun peningkatan output produksi barang dan jasa tersebut
terjadi apabila terdapat peningkatan permintaan baik oleh masyarakat daerah tersebut atau luar daerah.
PEMERINTAH KOTA TANGERANG http:www.tangerangkota.go.id
22
Grafik II.1. Laju Pertumbuhan LPE
Sumber: LAKIP Kota Tangerang 2014 data diolah
Berdasarkan grafik perkembangan ekonomi Kota Tangerang pada Tahun 2014 diperkirakan melambat dibanding tahun 2013, hal tersebut dapat
dilihat dari Laju Pertumbuhan Ekonomi LPE Kota Tangerang sebesar 5,03 yang lebih rendah dibanding tahun sebelumnya. Dan LPE Kota
Tangerang diperkirakan masih lebih tinggi dibanding nasional, namun lebih rendah dari LPE Provinsi Banten.
2. Kemampuan ekonomi untuk memperluas lapangan kerja
Sebagai kota yang memiliki karakteristik industri perdagangan dan kegiatan jasa, maka penanganan permasalahan ketenagakerjaan menjadi
sangat penting. Pada Tahun 2014 banyaknya pencari kerja terdaftar di Kota Tangerang adalah sebanyak 18.812, pada tahun 2013 sebanyak
25.942 orang, dan pada tahun 2012 sebesar 21.464 orang. Sedangkan penyerapan tenaga kerja pada tahun 2014 adalah sebesar 10.903 orang,
tahun 2013 tenaga kerja yang diserap adalah sebesar 14.203 orang, dan tahun 2012 sebesar 11.333 orang.
0.00 5.00
10.00
2012 6.42
6.15 6.26
22
Grafik II.1. Laju Pertumbuhan LPE
Sumber: LAKIP Kota Tangerang 2014 data diolah
Berdasarkan grafik perkembangan ekonomi Kota Tangerang pada Tahun 2014 diperkirakan melambat dibanding tahun 2013, hal tersebut dapat
dilihat dari Laju Pertumbuhan Ekonomi LPE Kota Tangerang sebesar 5,03 yang lebih rendah dibanding tahun sebelumnya. Dan LPE Kota
Tangerang diperkirakan masih lebih tinggi dibanding nasional, namun lebih rendah dari LPE Provinsi Banten.
2. Kemampuan ekonomi untuk memperluas lapangan kerja
Sebagai kota yang memiliki karakteristik industri perdagangan dan kegiatan jasa, maka penanganan permasalahan ketenagakerjaan menjadi
sangat penting. Pada Tahun 2014 banyaknya pencari kerja terdaftar di Kota Tangerang adalah sebanyak 18.812, pada tahun 2013 sebanyak
25.942 orang, dan pada tahun 2012 sebesar 21.464 orang. Sedangkan penyerapan tenaga kerja pada tahun 2014 adalah sebesar 10.903 orang,
tahun 2013 tenaga kerja yang diserap adalah sebesar 14.203 orang, dan tahun 2012 sebesar 11.333 orang.
LPE Kota Tangerang LPE Propinsi Banten
LPE Nasional
2013 2014
5.91 5.03
6.15 6.04
5.47 6.26
5.58 5.02
LPE Kota Tangerang LPE Propinsi Banten
LPE Nasional
22
Grafik II.1. Laju Pertumbuhan LPE
Sumber: LAKIP Kota Tangerang 2014 data diolah
Berdasarkan grafik perkembangan ekonomi Kota Tangerang pada Tahun 2014 diperkirakan melambat dibanding tahun 2013, hal tersebut dapat
dilihat dari Laju Pertumbuhan Ekonomi LPE Kota Tangerang sebesar 5,03 yang lebih rendah dibanding tahun sebelumnya. Dan LPE Kota
Tangerang diperkirakan masih lebih tinggi dibanding nasional, namun lebih rendah dari LPE Provinsi Banten.
2. Kemampuan ekonomi untuk memperluas lapangan kerja
Sebagai kota yang memiliki karakteristik industri perdagangan dan kegiatan jasa, maka penanganan permasalahan ketenagakerjaan menjadi
sangat penting. Pada Tahun 2014 banyaknya pencari kerja terdaftar di Kota Tangerang adalah sebanyak 18.812, pada tahun 2013 sebanyak
25.942 orang, dan pada tahun 2012 sebesar 21.464 orang. Sedangkan penyerapan tenaga kerja pada tahun 2014 adalah sebesar 10.903 orang,
tahun 2013 tenaga kerja yang diserap adalah sebesar 14.203 orang, dan tahun 2012 sebesar 11.333 orang.
LPE Kota Tangerang LPE Propinsi Banten
LPE Nasional
PEMERINTAH KOTA TANGERANG http:www.tangerangkota.go.id
23
- 5,000
10,000 15,000
20,000 25,000
30,000
Tahun 2012
Grafik II.2. Jumlah Pencari Kerja Terdaftar dan Penyerapannya
Sumber: Dinas Ketenagakerjaan Kota Tangerang Tahun 2014
Dengan melihat perkembangan yang ada, secara umum dapat dikatakan bahwa kemampuan ekonomi dalam kurun waktu 2012
2014 diperkirakan telah mampu meningkatkan banyaknya lowongan kerja yang
dapat diisi oleh tenaga kerja, namun pada tahun 2014 terjadi penurunan pencari kerja dan lowongan kerja yang tersedia. Dengan semakin
tingginya angka pencari kerja maka pertambahan lowongan kerja harus lebih ditingkatkan.
3. Tingkat perubahan harga inflasi
Inflasi merupakan fenomena ekonomi yang terkait dengan agregat makro ekonomi, pertumbuhan ekonomi, keseimbangan eksternal, daya saing,
tingkat bunga, dan distribusi pendapatan.
Inflasi dapat tercermin dari fluktuasi pergerakan Indeks Harga Konsumen IHK yang dalam konteks regional dipengaruhi kenaikan harga bahan
pangan akibat gagal panen dari daerah pemasok pangan, tidak lancarnya distribusi pangan sehingga meningkatkan biaya perjalanan serta biaya
resiko spekulasi pasar.
23
Penyerapan Pencari Kerja
Tahun 2012 Tahun 2013
Tahun 2014 11,333
14,203 10,903
21,464 25,942
18,812
Grafik II.2. Jumlah Pencari Kerja Terdaftar dan Penyerapannya
Sumber: Dinas Ketenagakerjaan Kota Tangerang Tahun 2014
Dengan melihat perkembangan yang ada, secara umum dapat dikatakan bahwa kemampuan ekonomi dalam kurun waktu 2012
2014 diperkirakan telah mampu meningkatkan banyaknya lowongan kerja yang
dapat diisi oleh tenaga kerja, namun pada tahun 2014 terjadi penurunan pencari kerja dan lowongan kerja yang tersedia. Dengan semakin
tingginya angka pencari kerja maka pertambahan lowongan kerja harus lebih ditingkatkan.
3. Tingkat perubahan harga inflasi
Inflasi merupakan fenomena ekonomi yang terkait dengan agregat makro ekonomi, pertumbuhan ekonomi, keseimbangan eksternal, daya saing,
tingkat bunga, dan distribusi pendapatan.
Inflasi dapat tercermin dari fluktuasi pergerakan Indeks Harga Konsumen IHK yang dalam konteks regional dipengaruhi kenaikan harga bahan
pangan akibat gagal panen dari daerah pemasok pangan, tidak lancarnya distribusi pangan sehingga meningkatkan biaya perjalanan serta biaya
resiko spekulasi pasar.
23
Pencari Kerja
Penyerapan Pencari Kerja
Grafik II.2. Jumlah Pencari Kerja Terdaftar dan Penyerapannya
Sumber: Dinas Ketenagakerjaan Kota Tangerang Tahun 2014
Dengan melihat perkembangan yang ada, secara umum dapat dikatakan bahwa kemampuan ekonomi dalam kurun waktu 2012
2014 diperkirakan telah mampu meningkatkan banyaknya lowongan kerja yang
dapat diisi oleh tenaga kerja, namun pada tahun 2014 terjadi penurunan pencari kerja dan lowongan kerja yang tersedia. Dengan semakin
tingginya angka pencari kerja maka pertambahan lowongan kerja harus lebih ditingkatkan.
3. Tingkat perubahan harga inflasi
Inflasi merupakan fenomena ekonomi yang terkait dengan agregat makro ekonomi, pertumbuhan ekonomi, keseimbangan eksternal, daya saing,
tingkat bunga, dan distribusi pendapatan.
Inflasi dapat tercermin dari fluktuasi pergerakan Indeks Harga Konsumen IHK yang dalam konteks regional dipengaruhi kenaikan harga bahan
pangan akibat gagal panen dari daerah pemasok pangan, tidak lancarnya distribusi pangan sehingga meningkatkan biaya perjalanan serta biaya
resiko spekulasi pasar.
PEMERINTAH KOTA TANGERANG http:www.tangerangkota.go.id
24
0.00 20.00
40.00 60.00
80.00
Tahun 2010
Tahun 2011
17.23 61.48
Grafik II.3. Laju Pertumbuhan Inflasi
Sumber: Data BPS diolah
Berdasarkan grafik 3 di atas terlihat bahwa inflasi di Kota Tangerang dalam kurun waktu 2012
2014 relatif tinggi dari inflasi nasional maupun Propinsi Banten.
4. Kemandirian ekonomi daerah
Kemandirian ekonomi daerah Kota Tangerang menunjukkan peningkatan kemampuan fiskal daerah dari tahun ke tahun. Kemampuan fiskal daerah
ini dapat dilihat dari kurun waktu dari tahun 2010 - 2014 1 rasio kemandirian daerah yang merupakan rasio antara Pendapatan Asli
Daerah PAD dengan Total Pendapatan Daerah dan 2 tingkat ketergantungan keuangan
daerah yang merupakan rasio antara Pendapatan Transfer dengan Total Pendapatan Daerah. Berdasarkan
grafik 4 terlihat bahwa tingkat ketergantungan keuangan Kota Tangerang terhadap Pemerintah Pusat diantara tahun 2010
2014 secara rata-rata masih di atas 70 dan tingkat kemandirian daerah sejak tahun 2010
2014 masih di bawah 100 yaitu rata-rata masih dibawah 50.
Grafik II.4. Tingkat Ketergantungan dan Kemandirian Fiskal
Sumber: DPKD Kota Tangerang Tahun 2014, diolah.
4,44 4,70
5,20 4,52
4,52 4,90
4,50 4,50
4,80
0,00 2,00
4,00 6,00
8,00 10,00
12,00 14,00
16,00
Tahun 2012 Tahun 2013
Tahun 2014 Nasional
Propinsi Banten Kota Tangerang
24
Tahun 2011
Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
17.23 27.13 28.85 31.94
41.73 61.48 44.54 48.87
45.87 36.26
Tingkat Ketergantungan Kemandirian Daerah
Grafik II.3. Laju Pertumbuhan Inflasi
Sumber: Data BPS diolah
Berdasarkan grafik 3 di atas terlihat bahwa inflasi di Kota Tangerang dalam kurun waktu 2012
2014 relatif tinggi dari inflasi nasional maupun Propinsi Banten.
4. Kemandirian ekonomi daerah
Kemandirian ekonomi daerah Kota Tangerang menunjukkan peningkatan kemampuan fiskal daerah dari tahun ke tahun. Kemampuan fiskal daerah
ini dapat dilihat dari kurun waktu dari tahun 2010 - 2014 1 rasio kemandirian daerah yang merupakan rasio antara Pendapatan Asli
Daerah PAD dengan Total Pendapatan Daerah dan 2 tingkat ketergantungan keuangan
daerah yang merupakan rasio antara Pendapatan Transfer dengan Total Pendapatan Daerah. Berdasarkan
grafik 4 terlihat bahwa tingkat ketergantungan keuangan Kota Tangerang terhadap Pemerintah Pusat diantara tahun 2010
2014 secara rata-rata masih di atas 70 dan tingkat kemandirian daerah sejak tahun 2010
2014 masih di bawah 100 yaitu rata-rata masih dibawah 50.
Grafik II.4. Tingkat Ketergantungan dan Kemandirian Fiskal
Sumber: DPKD Kota Tangerang Tahun 2014, diolah.
4,44 4,70
5,20 4,52
4,52 4,90
4,50 4,50
4,80
0,00 2,00
4,00 6,00
8,00 10,00
12,00 14,00
16,00
Tahun 2012 Tahun 2013
Tahun 2014 Nasional
Propinsi Banten Kota Tangerang
24
Tingkat Ketergantungan Kemandirian Daerah
Grafik II.3. Laju Pertumbuhan Inflasi
Sumber: Data BPS diolah
Berdasarkan grafik 3 di atas terlihat bahwa inflasi di Kota Tangerang dalam kurun waktu 2012
2014 relatif tinggi dari inflasi nasional maupun Propinsi Banten.
4. Kemandirian ekonomi daerah
Kemandirian ekonomi daerah Kota Tangerang menunjukkan peningkatan kemampuan fiskal daerah dari tahun ke tahun. Kemampuan fiskal daerah
ini dapat dilihat dari kurun waktu dari tahun 2010 - 2014 1 rasio kemandirian daerah yang merupakan rasio antara Pendapatan Asli
Daerah PAD dengan Total Pendapatan Daerah dan 2 tingkat ketergantungan keuangan
daerah yang merupakan rasio antara Pendapatan Transfer dengan Total Pendapatan Daerah. Berdasarkan
grafik 4 terlihat bahwa tingkat ketergantungan keuangan Kota Tangerang terhadap Pemerintah Pusat diantara tahun 2010
2014 secara rata-rata masih di atas 70 dan tingkat kemandirian daerah sejak tahun 2010
2014 masih di bawah 100 yaitu rata-rata masih dibawah 50.
Grafik II.4. Tingkat Ketergantungan dan Kemandirian Fiskal
Sumber: DPKD Kota Tangerang Tahun 2014, diolah.
4,44 4,70
5,20 4,52
4,52 4,90
4,50 4,50
4,80
0,00 2,00
4,00 6,00
8,00 10,00
12,00 14,00
16,00
Tahun 2012 Tahun 2013
Tahun 2014 Nasional
Propinsi Banten Kota Tangerang
PEMERINTAH KOTA TANGERANG http:www.tangerangkota.go.id
25
II.2. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH