4.2.2. Teknik budidaya Aren
4.2.2.1.Perbanyakan Tanaman
Secara umum, aren bisa diperbanyak secara generatif dengan biji, cara ini dapat menghasilkan bibit tanaman dalam jumlah besar. Sehingga
pembudidayaan aren dapat dilakukan secara besar-besaran dalam waktu yang singkat. Namun di Tapanuli Selatan, perkembangan tanaman aren masih
berdasarkan seleksi alam. Belum ada upaya untuk membudidayakannya secara teknis. Sesuai dengan pernyataan Polnaja 2000, bahwa di Indonesia tanaman
Aren masih tumbuh secara alami, belum banyak yang membudidayakan dengan cara-cara tertentu. Penyebarannya masih secara alamiah dan berkembang biak
dengan biji. Secara ekologis aren memiliki keunggulan sebagai tanaman konservasi.
Tanaman aren bisa bertumbuh subur di tengah pepohonan lain dan semak-semak, oleh karenanya untuk penanaman aren tidak diperlukan kegiatan land clearing.
Aren merupakan sejenis pohon yang ramah lingkungan dan memiki perakaran yang sangat efektif menarik dan menahan air sehingga mencegah terjadinya erosi
tanah. Demikian pula dengan daun yang cukup lebat dan batang yang tertutup dengan lapisan ijuk , akan sangat ektif untuk menahan turunnya air hujan yang
langsung ke permukaan tanah. Indriyanto, 2012. Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan dalam kerangka mengembangkan
tanaman aren, telah berupaya dengan mengirim beberapa orang penyuluh pertanian untuk studi banding ke Kota Tomohon, Sulawesi Utara. Keseriusan
Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan juga ditunjukkan dengan rencana penanaman aren, hasil pembibitan dari PT. Bumi Hijau Lestari, BUMN yang aktif
Universitas Sumatera Utara
melakukan penelitian aren. Bibit yang dibeli dalam bentuk biji nantinya dan akan dibagikan kepada petani aren di daerah ini.
4.2.2.2.Pemeliharaan Tanaman Aren
Untuk pemeliharaan tanaman, petani aren di Tapanuli Selatan belum melakukan upaya untuk menjaga agar tanaman aren bisa tumbuh dan berproduksi
secara optimun. Seperti melakukan pengendalian hama penyakit maupun penanggulangan tanaman pengganggu. Dari 100 responden yang diamati, tidak
satupun responden yang melakukan pemeliharaan tanaman aren, seperti yang lazim dilakukan pada tanaman perkebunan lainnya.
Berbeda dengan apa yang dinyatakan Samudra 2011, bahwa di Kecamatan Mungka petani aren melakukan penyiangan dan pemupukan. Petani
menyiangi tumbuhan pengganggu dan membersihkan kotoran-kotoran yang menempel di batang tanaman aren, yang dilakukan di setiap hari sewaktu petani
melakukan penyadapan nira. Selain itu, petani aren juga melakukan pemupukan dengan menggunakan abu yang di lakukan satu bulan sekali. Abu tersebut berasal
dari kayu bakar yang digunakan untuk memasak nira menjadi gula aren. Berdasarkan informasi dari petani, tanaman aren yang dilakukan penyiangan dan
pemupukan dengan abu lebih memberikan hasil yang maksimal dibandingkan dengan pohon aren yang tumbuh liar tanpa pemeliharaan. Namun petani tidak
melakukan pengolahan lahan, seleksi bibit unggul, penanaman, penyiangan dan pemupukan yang optimal. Oleh karena itu, pola penanaman tanaman aren yang
tidak beraturan dan menyebar merupakan kelemahan dalam pengembangan agribisnis aren di Kecamatan Mungka.
Universitas Sumatera Utara
4.2.3. Penyadapan