Indeks Pembangunan Gender Status Pencapaian Indeks Pembangunan Manusia dan Indeks

151 dari tahun ke tahun di semua kabupatenkota. Kesenjangan antar wilayah juga menjadi isu yang muncul dari data IPG tahunan ini. Tabel 3.53 Capaian IPG Menurut KabupatenKota DIY, Tahun 2008-2011 KabupatenKota 2008 2009 2010 2011 DIY 71,50 72,24 72,51 73,07 Kota Yogyakarta 77,05 77,10 77,56 77,92 Kab. Bantul 71,20 71,20 71,33 71,71 Kab. Kulon Progo 66,13 66,56 67,04 67,85 Kab. Gunungkidul 64,69 64,77 65,42 66,04 Kab. Sleman 73,73 73,94 74,17 74,75 Sumber : BPS, Kementerian PP PA Apabila di rinci per komponen dan per wilayah, data nya adalah sebagai berikut: 1. Angka Harapan Hidup Dari kelima kabupatenkota, polanya adalah sama. Angka harapan hidup perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Kecenderungan ini juga menjadi pola yang terjadi di tingkat nasional maupun global. Sumber : BPS, Kementerian PP PA Gambar 3.42 Angka Harapan Hidup Per Jenis Kelamin dan Wilayah 2. Angka Melek Huruf Berbeda dengan usia harapan hidup, angka melek huruf perempuan lebih rendah daripada laki-laki. Hal ini terjadi di semua kabupatenkota di DIY. 152 Sumber : BPS, Kementerian PP PA Gambar 3.43 Angka Melek Huruf Per Jenis Kelamin dan Wilayah 3. Rata-rata Lama Sekolah Rata-rata lama sekolah juga memiliki pola yang sama dengan angka melek huruf. Akses perempuan yang lebih rendah ditunjukkan dengan angka rata- rata lama sekolah perempuan yang lebih rendah daripada laki-laki, yang terjadi di semua kabupatenkota. Sumber : BPS, Kementerian PP PA Gambar 3.44 Rata-rata Lama Sekolah per Wilayah dan Jenis Kelamin 153 4. Pendapatan Kesenjangan gender juga terlihat dari aspek sumbangan pendapatan. Gambar berikut menunjukkan pola yang seragam di semua wilayah, dimana kontribusi laki-laki dalam pendapatan masih dominan. Namun demikian, kesenjangan ini bervariasi. Kota Yogyakarta adalah wilayah dengan kesenjangan terendah, dimana laki-laki menyumbang 57.92 sementara perempuan menyumbang 42.08. Di DIY, laki-laki menyumbang 60.82 sementara perempuan berkontribusi terhadap 39.18 pendapatan keluarga. Sumber : BPS, Kementerian PP PA Gambar 3.45 Sumbangan Pendapatan Per Jenis Kelamin dan Wilayah Selain itu, juga penting untuk melihat rasio perbandingan antara Indeks Pembangunan Manusia IPM dengan Indeks Pembangunan Gender IPG. Semakin besar rasionya, maka ini menunjukan bahwa level kesenjangan gender semakin sempit, dan sebaliknya. Pencapaian DIY menunjukkan pencapaian yang positif, karena masuk dalam jajaran provinsi dengan rasio yang tinggi. Pada tahun 2012, pencapaian rasio DIY menduduki peringkat kedua setelah NTT. Rasio ini lebih tinggi daripada rasio nasional, yaitu 93,55. Ini nampak dalam tabel berikut ini: Tabel 3.54 Pembangunan Manusia Berbasis Gender, 2013 Provinsi IPM IPG Rasio Tertinggi: Nusa Tenggara Timur 65.99 68.28 96.66 DI Yogyakarta 74.11 76.75 96.56 Papua 63.06 65.86 95.75 154 Provinsi IPM IPG Rasio DKI Jakarta 74.66 78.33 95.32 Maluku 68.54 72.42 94.64 Terendah: Nusa Tenggara Barat 57.58 66.89 86.08 Papua Barat 60.02 70.22 85.47 Kep Bangka Belitung 61.38 73.78 83.19 Gorontalo 58.32 71.31 81.79 Kalimantan Timur 61.68 76.71 80.64 Sumber: BPS, dikutip dari Laporan Pembangunan Manusia Berbasis Gender, 2013 Permasalahan: 1. Kesenjangan berbasis gender menjadi salah satu tantangan yang harus dijadikan fokus bagi agenda pembangunan di berbagai bidang. Hal ini karena tanpa upaya serius untuk menjawab persoalan ini, pencapaian tujuan dan target pembangunan bisa jadi akan terganggu atau menjadi lebih lambat karena ada kelompok yang lebih tidak punya akses dan manfaat terhadap pembangunan 2. Isu-isu gender juga tidak cukup hanya menjadi perhatian pemerintah saja, karena kontribusi dari berbagai pihak juga sangat penting Solusi: 1. Pemerintah perlu membangun sinergi yang kontinu dan efektif dengan berbagai pihak non negara untuk memastikan upaya-upaya pengurangan kesenjangan gender dalam pembangunan. 2. Pengembangan strategi-strategi yang tepat untuk menjawab persoalan gender dengan mengembangan model dan mendokumentasikan best practices upaya-upaya mengurangai kesenjangan gender di berbagai bidang

3.5 Realisasi Anggaran

Penyerapan anggaran belanja langsung pada tahun 2014 sebesar 78,82 dari total anggaran yang dialokasikan. Jika dilihat dari realisasi anggaran per sasaran, penyerapan anggaran terbesar pada programkegiatan di sasaran aksesibilitas pendidikan meningkat 94,93. Sedangkan penyerapan terkecil pada programkegiatan di sasaran harapan hidup masyarakat meningkat 68,10. Efisiensi anggaran menunjukkan bagaimana sasaran dengan indikator yang dirumuskan telah berhasil dicapai dengan memanfaatkan sumber daya input tertentu. Semakin tinggi jumlah sumber daya yang dikeluarkan untuk mencapai keluaran tertentu, maka efisiensinya akan semakin rendah. Begitu juga sebaliknya, 155 semakin rendah sumber daya yang dihabiskan untuk mencapai sasaran, maka efisiensi anggarannya akan semakin tinggi. Pencapaian kinerja dan anggaran pada tahun 2014 secara umum menunjukkan tingkat efisiensi anggaran yang sangat tinggi. Hal ini bisa dilihat bahwa mayoritas dari seluruh sasaran menunjukkan realisasi anggarannya lebih kecil daripada realisasi kinerjanya. Ini bisa bermakna bahwa secara umum, pencapaian kinerja dari aspek program telah dicapai dengan cara yang efisien karena realiasi anggarannya lebih kecil daripada yang ditargetkan dan juga lebih kecil daripada realisasi capaian kinerjanya. Memang terdapat sasaran yang realisasi kinerjanya lebih rendah daripada realisasi anggarannya, seperti sasaran indeks ketimpangan pendapatan, yang realisasi anggarannya mencapai 93,5 namun realisasi kinerjanya baru mencapai 52,54. Untuk sasaran semacam ini, perlu mengkaji lebih jauh faktor apa sajakah yang menyumbang kepada situasi di atas, seperti menguji seberapa baik koordinasi dan sinergi dengan stakeholder telah terbangun untuk menjawab persoalan ketimpangan pendapatan. Juga mengidentifikasi, bagaimana membuat efisiensi anggaran bisa ditingkatkan menjadi lebih baik. Anggaran dan realisasi belanja langsung tahun 2014 yang dialokasikan untuk membiayai programkegiatan dalam pencapaian sasaran pembangunan disajikan pada tabel berikut: Tabel 3.55 Pencapaian Kinerja dan Anggaran Tahun 2014 No Sasaran Kinerja Anggaran Target Realisasi Realisasi Target Realisasi Realisasi 1 2 4 6 7 8 9 1 P e r a n se r ta d a n a pr e sia si m a s y a r a k a t d ala m p e n g e m b a n g a n d a n p e le sta ria n b u d a y a m e ni n g k a t 7 4. 5 7 6 5. 7 3 8 8. 1 5 2 4, 6 2 7, 7 8 3, 9 0 0 1 9, 4 2 7, 6 9 2, 1 6 0 7 8. 8 9 2 M e l e k h ur u f m a s y a r a k a t m e n i n g k a t 9 2, 6 9 3, 6 8 1 0 1. 1 7 2 7, 6 5 8, 9 0 5, 0 7 5 2 6, 2 0 0, 2 1 2, 2 3 0 9 4. 7 3 3 A k s e si bilita s p e n di dik a n m e n i n g k a t 1 0 9, 4 6 9 4. 6 7 4, 3 1 1, 6 5 6, 0 0 0 7 0, 5 4 4, 1 8 9, 0 7 3 9 4. 9 3 4 D a y a sai n g p e n di dik a n m e n i n g k a t 5 5 1 0 0 4 1, 8 3 0, 6 1 2, 4 0 0 3 7, 5 3 6, 0 7 3, 9 6 4 8 9. 7 3 5 H a r a p a n hi d u p m a s y a r a k a t 7 4, 4 1 7 3, 7 4 9 9. 1 9 6, 4 0 3, 5 4 8, 8 9 6 6 5, 6 5 2, 8 4 6, 2 9 0 6 8. 1 0