2.2 Perputaran Kas Cash Turnover
Dengan menghitung tingkat perputaran kas akan diketahui sampai berapa jauh tingkat efisiensi yang dapat dicapai perusahaan dalam upaya
mendayagunakan persediaan kas yang ada untuk mewujudkan tujuan perusahaan. Menurut Kasmir 2008 : 140 menyatakan rasio perputaran kas cash turnover
berfungsi untuk mengukur tingkat kecukupuan modal kerja perusahaan yang dibutuhkan untuk membayar tagihan dan membiayai penjualan. Artinya rasio ini
digunakan untuk mengukur tingkat ketersediaan kas untuk membayar tagihan utang dan biaya – biaya yang berkaitan dengan penjualan. Hasil perhitungan
perputaran kas dapat diartikan sebagai berikut: a. Apabila rasio perputaran kas tinggi, ini berarti, ketidakmampuan perusahaan
dalam membayar tagihannya. b. Sebaliknya apabila rasio perputaran kas rendah, dapat diartikan kas yang
tertanam pada aktiva yang sulit dicairkan dalam waktu singkat sehingga perusahaan harus bekerja keras dengan kas yang lebih sedikit.
Adapun rumus yang digunakan untuk mendapatkan perputaran kas, yaitu: Cash Turnover =
x 1 Kali Dengan mengetahui rumus diatas, sehingga dapat diketahui strategi yang
dapat digunakan untuk mengelola cash turnover dalam upaya meminimumkan penyediaan kas adalah:
Universitas Sumatera Utara
1. Memperpanjang waktu pembayaran utang dagang dengan tidak merusak kepercayaan supplier kepada perusahaan
2. Pengelolaan persediaan yang efisien, dengan cara: a. Meningkatkan Raw material turnover
b. Menurunkan “production cycle” percepatan proses produksi c. Meningkatkan “Finished goods” turnover
3. Mempercepat pengumpulan piutang 4. Kombinasi dari 1, 2, dan 3 diatas
2.3 Perputaran Piutang Receivable Turnover
Menilai berhasil tidaknya kebijakan penjualan kredit suatu perusahaan dapat dilakukan dengan cara melihat tingkat perputaran piutang. Menurut Sawir 2001 :
8 Receivable Turnover digunakan untuk mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu periode atau berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini
berputar dalam satu periode. Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa rasio perputaran piutang yang
tinggi mencerminkan kualitas piutang yang semakin baik. Tinggi rendahnya perputaran piutang tergantung pada besar kecilnya modal yang diinvestasikan
dalam piutang. Semakin cepat perputaran piutang berarti semakin cepat modal kembali. Tingkat perputaran piutang suatu perusahaan dapat menggambarkan
tingkat efisiensi modal perusahaan yang ditanamkan dalam piutang, sehingga semakin tinggi perputaran piutang berarti semakin efisien modal yang digunakan.
Dan menurut Horgren et.al 2007:170, “Perputaran piutang usaha account
Universitas Sumatera Utara
receivable turnover mengukur kemampuan menagih kas dari pelanggan kredit. Semakin tinggi rasionya, semakin cepat penagihan kas. Namun perputaran piutang
usaha terlalu tinggi mengindikasikan bahwa pemberian kredit terlalu ketat, yang mengakibatkan hilangnya penjualan kepada pelanggan terbaiknya”. Dari defenisi
tersebut mengidentifikasikan bahwa perputaran piutang secara langsung mempengaruhi tingkat perusahaan penjualan, tetapi perputaran piutang yang
tinggi belum tentu mencerminkan tingkat profitabilitas yang tinggi. Perhitungan perputaran piutang menurut Riyanto 2008:90 adalah sebagai berikut:
“Perputaran piutang dihitung dengan membagi penjualan kredit bersih dengan saldo rata – rata piutang. Piutang yang dimiliki oleh suatu perusahaan mempunyai
hubungan erat dengan volume penjualan kredit. Posisi piutang dapat dihitung dengan menggunakan rasio perputaran piutang. Perputaran piutang dihitung
dengan rumus: Receivable Turnover = Penjualan Bersih Kredit x 1 Kali
Rata – Rata Piutang
2.4 Perputaran Persediaan Inventory Turnover