receivable turnover mengukur kemampuan menagih kas dari pelanggan kredit. Semakin tinggi rasionya, semakin cepat penagihan kas. Namun perputaran piutang
usaha terlalu tinggi mengindikasikan bahwa pemberian kredit terlalu ketat, yang mengakibatkan hilangnya penjualan kepada pelanggan terbaiknya”. Dari defenisi
tersebut mengidentifikasikan bahwa perputaran piutang secara langsung mempengaruhi tingkat perusahaan penjualan, tetapi perputaran piutang yang
tinggi belum tentu mencerminkan tingkat profitabilitas yang tinggi. Perhitungan perputaran piutang menurut Riyanto 2008:90 adalah sebagai berikut:
“Perputaran piutang dihitung dengan membagi penjualan kredit bersih dengan saldo rata – rata piutang. Piutang yang dimiliki oleh suatu perusahaan mempunyai
hubungan erat dengan volume penjualan kredit. Posisi piutang dapat dihitung dengan menggunakan rasio perputaran piutang. Perputaran piutang dihitung
dengan rumus: Receivable Turnover = Penjualan Bersih Kredit x 1 Kali
Rata – Rata Piutang
2.4 Perputaran Persediaan Inventory Turnover
Persediaan merupakan unsur dari aktiva lancar yang merupakan unsur yang aktif dalam operasi perusahaan yang secara terus menerus diperoleh, diubah dan
kemudian dijual kepada konsumen. Untuk mempercepat pengembalian kas melalui penjualan maka diperlukan suatu perputaran persediaan yang baik.
Menurut Kasmir 2008 : 180 menyatakan perputaran persediaan digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam persediaan inventory ini
Universitas Sumatera Utara
berputar dalam satu periode. Pada prinsipnya perputaran persediaan mempermudah atau memperlancar jalannya operasi perusahaan yang harus
dilakukan secara berturut-turut untuk memproduksi barang-barang serta mendistribusikannya kepada pelanggan. Semakin tinggi tingkat perputaran
persediaan tersebut maka jumlah modal kerja yang dibutuhkan semakin rendah. Rasio ini dihitung sebagai berikut:
Inventory Turnover = x 1 Kali
2.5 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang dapat mendukung penelitian ini adalah penelitian Irman Deni 2012 yang menganalisis mengenai pengaruh tingkat perputaran kas,
perputaran piutang, dan perputaran persediaan terhadap profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009 –
2011. Adapun penelitian terdahulu yang saya pilih terletak di Tabel 2.1
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Nama
Variabel Metode Penelitian
Hasil Penelitian 1
Deni 2012
• Perputaran Kas X
1
• Perputaran Piutang
X
2
• Jenis Data Sekunder
• Analisis Regresi
Berganda Secara Parsial
variabel perputaran piutang dan
perputaran persediaan
berpengaruh positif
Universitas Sumatera Utara
• Perputaran Persediaan
X
3
• Return On Asset Y
• Metode Pengumpulan
data berupa: studi pustaka
dan dokumentasi
• Metode Sampel
Purposive Sampling
terhadap return on asset sedangkan
perputaran kas berpengaruh negative
terhadap return on asset. Sedangkan
secara simultan perputaran kas,
perputaran piutang, dan perputaran
persediaan berpengaruh positif
terhadap return on asset ROA.
2. Vernando
2013 • Perputaran
Piutang X
1
• Perputaran Persediaan
X
2
• Size Perusahaan
X
3
• Jenis Data Sekunder
• Analisis Regresi
Berganda • Metode
Pengumpulan data berupa:
studi pustaka Variabel perputaran
piutang, perputaran persediaan, dan size
perusahaan secara parsial maupun
simultan tidak berpengaruh terhadap
profitabilitas ROA.
Universitas Sumatera Utara
• Return On Asset
ROA Y dan
dokumentasi • Metode
Sampel Purposive
Sampling 3.
Diana 2013
• Perputaran Aktiva
Tetap X
1
• Perputaran Piutang
X
2
• Perputaran Persediaan
X
3
• Return On Asset Y
• Jenis Data Sekunder
• Analisis Regresi
Berganda • Metode
Pengumpulan data berupa:
studi pustaka dan
dokumentasi • Metode
Sampel Purposive
Sampling Perputaran aktiva
tetap dan Perputaran piutang secara parsial
tidak berpengaruh terhadap
Profitabilitas . Hanya Perputaran
persediaan yang berpengaruh secara
parsial pada profitabilitas ROA.
Sedangkan perputaran aktiva
tetap, perputaran piutang, dan
perputaran persediaan secara
Universitas Sumatera Utara
simultan tidak memiliki pengaruh
terhadap profitabilitas ROA.
Sumber : Data diolah penulis
2.6 Kerangka Konseptual