Terpadu dalam penelitian ini adalah dikhususkan pada kajian geografi. Dengan kata lain, kesulitan belajar yang dimaksudkan adalah kesulitan belajar siswa pada kajian geografi
pada mata pelajaran IPS Terpadu.
Judul diatas sengaja dipilih karena berdasarkan kenyataan yang ada di SMPN 1 Labuan dilapangan diketahui ternyata banyak siswa yang kurang berprestasi dengan baik.
Terbukti dengan informasi dari guru mata pelajaran pada tahap awal yang dalam hal ini dikhususkan pada materi geografi pada IPS Terpadu yang mengatakan bahwa siswa :
a. Memiliki nilai yang rendah dalam pembelajaran IPS Terpadu sehingga siswa tidak
mencapai KKM dalam mata pelajaran tersebut. b. Masih terdapat siswa yang remedial pada mata pelajaran IPS Terpadu pada setiap
diadakan tes akhir belajar. c. Siswa membolos dalam mengikuti pelajaran, pada saat kegiatan belajar mengajar
sedang berlangsung. d. Adanya siswa yang selalu tidak mengerjakan tugas pekerjaan rumah PR yang
diberikan oleh guru. e. Memiliki kehadiran yang rendah di sekolah
Bukan hanya itu, bila dihubungkan dengan pengamatan yang dilakukan peneliti dibeberapa kelas ketika guru IPS Terpadu mengajar dan memberikan sajian materi terlihat
siswa belum memberikan perhatian yang tinggi, misalnya masih ditemukan siswa yang keluar masuk kelas, siswa mengganggu temanya, dan lain-lain. Semua ini memberikan
pemahaman bahwa siswa belum memiliki prestasi belajar yang tinggi. Selain itu juga memberikan petunjuk tentang adanya kesulitan belajar siswa yang dalam hal ini kesulitan
tersebut pasti memiliki penyebab dan alasan-alasan siswa mengalami kesulitan dan tidak mencapai hasil yang diharapkan. Hal itu sejalan dengan pendapat
Admin 2010 “Kesulitan belajar adalah suatu kondisi dimana kompetensi atau prestasi yang dicapai tidak sesuai
dengan kriteria standar yang telah ditetapkan”. Berdasarkan pendapat tersebut, sangat jelas bahwa siswa di SMPN 1 Labuan masih
memiliki kesulitan belajar. Hanya saja bagaimana wujud faktor-faktor kesulitan belajar yang dihadapi siswa dalam pembelajaran IPS Terpadu masih sulit diketahui dengan sebab
yang pasti, sebab selama ini belum pernah ditelaah secara mendalam dan secara ilmiah.
Oleh sebab itu, untuk mengetahui penyebab serta alasan yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu maka penelitian ini dianggap
penting untuk dilakukan. Dengan mengetahui berbagai faktor kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu, maka pada nantinya dapat dicarikan solusi pemecahan
sehingga pada akhirnya segala kesulitan dapat ditiadakan. Bila ini dapat dilakukan, tentunya siswa dapat lebih aktif belajar dan mencapai hasil yang diharapkan.
II. METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan mengunakan pendekatan deskriptif. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui faktor internal maupun eksternal
serta aspek materi pembelajaran yang menyebabkan kesulitan belajar siswa dalam pembelajaran IPS Terpadu.
Penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama Negeri I Labuan Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi Tengah, karena SMP Negeri 1 Labuan merupakan salah satu
SMP Negeri yang memiliki jumlah siswa yang masuk pada kategori kecil yaitu 105 siswa dan memiliki giru pengampu mata pelajaran IPS Terpadu yang cukup yaitu 5 orang, tetapi
masih terdapat siswa mengalami kesulitan belajar. Dengan dasar itulah peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yaitu faktor yang menjadi penyebab kesulitan belajar tersebut.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa di SMPN 1 Labuan dengan sampel sebesar 40 siswa. Teknik pengambilan sampel yang dilakukan pada penelitian ini
adalah tekhnik kuota sampling. Sedangkan jumlah anggota sampel, peneliti menentukan 38 dari jumlah populasi yang ada. Hal ini berdasar pada pendapat Suharmini Arikunto
2007:95 yang menyatakan “jika jumlah anggota subjek kurang dari 100 orang maka sampel diambil semua, dan jika lebih dari 100 maka sampel diambil 10-15 atau 20-25
atau lebih, berda
sarkan waktu, tenaga dan sesuai kemampuan peneliti.” Untuk memperoleh data yang diinginkan, peneliti menggunakan sumber data primer
dan data sekunder yang diperoleh dari sekolah SMPN 1 Labuan. Sedangkan tekhnik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket, wawancara dan observasi yang
didapatkan secara langsung dilapangan.
Angket yang digunakan dalam memperoleh data ini ditujukan pada siswa, dengan tujuan untuk memperoleh data yang diinginkan. Adapun angket yang diberikan pada siswa
terdiri dari 2 jenis angket yaitu angket tertutup dan angket terbuka atau bebas namun terpandu. Angket tertutup adalah angket yang diberikan pada siswa yang bertujuan untuk
mengetahui tentang alasan-alasan yang mempengaruhi siswa tidak mencapai KKM dalam pembelajaran IPS Terpadu. Adapun skala yang digunakan pada angket tertutup adalah
skala likert dengan pilihan jawaban selalu SL, kadang-kadang KD dan tidak pernah TP. Sedangkan angket bebas terpandu yang diberikan pada siswa bertujuan untuk
mengetahui materi-materi geografi yang dianggap sulit untuk dipahami oleh siswa pada pelajaran IPS Terpadu dengan alternatif jawaban sangat sulit SS, sulit S, mudah M dan
sangat mudah SM.
Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara tidak berstruktur, dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun
secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Tekhnik wawancara dalam penelitian ini ditujukan kepada siswa sebagai responden dan guru mata pelajaran IPS
Terpadu sebagai informan kunci untuk memperoleh informasi dan data terkait masalah yang diteliti. Dalam tehnik wawancara tidak berstruktur ini peneliti menggunakan garis-
garis besar pertanyaan yang akan ditanyakan kepada responden terkait data yang dibutuhkan. Namun, itu bukan berarti peneliti hanya berpatokan pada daftar kisi-kisi
wawancara yang akan ditanyakan, dengan kata lain peneliti juga dapat menanyakan hal-hal lain yang pada nantinya dapat dijadikan sebagai data pendukung yang dibutuhkan dari
responden terkait masalah yang diteliti.
Observasi yang akan dilakukan adalah dengan cara melihat proses kegiatan belajar mengajar kemudian mencatat hal yang dianggap penting untuk mendukung data yang
diperoleh dari tekhnik lain, misalnya perhatian siswa dalam belajar, keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran, metode dan media yang digunakan guru dalam mengajar dan hal-
hal lain yang berkaitan dengan masalah. Tujuan dari tekhnik observasi ini yaitu untuk memperoleh data-data pendukung terkait masalah dalam penelitian.
Data yang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi kemudian di analisis dengan menggunakan teknik analisis dekriptif kualitatif, yaitu
mengolah dan
menggambarkan data dan informasi yang diperoleh di lapangan sesuai dengan kenyataan yang didapatkan di lokasi penelitian. Sedangkan data yang di peroleh dari pemberian
angket akan dianalisis menggunakan analisa statistik dan diperhitungkan dengan menggunakan rumus presentase, sebagai berikut:
P = 100
N
F
Ket: P : Bilangan yang akan dicari F : Jumlah frekuensi jawaban
N : Banyaknya Responden Sudjana, 1991: 131
Selain rumus presentase diatas, sebagai pelengkap angket yang bertujuan untuk mengetahui alasan-alasan siswa tidak mencapai nilai KKM dalam belajar IPS Terpadu juga
dianalisis dengan kriteria : 81
– 120 = selalu
41 – 80
= kadang-kadang 1
– 40 = tidak pernah
Setelah data diperoleh dari lokasi penelitian dan sudah terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah mengklasifikasikan data tersebut dan kemudian dianalisis melalui tiga
tahap yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulanverifikasi data. Miles Huberman dalam Sugiyono,2007:247.
1. Reduksi Data
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan
, dan transformasi data “kasar” yang muncul dari catatan- catatan tertulis di lapangan. Reduksi ditujukan untuk menajamkan, menggolongkan,
mengarahkan, dan membuang data yang tidak dibutuhkan serta mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa sehingga kesimpulan-kesimpulan akhirnya dapat ditarik.
2. Penyajian Data
Penyajian data yang dimaksud ialah menyusun semua informasi yang didapatkan selama penelitian berlangsung sehingga memberikan kemungkinan adanya penafsiran
kesimpulan dan penyajian data dalam bentuk pemaparan. Dengan kata lain penyajian data adalah penyederhanaan informasi yang kompleks kedalam satu kesatuan bentuk sehingga
mudah dipahami. 3. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan dimaksudkan untuk mengevaluasi berbagai data yang diperoleh, baik yang diperolah melalui wawancara, angket maupun observasi. Sehingga
akan didapatkan data yang benar-benar valid dan berkualitas serta hasil dari data tersebut dapat dipertanggung jawabkan keb
III. HASIL DAN PEMBAHASAN