cemas lagi ketika harus di rawat di rumah sakit yang sama untuk kedua kalinya.
e. Tingkat perkembangan
Pada tingkat perkembangan tertentu, terdapat jumlah dan intensitas stressor yang berbeda sehingga resiko terjadinya stres pada tiap tingkat perkembangan
berbeda-beda.
2. Koping 2.1 Pengertian Koping
Proses yang dilalui oleh individu dalam menyelesaikan situasi yang penuh dengan stres. Koping adalah respon individu terhadap situasi yang mengancam
dirinya baik fisik maupun psikologis Rasmun, 2004. Menurut Keliat 1998, koping adalah cara yang dilakukan individu dalam menyelesaikan masalah,
menyesuaikan diri dengan perubahan, respon terhadap situasi yang mengancam. Jadi dapat dikatakan koping adalah proses dimana seseorang berusaha mengatur
ketidakcocokan antara tuntutan dan sumber yang muncul dalam situasi yang penuh stres atau dengan kata lain cara yang dilakukan individu untuk
menyelesaikan masalahnya.
2.2 Respon Koping
Koping dapat diidentifikasikan melalui respon, manifestasi tanda dan gejala dan pernyataan melalui wawancara. Keliat 1998 menyatakan bahwa
koping dapat dikaji melalui beberapa aspek berikut:
Universitas Sumatera Utara
a. Respon Fisiologis
Manifestasi tubuh terhadap stres dapat dirasakan melalui pelebaran pupil mata, sekresi keringat yang meningkat, denyut nadi yang meningkat, kulit
menjadi dingin, tekanan darah meningkat, frekuensi dan kedalaman pernapasan, pengeluaran urin yang menurun, mulut kering, kewaspadaan
mental dan ketegangan otot yang meningkat, gula darah meningkat, letargi, dan mungkin penurunan fungsi fisiologis dan tonus otot.
b. Reaksi Psiko-Sosial
Koping yang dapat dikaji pada diri individu terkait dengan aspek psikososial adalah:
a. Reaksi yang berorientasi pada ego yang sering disebut sebagai mekanisme
pertahanan mental, yaitu berupa reaksi penyangkalan denial, proyeksi menyalahkan orang lain, regresi penolakan, mengisar displacement,
isolasi keinginan untuk menyendiri, dan supresi menunda menyelesaikan masalah.
b. Reaksi yang berkaitan dengan respon verbal, seperti menangis untuk
menurunkan perasaan tegang terhadap situasi yang menyedihkan, tertawa untuk mengurangi ketegangan, teriak sebagai respon pada ketakutan,
frustasi atau marah, memukul dan meyepak sebagai respon terhadap ancaman fisik, menggenggam dan meremas sebagai respon untuk
mengurangi ketegangan dan perasaan sedih, mencerca sebagai respon yang diarahkan pada sumber stres. Mekanisme pertahanan mental dan respon
Universitas Sumatera Utara
verbal tidak menyelesaikan masalah secara tuntas karena itu perlu dikembangkan kemampuan menyelesaikan masalah.
c. Reaksi yang berorientasi pada penyelesaian masalah. Koping ini
melibatkan proses kognitif, afektif, dan psikomotor, seperti berbicara dengan orang lain teman maupun anggota keluarga tentang masalahnya
dan mencari jalan keluar dari informasi orang lain, mencari tahu lebih banyak tentang situasi yang dihadapi melalui buku atau orang yang ahli,
melakukan kegiatan ibadah yang teratur untuk meningkatkan percaya diri dan mengembangkan pikiran positif, melakukan latihan penanganan stres,
misalnya latihan pernapasan dan meditasi, membuat berbagai alternatif tindakan dalam menangani situasi, dan belajar dari pengalaman yang lalu
atau dengan kata lain tidak mengulang kesalahan yang sama.
2.3 Fungsi Koping