f. Stres tahap VI
Tahapan ini merupakan tahapan klimaks, seseorang akan mengalami serangan panik panic attack dan perasaan takut mati. Stres pada tahap ini ditandai
dengan gejala debaran jantung teramat keras, susah bernapas sesak dan megap-megap, sekujur badan terasa gemetar, dingin dan keringat bercucuran,
ketiadaan tenaga untuk melakukan hal-hal yang ringan, pingsan atau kolaps collapse.
1.5 Reaksi Stres
Menurut Helmi dalam Safaria Saputra 2009, ada empat macam reaksi stres, yaitu reaksi psikologis, fisiologis, proses berpikir dan tingkah laku. Keempat
reaksi ini dapat berwujud negatif maupun positif. Reaksi yang bersifat negatif antara lain sebagai berikut:
1. Reaksi psikologis, biasanya lebih dikaitkan pada aspek emosi, seperti mudah
marah, sedih dan tersinggung. 2.
Reaksi fisiologis, biasanya muncul dalam bentuk keluhan fisik, seperti pusing, nyeri tengkuk, tekanan darah naik, nyeri lambung, gatal-gatal di kulit dan
rambut rontok. 3.
Reaksi proses berpikir kognitif, biasanya tampak dalam gejala sulit berkonsentrasi, mudah lupa, dan sulit megambil keputusan.
Universitas Sumatera Utara
4. Reaksi perilaku, biasanya tampak dari perilaku-perilaku menyimpang seperti
minum-minuman beralkohol, mengkonsumsi obat-obatan, frekuensi merokok
meningkat, dan menghindari bertemunya teman.
1.6 Dampak Stressor
Menurut Kozier dan Erb dalam Keliat 1998, dampak stressor dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu:
a. Sifat stressor
Jika seseorang mempersepsikan stressor sebagai keadaan yang mengancam kehidupannya dan berakibat buruk baginya, maka tingkat stres yang dialami
akan terasa berat. Namun, bila stressor yang sama dipersepsikan dengan baik, maka tingkat stres yang dialami akan lebih ringan.
b. Jumlah stressor yang dihadapi dalam waktu bersamaan
Apabila terdapat banyak stressor sedang dialami oleh seseorang, maka penambahan stressor kecil dapat menjadi pencetus yang mengakibatkan reaksi
yang berlebihan. c.
Lamanya pemaparan terhadap stressor Pemaparan yang intensif terhadap stressor dapat menyebabkan kelelahan dan
ketidakmampuan menghadapi stressor. d.
Pengalaman masa lalu Pengalaman masa lalu dapat mempengaruhi seseorang menghadapi stressor
yang sama. Misalnya, seseorang yang dirawat di rumah sakit satu tahun yang lalu dengan pengalaman negatif terhadap perawat, maka akan merasa lebih
Universitas Sumatera Utara
cemas lagi ketika harus di rawat di rumah sakit yang sama untuk kedua kalinya.
e. Tingkat perkembangan
Pada tingkat perkembangan tertentu, terdapat jumlah dan intensitas stressor yang berbeda sehingga resiko terjadinya stres pada tiap tingkat perkembangan
berbeda-beda.
2. Koping 2.1 Pengertian Koping