verbal tidak menyelesaikan masalah secara tuntas karena itu perlu dikembangkan kemampuan menyelesaikan masalah.
c. Reaksi yang berorientasi pada penyelesaian masalah. Koping ini
melibatkan proses kognitif, afektif, dan psikomotor, seperti berbicara dengan orang lain teman maupun anggota keluarga tentang masalahnya
dan mencari jalan keluar dari informasi orang lain, mencari tahu lebih banyak tentang situasi yang dihadapi melalui buku atau orang yang ahli,
melakukan kegiatan ibadah yang teratur untuk meningkatkan percaya diri dan mengembangkan pikiran positif, melakukan latihan penanganan stres,
misalnya latihan pernapasan dan meditasi, membuat berbagai alternatif tindakan dalam menangani situasi, dan belajar dari pengalaman yang lalu
atau dengan kata lain tidak mengulang kesalahan yang sama.
2.3 Fungsi Koping
Menurut Lazarus Folkman dalam Safaria Saputra 2009, koping memiliki dua fungsi umum, yaitu fungsinya dapat berupa fokus ke titik
permasalahannya, serta melakukan regulasi emosi dalam merespon masalah. Lazarus Folkman dalam Safaria Saputra 2009 menyatakan bahwa
koping yang berpusat pada masalah problem-focused coping adalah fungsi koping yang bertujuan untuk mengatur atau mengatasi masalah penyebab stres
dan mencari sumber penyelesaian masalah. Pengelolaan koping ini dapat berupa tindakan merumuskan masalah, membuat alternatif-alternatif jalan keluar,
mempertimbangkan segala kemungkinan yang berhubungan dengan alternatif
Universitas Sumatera Utara
yang akan diambil, memilih alternatif yang terbaik, dan mengambil keputusan untuk bertindak. Setiap hari dalam kehidupan kita secara tidak langsung koping
berpusat pada masalah sering kita gunakan, saat kita bernegosiasi untuk membeli sesuatu di toko, saat kita membuat jadwal pelajaran, mengikuti perawatan
psikologis, atau belajar untuk meningkatkan kemampuan kursus bahasa Inggris, menjahit, pelatihan komputer.
Folkman Lazarus juga mengidentifikasi beberapa aspek koping yang berpusat pada masalah, yaitu:
1. Seeking informational support, yaitu mencoba untuk memperoleh informasi dari orang lain, seperti dokter, psikolog, atau guru
2. Confrontive coping, yaitu melakukan penyelesaian masalah secara konkrit 3. Planful problem solving, yaitu menganalisa setiap situasi yang menimbulkan
masalah serta berusaha mencari solusi secara langsung terhadap masalah yang dihadapi.
Koping yang berpusat pada emosi emotion-focused coping adalah fungsi koping yang bertujuan untuk mengontrol respon emosional terhadap situasi yang
menimbulkan masalah. Koping yang berpusat pada emosi cenderung dilakukan apabila individu merasa tidak mampu mengubah kondisi yang stressful, sehingga
yang diatur individu adalah mengatur emosinya. Sebagai contoh yang jelas, ketika seseorang yang dicintai meninggal dunia, orang biasanya mencari dukungan
emosi dan mengalihkan diri atau menyibukkan diri dengan melakukan pekerjaan- pekerjaan rumah atau kantor. Menurut Sarafino 1998, individu dapat mengatur
respon emosionalnya dengan beberapa cara, antara lain dengan mencari dukungan
Universitas Sumatera Utara
emosi dari sahabat atau keluarga, meakukan aktivitas yang disukai, seperti olahraga atau menonton film untuk mengalihkan perhatian dari masalah, bahkan
tidak jarang dengan menggunakan alkohol dan obat-obatan. Folkman Lazarus dalam Safaria Saputra 2009 juga mengidentifikasi
beberapa aspek koping yang berpusat pada emosi yang didapat dari penelitian- penelitiannya, yaitu:
1. Seeking social emotional support, yaitu mencoba untuk memperoleh dukungan secara emosional maupun sosial dari orang lain
2. Distancing, yaitu mengeluarkan upaya kognitif untuk melepaskan diri dari masalah atau membuat sebuah harapan positif
3. Escape avoidance, yaitu mengkhayal mengenai situasi atau melakukan tindakan atau menghindar dari situasi yang tidak menyenangkan dimana individu
melakukan fantasi andaikan permasalahannya pergi dan mencoba untuk tidak memikirkan tentang masalah dengan tidur atau menggunakan alkohol
4. Self control, yaitu mencoba untuk mengatur perasaan diri sendiri atau tindakan dalam hubungannya untuk menyelesaikan masalah
5. Accepting responsibility, yaitu menerima untuk menjalankan masalah yang dihadapinya sementara mencoba untuk memikirkan jalan keluarnya
6. Positive reappraisal, yaitu mencoba untuk membuat suatu arti positif dari situasi dalam masa perkembangan kepribadian, kadang-kadang dengan sifat
yang religius.
Universitas Sumatera Utara
2.4 Mekanisme Koping