3.4 Teknik Pengumpulan Data 3.4.1 Data Primer
Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan responden menggunakan kuesioner yang telah dipersiapkan sebelumnya.
3.4.2 Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dengan cara mengumpulkan data dari laporan Dinas Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal, laporan dari kantor Kepala Desa Gunungtua,
dan referensi buku-buku serta hasil penelitian yang berhubungan dengan penggunaan jamban.
3.5 Variabel dan Definisi Operasional
3.5.1 Variabel Bebas
1. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh responden tentang pengertian jamban, syarat jamban sehat, jarak penampungan tinja terhadap air
bersih, manfaat jamban, dan penyakit yang ditularkan dari tinja. Pengukuran variabel pengetahuan didasarkan pada skala interval, kemudian dikelompokkan
menjadi 2 kategori yaitu : a. Baik, apabila responden tahu segala sesuatu tentang jamban keluarga meliputi
pengertian, syarat jamban sehat, jarak penampungan tinja terhadap air bersih, manfaat jamban, dan penyakit yang ditularkan dari tinja.
Universitas Sumatera Utara
b. Kurang baik, apabila responden kurang mengetahui segala sesuatu tentang jamban keluarga meliputi pengertian, syarat jamban sehat, jarak penampungan
tinja terhadap air bersih, manfaat jamban, dan penyakit yang ditularkan dari tinja.
c. Buruk, apabila responden tidak mengetahui segala sesuatu tentang jamban keluarga meliputi pengertian, syarat jamban sehat, jarak penampungan tinja
terhadap air bersih, manfaat jamban, dan penyakit yang ditularkan dari tinja. 2. Kebiasaan adalah segala sesuatu yang biasa dikerjakan dan dilakukan secara
berulang oleh responden tentang kebiasaan menggunakan jamban sebagai tempat membuang hajat. Pengukuran variabel kebiasaan didasarkan pada skala ordinal
dengan kategori: a. Baik, apabila kebiasaan responden menggunakan jamban sebagai tempat
membuang hajat. b. Buruk, apabila kebiasaan responden tidak menggunakan jamban sebagai
tempat membuang hajat. 3. Ketersediaan adalah kestabilan dan kesinambungan penyediaan sarana dan
prasarana fasilitas jamban yang dimiliki oleh keluarga umum dan disesuaikan dengan kriteria jamban sehat. Pengukuran variabel ketersediaan jamban
didasarkan pada skala ordinal dengan kategori: a. Baik, apabila tersedia sarana dan prasarana fasilitas jamban yang dimiliki oleh
keluarga umum dan sesuai dengan kriteria jamban sehat.
Universitas Sumatera Utara
b. Buruk, apabila tidak tersedia sarana dan prasarana fasilitas jamban yang dimiliki oleh keluarga umum.
4. Keterjangkauan adalah kemudahan dalam mencapai fasilitas sarana jamban yang dimiliki oleh masyarakat umum dan disesuaikan dengan jarak fasilitas yang tidak
jauh dengan tempat pemukiman masyarakat. Pengukuran variabel keterjangkauan jamban didasarkan pada skala ordinal dengan kategori:
a. Baik, apabila sarana jamban di tempatkan pada tempat pemukiman yang tidak jauh dari pemukiman masyarakat.
b. Buruk, apabila sarana jamban di tempatkan pada tempat pemukiman yang jauh dari pemukiman masyarakat.
5. Kebijakan daerah adalah suatu aturan dari pemerintah daerah dan diberlakukan bagi masyarakat setempat dalam upaya penggunaan jamban dan larangan buang
air besar di sungai, persawahan atau kebun. Pengukuran variabel kebijakan jamban didasarkan pada skala ordinal dengan kategori:
a. Baik, apabila aturan dari pemerintah daerah ada dan diberlakukan bagi masyarakat setempat.
b. Buruk, apabila peraturan tidak ada. 6. Dukungan tenaga kesehatan adalah upaya dari tenaga kesehatan untuk
memotivasi dan memberikan contoh penggunaan jamban sebagai tempat membuang hajat maupun memberikan pengetahuaninformasi kepada masyarakat
tentang penggunaan jamban. Pengukuran variabel dukungan tenaga kesehatan didasarkan pada skala ordinal dengan kategori:
Universitas Sumatera Utara
a. Baik, apabila dukungan tenaga kesehatan ada untuk memberikan contoh penggunaan jamban sebagai tempat membuang hajat maupun memberikan
pengetahuan informasi tentang penggunaan jamban sehingga responden dapat termotivasi untuk meniru perilaku tenaga kesehatan, dan dengan pengetahuan
yang diterima responden dapat menimbulkan persepsi yang memunculkan sikap dan niat responden untuk menggunakan jamban.
b. Buruk, apabila peran serta petugas kesehatan tidak ada. 7. Dukungan tokoh masyarakat adalah segala sesuatu tentang perbuatan tokoh
masyarakat dalam penggunaan jamban sebagai tempat membuang hajat, dimana perbuatan penggunaan jamban dari tokoh masyarakat ini cenderung untuk
dicontoh seseorang atau masayarakat setempat. Pengukuran variabel dukungan tokoh masyarakat didasarkan pada skala ordinal dengan kategori:
a. Baik, apabila dukungan tokoh masyarakat ada untuk memengaruhi perilaku masyarakat setempat dalam penggunaan jamban.
b. Buruk, apabila tidak ada dukungan tokoh masyarakat untuk memengaruhi perilaku masyarakat setempat dalam penggunaan jamban.
3.5.2 Variabel Terikat