Jenis Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Teknik Analisis Data

35

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian survei bersifat explanatory research yang bertujuan untuk menjelaskan pengaruh predisposing factor pengetahuan dan kebiasaan, enabling factor ketersediaan, keterjangkauan, dan kebijakan daerah, dan reinforcing factor dukungan tenaga kesehatan dan dukungan tokoh masyarakat terhadap penggunaan jamban di Desa Gunungtua Kecamatan Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2014. Penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Penelitian survei yang bersifat explanatory research menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesa Singarimbun, 2008.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Gunungtua Kecamatan Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal. Pemilihan lokasi ini berdasarkan pertimbangan bahwa cakupan rumah tangga yang tidak memiliki jamban di Desa Gunungtua masih rendah yaitu sebesar 78,2 rumah tangga tidak memiliki jamban. Waktu pelaksanaan penelitian di Desa Gunungtua dilakukan pada Bulan April-Juni Tahun 2014. Universitas Sumatera Utara 3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh rumah tangga yang ada di Desa Gunungtua Kecamatan Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal yang berjumlah 2235 RT.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang menjadi obyek penelitian, sehingga jumlahnya tidak banyak dengan harapan dapat mewakili populasi. Besar sampel dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan rumus dari Taro Yamane, yang dikutip oleh Notoatmodjo 2010. n keterangan : n : jumlah sampel N : jumlah populasi : presisi yang ditetapkan sebesar 0,1 Sehingga, n n 95,71 n Universitas Sumatera Utara Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh jumlah sampel sebanyak 96 RT. Dalam penelitian ini, yang menjadi sampel adalah kepala keluargarumah tangga. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik stratified random sampling dengan jumlah sampel 96 RT. Untuk menentukan jumlah sampel dari masing-masing Desa, menurut Hidayat 2011, digunakan rumus: Populasi Sampel= x Total sampel Total populasi Maka sampel pada masing-masing Desa dapat dilihat pada tabel dibawah ini Tabel 3.1 Distribusi Sampel Berdasarkan Teknik stratified Random Sampling di Desa Gunungtua Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2014 No Nama Desa Jumlah Sampel 1 Gunungtua Julu 17 RT 2 Iparbondar 19 RT 3 Panggorengan 8 RT 4 Gunungtua Tonga 15 RT 5 Gunungtua Jae 20 RT 6 Gunungtua Lumban Pasir 17 RT Jumlah 96 RT Universitas Sumatera Utara 3.4 Teknik Pengumpulan Data 3.4.1 Data Primer Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan responden menggunakan kuesioner yang telah dipersiapkan sebelumnya.

3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dengan cara mengumpulkan data dari laporan Dinas Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal, laporan dari kantor Kepala Desa Gunungtua, dan referensi buku-buku serta hasil penelitian yang berhubungan dengan penggunaan jamban.

3.5 Variabel dan Definisi Operasional

3.5.1 Variabel Bebas

1. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh responden tentang pengertian jamban, syarat jamban sehat, jarak penampungan tinja terhadap air bersih, manfaat jamban, dan penyakit yang ditularkan dari tinja. Pengukuran variabel pengetahuan didasarkan pada skala interval, kemudian dikelompokkan menjadi 2 kategori yaitu : a. Baik, apabila responden tahu segala sesuatu tentang jamban keluarga meliputi pengertian, syarat jamban sehat, jarak penampungan tinja terhadap air bersih, manfaat jamban, dan penyakit yang ditularkan dari tinja. Universitas Sumatera Utara b. Kurang baik, apabila responden kurang mengetahui segala sesuatu tentang jamban keluarga meliputi pengertian, syarat jamban sehat, jarak penampungan tinja terhadap air bersih, manfaat jamban, dan penyakit yang ditularkan dari tinja. c. Buruk, apabila responden tidak mengetahui segala sesuatu tentang jamban keluarga meliputi pengertian, syarat jamban sehat, jarak penampungan tinja terhadap air bersih, manfaat jamban, dan penyakit yang ditularkan dari tinja. 2. Kebiasaan adalah segala sesuatu yang biasa dikerjakan dan dilakukan secara berulang oleh responden tentang kebiasaan menggunakan jamban sebagai tempat membuang hajat. Pengukuran variabel kebiasaan didasarkan pada skala ordinal dengan kategori: a. Baik, apabila kebiasaan responden menggunakan jamban sebagai tempat membuang hajat. b. Buruk, apabila kebiasaan responden tidak menggunakan jamban sebagai tempat membuang hajat. 3. Ketersediaan adalah kestabilan dan kesinambungan penyediaan sarana dan prasarana fasilitas jamban yang dimiliki oleh keluarga umum dan disesuaikan dengan kriteria jamban sehat. Pengukuran variabel ketersediaan jamban didasarkan pada skala ordinal dengan kategori: a. Baik, apabila tersedia sarana dan prasarana fasilitas jamban yang dimiliki oleh keluarga umum dan sesuai dengan kriteria jamban sehat. Universitas Sumatera Utara b. Buruk, apabila tidak tersedia sarana dan prasarana fasilitas jamban yang dimiliki oleh keluarga umum. 4. Keterjangkauan adalah kemudahan dalam mencapai fasilitas sarana jamban yang dimiliki oleh masyarakat umum dan disesuaikan dengan jarak fasilitas yang tidak jauh dengan tempat pemukiman masyarakat. Pengukuran variabel keterjangkauan jamban didasarkan pada skala ordinal dengan kategori: a. Baik, apabila sarana jamban di tempatkan pada tempat pemukiman yang tidak jauh dari pemukiman masyarakat. b. Buruk, apabila sarana jamban di tempatkan pada tempat pemukiman yang jauh dari pemukiman masyarakat. 5. Kebijakan daerah adalah suatu aturan dari pemerintah daerah dan diberlakukan bagi masyarakat setempat dalam upaya penggunaan jamban dan larangan buang air besar di sungai, persawahan atau kebun. Pengukuran variabel kebijakan jamban didasarkan pada skala ordinal dengan kategori: a. Baik, apabila aturan dari pemerintah daerah ada dan diberlakukan bagi masyarakat setempat. b. Buruk, apabila peraturan tidak ada. 6. Dukungan tenaga kesehatan adalah upaya dari tenaga kesehatan untuk memotivasi dan memberikan contoh penggunaan jamban sebagai tempat membuang hajat maupun memberikan pengetahuaninformasi kepada masyarakat tentang penggunaan jamban. Pengukuran variabel dukungan tenaga kesehatan didasarkan pada skala ordinal dengan kategori: Universitas Sumatera Utara a. Baik, apabila dukungan tenaga kesehatan ada untuk memberikan contoh penggunaan jamban sebagai tempat membuang hajat maupun memberikan pengetahuan informasi tentang penggunaan jamban sehingga responden dapat termotivasi untuk meniru perilaku tenaga kesehatan, dan dengan pengetahuan yang diterima responden dapat menimbulkan persepsi yang memunculkan sikap dan niat responden untuk menggunakan jamban. b. Buruk, apabila peran serta petugas kesehatan tidak ada. 7. Dukungan tokoh masyarakat adalah segala sesuatu tentang perbuatan tokoh masyarakat dalam penggunaan jamban sebagai tempat membuang hajat, dimana perbuatan penggunaan jamban dari tokoh masyarakat ini cenderung untuk dicontoh seseorang atau masayarakat setempat. Pengukuran variabel dukungan tokoh masyarakat didasarkan pada skala ordinal dengan kategori: a. Baik, apabila dukungan tokoh masyarakat ada untuk memengaruhi perilaku masyarakat setempat dalam penggunaan jamban. b. Buruk, apabila tidak ada dukungan tokoh masyarakat untuk memengaruhi perilaku masyarakat setempat dalam penggunaan jamban.

3.5.2 Variabel Terikat

Penggunaan jamban adalah perbuatantindakan nyata dalam menggunakan jamban sebagi tempat membuang hajat. Pengukuran Penggunaan dikategorikan menjadi 2 yaitu : 1. Baik, apabila responden menggunakan jamban dan diberikan bobot 2. 2. Buruk, apabila responden tidak menggunakan jamban dan diberikan bobot 1. Universitas Sumatera Utara 3.6 Aspek Pengukuran 3.6.1 Aspek Pengukuran Variabel Bebas Aspek pengukuran variabel bebas dalam penelitian seperti terlihat pada Tabel 3.2 berikut ini : Tabel 3.2 Aspek Pengukuran Variabel Bebas No Variabel Jumlah Indika- tor Kategori Jawaban Bobot Kriteria Skor Skala Ukur 1. Pengetahuan 11 1. Tidak Tahu 2. Tahu 1 2 1. Buruk 2. Kurang baik 3. Baik 11-14 15-18 19-22 Interval 2. Kebiasaan 2 1. Tidak 2. Ya 1 2 1. Buruk 2. Baik 2-3 4 Ordinal 3. Ketersediaan 7 1. Tidak 2. Ya 1 2 1. Buruk 2. Baik 7-10 11-14 Ordinal 4. Keterjangka uan 2 1. Tidak 2. Ya 1 2 1. Buruk 2. Baik 2-3 4 Ordinal 5. Kebijakan Daerah 2 1. Tidak Ada 2. Ada 1 2 1. Buruk 2. Baik 2-3 4 Ordinal 6. Dukungan Tenaga Kesehatan 2 1. Tidak 2. Ya 1 2 1. Buruk 2. Baik 2-3 4 Ordinal 7. Dukungan Tokoh Masyarakat 2 1. Tidak 2. Ya 1 2 1. Buruk 2. Baik 2-3 4 Ordinal Universitas Sumatera Utara

3.6.2 Aspek Pengukuran Variabel Terikat

Variabel terikat penelitian ini adalah penggunaan jamban, yang terdiri dari 1 pertanyaan dengan menggunakan skala ordinal, aspek pengukuran variabel secara terperinci terlihat pada Tabel 3.3 berikut ini : Tabel 3.3 Aspek Pengukuran Variabel Terikat No Variabel Jumlah Indikato r Kategori Jawaban Bobot Kriteria Skala Ukur 1 Penggunaan jamban 1 1. Tidak 2. Ya 1 2 1. Buruk 2. Baik Ordinal

3.7 Teknik Analisis Data

Analisis data yang dilakukan adalah uji regresi logistik berganda dengan α 0,05 untuk mengetahui pengaruh predisposing factor pengetahuan dan kebiasaan, enabling factor ketersediaan, keterjangkauan, dan kebijakan daerah, dan reinforcing factor dukungan tenaga kesehatan dan dukungan tokoh masyarakat terhadap penggunaan jamban di Desa Gunungtua Kecamatan Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2014. Uji regresi logistik berganda digunakan bila variabel independen lebih dari satu variabel yang dihubungkan dengan satu variabel dependen yang bersifat dikotomus binary. Variabel dependen harus bersifat kategorik, sedangkan untuk variabel independen dapat berupa variabel kategorik maupun numerik Yasril, 2009. Rumus dari regresi logistik berganda adalah : Universitas Sumatera Utara Y Keterangan : Y : variabel dependen α : konstanta β : koefisien regresi = slope = besarnya perubahan nilai Y setiap satu unit perubahan X X : variabel independen X1 = pengetahuan, X2 = kebiasaan, X3 = ketersediaan jamban umum, X4 = keterjangkauan jamban umum, X5 = kebijakan daerah, X6 = dukungan tenaga kesehatan, dan X7 = dukungan tokoh masyarakat e : bilangan natural nilai e = 2,718281828 Tujuan dari analisis regresi logistik berganda adalah untuk menjelaskan pengaruh antara variabel bebas pengetahuan, kebiasaan, ketersediaan jamban umum, keterjangkauan jamban umum, kebijakan daerah, dukungan tenaga kesehatan dan dukungan tokoh masyarakat terhadap variabel terikat penggunaan jamban. Universitas Sumatera Utara 45

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Desa Gunungtua merupakan salah satu desa yang terdiri atas 6 desa, yakni Desa Panggorengan, Iparbondar, Gunungtua Jae, Gunungtua Tonga, Gunungtua Julu dan Lumban Pasir. Secara administrasi berdasarkan profil desa tahun 2013, Desa Gunugtua memiliki jumlah penduduk sebanyak 10756 jiwa 2235 RT dengan jumlah penduduk Panggorengan 184 RT, Iparbondar 438 RT, Gunungtua Jae 472 RT, Gunungtua Tonga 356 RT, Gunungtua Julu 400 RT dan Lumban Pasir 385 RT. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut : Tabel 4.1 Distribusi Jumlah Rumah Tangga di Desa Gunungtua No Nama Desa Jumlah RT Jumlah RT 1. Panggorengan 184 8,2 2. Iparbondar 438 19,6 3. Gunungtua Jae 472 21,1 4. Gunungtua Tonga 356 16 5. Gunungtua Julu 400 17,9 6. Lumban Pasir 385 17,2 Jumlah 2235 100 Sumber : Profil Desa Gunungtua Tahun 2013 Distribusi penduduk berdasarkan jenis kelamin di Desa Gunungtua terdapat sebanyak 6087 56,6 berjenis kelamin perempuan dan sebanyak 4669 43,4 berjenis kelamin laki-laki. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut : Universitas Sumatera Utara