b. Melindungi dari gangguan estetika, bau dan penggunaan sarana yang aman c. Bukan sebagai tempat berkembangnya serangga sebagai vektor penyakit
d. Melindungi pencemaran pada penyediaan air bersih dan lingkungan Azwar, 2000. Menurut Firmansyah 2009, tujuan penggunaan jamban adalah sebagai
berikut: 1. Menjaga lingkungan bersih, sehat dan tidak berbau
2. Tidak mencemari sumber air yang ada di sekitamya
3. Tidak mengundang datangnya lalat atau serangga yang dapat menjadi penular
penyakit diare, kolera, disentri, tifus, kecacingan, penyakit saluran pencernaan, penyakit kulit dan keracunan.
2.3 Penggunaan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 2007, penggunaan adalah suatu proses, cara, perbuatan menggunakan sesuatu dan pemakaian sesuatu yang
bermanfaat sehingga dapat mendatangkan kebaikan keuntungan bagi yang menggunakannya. Penggunaan ini erat kaitannya dengan perilaku manusia yang
nyata dilakukan oleh seseorang dalam bentuk perbuatan.
2.4 Konsep Perilaku
Perilaku manusia berasal dari dorongan yang ada dalam diri manusia, sedangkan dorongan merupakan usaha untuk memenuhi kebutuhan yang ada dalam
diri manusia. Perilaku manusia tidak pernah berhenti pada suatu saat, perbuatan yang dulu merupakan persiapan perbuatan yang kemudian dan perbuatan yang kemudian
Universitas Sumatera Utara
merupakan kelanjutan perbuatan sebelumnya Purwanto, 1998. Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung,
maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar Notoatmodjo, 2003. Teori yang pernah diujicobakan untuk mengetahui faktor-faktor yang
berhubungan dengan perilaku kesehatan adalah teori kesehatan dari Lawrence Green 1980. Green 1980 telah mengembangkan suatu model pendekatan yang dapat
digunakan untuk membuat perencanaan kesehatan yang dikenal sebagai kerangka PRECEDE. PRECEDE ini merupakan singkatan dari Predisposing, Reinforcing, dan
Enabling Causes in Educational Diagnosis and Evalution. Green menganalisis perilaku manusia dari tingkat kesehatan. Kesehatan seseorang atau masyarakat
dipengaruhi oleh 2 faktor pokok, yakni faktor perilaku dan faktor di luar perilaku. Selanjutnya perilaku itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari 3 faktor, yakni :
a. Faktor predisposisi yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya.
b. Faktor pendukung yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidaknya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan, misalnya puskesmas,
obat-obatan, alat-alat kontrasepsi, jamban, dan sebagainya. c. Faktor pendorong yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan
atau petugas yang lain, yang merupakan kelompok yang berpengaruh terhadap perubahan perilaku masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
Disimpulkan bahwa perilaku seseorang atau masyarakat tentang kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, dan sebagainya dari orang
atau masyarakat yang bersangkutan. Di samping itu, ketersediaan fasilitas, sikap, dan perilaku para petugas kesehatan terhadap kesehatan juga akan mendukung dan
memperkuat terbentuknya perilaku.
Sumber : Lawrence W. Green et al, Health Education Planning, A Diagnostic Aprroach, 1980
Gambar 2.1 Model PRECEDE dari Green 1980
Predisposing Factor Pengetahuan
Kebiasaan Nilai
Sikap beberapa variabel
demografi terpilih
Enabling Factor Ketersediaan fasilitas
Keterjangkauan fasilitas Keterampilan petugas
Komitmen pemerintah
Reinforcing Factor Sikap dan perilaku
petugas, keluarga, guru, tokoh masyarakat dan
sebagainya Perilaku
Universitas Sumatera Utara
2.5 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Penggunaan Jamban 2.5.1 Pengetahuan