Skema Konsep Penelitian Penelitian Terdahulu dan Pengembangan Hipotesis

commit to user 27 27

C. Skema Konsep Penelitian

Kerangka mengenai hubungan antar masing-masing variabel dapat dilihat dalam gambar di bawah ini: Variabel Independen Variabel Dependen v Variabel Kontrol Gambar 2.5 Skema Konsep Penelitian Berdasarkan konsep di atas, dapat diketahui bahwa model penelitian ini hanya terdiri dari satu tahap yaitu untuk menjelaskan pengaruh board of directors yang direpresentasikan dengan ukuran dewan komisaris, proporsi komisaris independen, latar belakang pendidikan dewan komisaris, dan latar belakang etnis komisaris utama. Selain menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, penelitian ini juga menyertakan leverage dan profitabilitas sebagai variabel kontrol. Board of Directors: 1. Ukuran dewan komisaris 2. Proporsi komisaris independen 3. Latar belakang pendidikan dewan komisaris 4. Latar belakang etnis komisaris utama Risk Disclosure 1. Leverage 2. Profitabilit H 1 + H 2 + H 3 + H 4 commit to user 28 28

D. Penelitian Terdahulu dan Pengembangan Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan untuk menguji implementasi board of directors ukuran dewan komisaris, proporsi komisaris independen, latar belakang pendidikan dewan komisaris, dan latar belakang etnis komisaris utama terhadap risk disclosure, dengan leverage dan profitabilitas sebagai variabel kontrol. Berikut ini merupakan pengembangan hipotesis yang dilakukan: 1. Pengaruh ukuran dewan komisaris terhadap tingkat risk disclosure Dewan komisaris merupakan inti dari corporate governance yang ditugaskan untuk menjamin pelaksanaan strategi perusahaan, mengawasi manajemen dalam mengelola perusahaan, serta mewajibkan terlaksananya akuntabilitas FCGI, 2002. Dikaitkan dengan pengungkapan informasi oleh perusahaan, kebanyakan penelitian menunjukkan adanya pengaruh positif antara berbagai karakteristik dewan komisaris dengan tingkat pengungkapan informasi oleh perusahaan Sembiring, 2005. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Abeysekera 2008 jumlah dewan komisaris yang dinilai efektif berada pada rentang lebih dari lima orang dan kurang dari 14 orang. Dalton, Daily, Johnson, dan Ellstrand 1999 menyatakan bahwa jumlah anggota dewan komisaris yang optimum lebih efektif dibanding jumlah yang kecil. Collier dan Gregory 1999 menyatakan bahwa semakin besar jumlah anggota dewan komisaris, maka semakin mudah untuk mengendalikan CEO dan monitoring yang dilakukan semakin efektif karena jumlah anggota dewan komisaris mempengaruhi aktivitas pengendalian dan pengawasan Andres et al 2005. commit to user 29 29 Ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap pengungkapan wajib Akra, Eddie, dan Ali, 2010. Semakin besar jumlah dewan komisaris diharapkan dapat meningkatkan pengungkapan risiko. Berdasarkan uraian tersebut, hipotesis dapat dinyatakan adalah H 1 : Ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap tingkat risk disclosure. 2. Pengaruh proporsi komisaris independen terhadap tingkat risk disclosure Keberadaan anggota komisaris independen dapat mendorong agar perusahaan mengungkapkan informasi kepada investor dengan lebih luas Eng dan Mak, 2003. Komisaris independen lebih efektif dalam melakukan pengawasan terhadap perusahaan karena kepentingan mereka tidak terganggu oleh ketergantungan pada organisasi Ayuso dan Argondana, 2007. Hossain 2008 melakukan penelitian pada perbankan di India menunjukkan bahwa board compositions yang diukur dengan proporsi komisaris independen secara signifikan berpengaruh positif terhadap tingkat pengungkapan. Khan 2010 yang menggunakan sampel perbankan komersial di Bangladesh menemukan bahwa proporsi komisaris independen memberikan pengaruh signifikan dalam memaparkan pelaporan corporate social responsibility CSR. Ezat dan El-Masry 2008 mengemukakan adanya pengaruh yang signifikan antara proporsi komisaris independen dengan ketepatan waktu corporate internet reporting CIR. Penelitian yang dilakukan oleh Huafang dan Jianguo 2007 menunjukkan pengaruh antara proporsi komisaris independen terhadap voluntary disclosure. commit to user 30 30 Ajinkya, Bhojraj, dan Sengupta 2005 menemukan bukti bahwa perusahaan yang memiliki lebih banyak komisaris independen lebih banyak menyediakan ramalan pada laporan tahunan mereka. Chen dan Jaggi 2000 menyatakan pengaruh proporsi komisaris independen terhadap pengungkapan termasuk mandatory disclosure. Hasil yang sama juga ditunjukkan dalam penelitian yang dilakukan oleh Abraham dan Cox 2007. Berdasarkan uraian tersebut, hipotesis dapat dinyatakan adalah H 2 : Proporsi komisaris independen berpengaruh positif terhadap tingkat risk disclosure. 3. Pengaruh latar belakang pendidikan dewan komisaris terhadap tingkat risk disclosure Anggota dewan yang berlatar belakang pendidikan ekonomi dan bisnis menjadi hal yang cukup penting dalam perusahaan. Ada kemungkinan latar belakang pendidikan anggota dewan yang sesuai dengan jenis usaha perusahaan yang dapat menunjang kelangsungan bisnis perusahaan lebih diperlukan. Sehingga dalam hal ini anggota dewan yang memiliki latar belakang pendidikan yang diistilahkan dengan “disiplin ilmu” diperlukan dalam menjalankan bisnis perusahaan Kusumastuti, Supatmi, dan Sastra, 2007. Suhardjanto dan Afni 2009 menunjukkan bahwa latar belakang pendidikan komisaris utama merupakan faktor yang menentukan diungkapkan atau tidaknya social disclosure pada annual report perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut, hipotesis dapat dinyatakan adalah H 3 : Latar belakang pendidikan dewan komisaris berpengaruh positif terhadap tingkat risk disclosure. commit to user 31 31 4. Pengaruh latar belakang etnis komisaris utama terhadap tingkat risk disclosure Karakteristik personal komisaris utama yang berasal dari etnis yang memiliki sifat ulet dan gigih, seperti Tionghoa menjadi faktor penentu dalam kinerja perusahaan Suhardjanto dan Anggitarani, 2010. Branco dan Rodrigues 2008 menjelaskan keterlibatan anggota komisaris asing meningkatkan kausalitas pelaporan. Fields dan Keys 2003 menemukan heterogenitas pengalaman, ide, dan inovasi individu dengan latar belakang budaya yang berbeda berdampak terhadap kinerja perusahaan. Erhardt, James, dan Charles 2003 berpendapat bahwa representasi etnis di jajaran dewan komisaris dapat meningkatkan kinerja keuangan bisnis. Pernyataan ini diperkuat oleh Ayuso dan Argandona 2007 yang menggambarkan bahwa komisaris asing diasumsikan memainkan peran penting dalam mendukung strategi pelaporan CSR. Haniffa dan Cooke 2005 yang menggunakan sampel perusahaan di Malaysia menunjukkan bukti empiris mengenai pengaruh positif antara proporsi komisaris yang berasal dari Malaysia di jajaran dewan komisaris dengan tingkat pengungkapan sukarela oleh perusahaan. Khan 2010 yang menggunakan sampel perbankan komersial di Bangladesh menemukan bahwa eksistensi etnis asing memberikan pengaruh signifikan dalam memaparkan pelaporan CSR. Suhardjanto dan Anggitarani 2010 menunjukkan pengaruh latar belakang etnis komisaris utama terhadap kinerja keuangan perusahaan. Hasil ini serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Kusumastuti et al 2007. Berdasarkan uraian tersebut, hipotesis dapat dinyatakan adalah H 4 : Latar belakang etnis komisaris utama berpengaruh terhadap tingkat risk disclosure. commit to user 32 32 Variabel kontrol yang digunakan dalam penelitian ini adalah leverage dan profitabilitas. Jika perusahaan memiliki leverage yang tinggi, kreditur dapat memaksa perusahaan untuk mengungkapkan informasi terkait risiko dengan lebih luas Amran et al, 2009. Haniffa dan Cooke 2005 menunjukkan bahwa perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi mengungkapkan informasi perusahaan lebih banyak. commit to user 33 33

BAB III METODE PENELITIAN

Setelah membahas landasan teori dan pengembangan hipotesis di Bab II, maka pada Bab III menjelaskan mengenai desain penelitian, populasi, sampel, dan teknik pengambilan sampel, data dan metode pengumpulan data, definisi operasional dan pengukuran variabel, dan metode analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini.

A. Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian pengujian hipotesis hypothesis testing yang bertujuan untuk menguji hipotesis yang diajukan oleh peneliti mengenai pengaruh board of directors yang direpresentasikan dengan ukuran dewan komisaris, proporsi komisaris independen, latar belakang pendidikan dewan komisaris, dan latar belakang etnis komisaris utama terhadap risk disclosure. Menurut Sekaran 2006, pengujian hipotesis harus dapat menjelaskan sifat dari hubungan tertentu dan memahami perbedaan antar kelompok atau independensi dua variabel atau lebih.

B. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perbankan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2009. Tahun 2007 dipilih karena meningkatnya perhatian mengenai pengungkapan risiko di perbankan terkait terjadinya krisis keuangan pada tahun tersebut. Pada tahun 2007 terdapat