Kaitan Board of Directors dengan Risk Disclosure

commit to user 24 24 independen yang jumlahnya proporsional sebanding dengan jumlah saham yang dimiliki oleh bukan pemegang saham pengendali dengan ketentuan jumlah komisaris independen 30 dari jumlah seluruh anggota komisaris. Kriteria dewan komisaris independen seperti disebutkan dalam FCGI 2002: 9 adalah: a. Komisaris independen tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan pemegang saham mayoritas atau pengendali perusahaan tersebut. b. Komisaris independen tidak mempunyai hubungan dengan direktur, danatau komisaris perusahaan tersebut. c. Komisaris independen tidak mempunyai kedudukan ganda di perusahaan lain yang memiliki afiliasi dengan perusahaan yang bersangkutan. d. Komisaris independen harus mengerti peraturan undang-undang dalam hal pasar modal. e. Komisaris independen diusulkan dan dipilih dalam Rapat Umum Pemegang Saham RUPS oleh pemegang saham minoritas yang bukan pemegang saham pengendali.

B. Kaitan Board of Directors dengan Risk Disclosure

Fama dan Jensen 1983 menyatakan bahwa dewan komisaris merupakan mekanisme penting dalam memonitor kinerja manajemen dan melindungi kepentingan pemegang saham. Che Haat, Rahman, dan Mahenthiran 2008 menyatakan bahwa dewan komisaris memiliki kekuatan untuk memantau keputusan manajemen dan keputusan penting lainnya. Abraham dan Cox 2007 menunjukkan jumlah komisaris independen mempengaruhi tingkat risk disclosure. Penelitian tersebut menyelidiki hubungan antara kuantitas informasi risiko dengan kepemilikan, governance, dan status listing di UK. Penelitian yang dilakukan oleh Abraham dan Cox 2007 ini mengungkapkan perusahaan yang listing di UK cenderung memberikan disclosure yang lebih lengkap. Dengan demikian, board of directors yang efektif berdampak terhadap luasnya pengungkapan atas risiko pada perusahaan. commit to user 25 25 Penerapan corporate governance memiliki pengaruh terhadap luas pengungkapan informasi perusahaan Ho dan Wong, 2001. Kaitan dewan komisaris dan pengungkapan risiko juga didukung oleh Khomsiyah 2003 yang menyatakan semakin baik implementasi corporate governance, semakin banyak informasi yang diungkapkan oleh perusahaan dalam laporan tahunan. Selain itu, ia juga menyatakan bahwa perusahaan yang melaksanakan corporate governance memberikan lebih banyak informasi untuk mengurangi asimetri informasi. Cheng dan Courtenay 2006 menunjukkan pengaruh antara board monitoring dengan tingkat voluntary disclosure, penelitian ini membuktikan bahwa semakin tinggi proporsi komisaris independen, semakin tinggi juga tingkat voluntary disclosure. Cheung, Conelly, dan Limpaphayom 2002 menemukan bahwa karakteristik corporate governance seperti ukuran dewan komisaris dan board composition menunjukkan pengaruh yang signifikan dengan tingkat corporate disclosure pada perusahaan yang listing di Thailand. Lajili dan Zeghal 2005 melakukan penelitian tentang praktik pengungkapan risiko di Kanada. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki keadaan, karakteristik, dan jumlah pengungkapan risiko dengan menggunakan jumlah kata dan kalimat untuk mengidentifikasi pengungkapan risiko. Hasil penelitian tersebut menunjukkan umumnya informasi risiko yang diungkapkan bersifat kualitatif, kurang spesifik, dan mendalam. Namun, dari hasil yang diperoleh mengindikasikan bahwa telah terdapat intensitas pengungkapan informasi risiko baik wajib dan sukarela yang cukup tinggi. commit to user 26 26 Studi mengenai pengungkapan risiko di negara berkembang dilakukan oleh Hassan 2009 yang menyelidiki tingkat pengungkapan risiko pada perusahaan di UAE. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki pengaruh antara karakteristik perusahaan dengan tingkat pengungkapan risiko perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat leverage dan jenis industri secara signifikan menjelaskan variabilitas tingkat pengungkapan risiko perusahaan. Amran et al 2009 juga melakukan penelitian mengenai pengungkapan risiko pada negara berkembang. Penelitian yang mengambil sampel perusahaan di Malaysia ini bertujuan untuk menguji hubungan antara tingkat risiko perusahaan dengan luas pengungkapan risiko. Hasilnya menunjukkan bahwa secara signifikan ukuran perusahaan dan jenis industri memiliki pengaruh positif dengan luas pengungkapan. Ukuran dewan komisaris mempengaruhi aktivitas pengendalian dan pengawasan Andres, Azofra, dan Lopez, 2005 termasuk pengawasan terhadap pengungkapan. Proporsi komisaris independen secara signifikan berpengaruh positif terhadap tingkat pengungkapan Hossain, 2008. Suhardjanto dan Afni 2009 menunjukkan bahwa latar belakang pendidikan komisaris utama merupakan faktor yang menentukan pengungkapan social disclosure pada annual report perusahaan. Suhardjanto dan Anggitarani 2010 menunjukkan pengaruh latar belakang etnis komisaris utama terhadap kinerja keuangan perusahaan. commit to user 27 27

C. Skema Konsep Penelitian