commit to user
22
22
3. Board of Directors
Dewan komisaris adalah organ perseroan yang bertugas melakukan pengawasan secara umum danatau khusus sesuai dengan anggaran dasar serta
memberi nasihat kepada Direksi Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas. Pengertian yang sama mengenai dewan
komisaris juga diungkapan dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor: 1125PBI2009.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, Pasal 108 menyebutkan bahwa:
a. Dewan Komisaris melakukan pengawasan atas kebijakan pengurusan,
jalannya pengurusan pada umumnya, baik mengenai perseroan maupun usaha perseroan, dan memberi nasihat kepada direksi.
b. Pengawasan dan pemberian nasihat dilakukan untuk kepentingan
perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan. c.
Dewan komisaris terdiri atas 1 satu orang anggota atau lebih. d.
Dewan komisaris yang terdiri atas lebih dari 1 satu orang anggota merupakan majelis dan setiap anggota dewan komisaris tidak dapat
bertindak sendiri-sendiri, melainkan berdasarkan keputusan dewan komisaris.
e. Perseroan yang kegiatan usahanya berkaitan dengan menghimpun
danatau mengelola dana masyarakat, perseroan yang menerbitkan surat pengakuan utang kepada masyarakat atau perseroan terbuka wajib
mempunyai paling sedikit 2 dua orang anggota dewan komisaris.
Komisaris sebuah perusahaan diangkat oleh Rapat Umum Pemegang Saham RUPS. Mereka diangkat untuk suatu periode tertentu, dan apabila
dimungkinkan, mereka bisa diangkat kembali. Dalam Anggaran Dasar diatur tata cara pencalonan, pengangkatan, dan pemberhentian anggota dewan komisaris,
tanpa mengurangi hak pemegang saham dalam pencalonan tersebut. Akhirnya, UUPT menetapkan bahwa anggota dewan komisaris dapat diberhentikan atau
diberhentikan sementara oleh RUPS. Oleh karena itu, peran dewan komisaris
commit to user
23
23 penting dalam melakukan pengawasan, salah satunya adalah pengawasan terhadap
transparansi pengungkapan terhadap stakeholders. Tugas utama dewan komisaris menurut FCGI 2002: 5 sebagai berikut:
a. Menilai dan mengarahkan strategi perusahaan, garis besar rencana kerja,
kebijakan pengendalian risiko, anggaran tahunan dan rencana usaha, menetapkan sasaran kerja, mengawasi pelaksanaan dan kinerja
perusahaan, serta memonitor penggunaan modal perusahaan, investasi dan penjualan aset.
b. Menilai sistem penetapan penggajian pejabat kunci dan penggajian
anggota dewan direksi, serta menjamin suatu proses pencalonan anggota dewan direksi secara transparan dan adil.
c. Memonitor dan mengatasi masalah benturan kepentingan di tingkat
manajemen, anggota dewan direksi dan anggota dewan komisaris, termasuk penyalahgunaan aset perusahaan dan manipulasi transaksi
perusahaan. d.
Memonitor pelaksanaan governance dan mengadakan perubahan jika diperlukan.
e. Memantau proses keterbukaan dan efektifitas komunikasi dalam
perusahaan. Menurut Herwidayatmo 2000, berdasarkan kerangka hukum yang ada,
fungsi komisaris independen pada single board system dapat direpresentasikan dengan fungsi dewan komisaris pada two-board system. Oleh karena itu sistem
pengawasan yang ada pada perusahaan di Indonesia terletak di dewan komisaris. Peran board of directors di sini menjadi penting terkait dengan terwujudnya tata
kelola perusahaan corporate governance yang efektif. Keefektifan peran pengawasan oleh dewan komisaris ini didukung dengan
keberadaan komisaris independen dalam komposisi dewan komisarisnya John dan Senbet, 1998. Keberadaan komisaris independen diatur dalam ketentuan
Peraturan Pencatatan Efek Bursa Efek Indonesia BEI Nomor I-A tentang Ketentuan Umum Pencatatan Efek Bersifat Ekuitas di Bursa yang berlaku sejak
tanggal 1 Juli 2000. Perusahaan yang terdaftar di BEI wajib memiliki komisaris
commit to user
24
24 independen yang jumlahnya proporsional sebanding dengan jumlah saham yang
dimiliki oleh bukan pemegang saham pengendali dengan ketentuan jumlah komisaris independen 30 dari jumlah seluruh anggota komisaris. Kriteria dewan
komisaris independen seperti disebutkan dalam FCGI 2002: 9 adalah: a.
Komisaris independen tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan pemegang saham mayoritas atau pengendali perusahaan tersebut.
b. Komisaris independen tidak mempunyai hubungan dengan direktur,
danatau komisaris perusahaan tersebut. c.
Komisaris independen tidak mempunyai kedudukan ganda di perusahaan lain yang memiliki afiliasi dengan perusahaan yang bersangkutan.
d. Komisaris independen harus mengerti peraturan undang-undang dalam
hal pasar modal. e.
Komisaris independen diusulkan dan dipilih dalam Rapat Umum Pemegang Saham RUPS oleh pemegang saham minoritas yang bukan
pemegang saham pengendali.
B. Kaitan Board of Directors dengan Risk Disclosure