Peran perpustakaan sekolah dalam menunjang pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi (studi kasus pada SDN Ciputat VI dan SDN Cempaka Baru II)

(1)

PERAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH

DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (Studi Kasus Pada SDN Ciputat VI dan SDN Cempaka Baru II)

Oleh : FITRIYANI NIM. 101025021453

JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul “Peran Perpustakaan Sekolah dalam Menunjang Kurikulum Berbasis Kompetensi. Studi Kasus Pada SDN Ciputat VI dan SDN Cempaka Baru II” telah diujikan dalam sidang ujian skripsi Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada Tanggal 29 Januari 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perpustakaan.

Jakarta, 29 Januari 2010

Sidang Munaqasyah

Ketua Sidang Sekretaris

Drs. Rizal Saiful Haq, MA Pungki Purnomo.MLIS NIP.195303191995041001 NIP.19641215199903100

Pembimbing Penguji

Drs. Rizal Saiful Haq, MA Pungki Purnomo.MLIS NIP.195303191995041001 NIP.19641215199903100


(3)

ABSTRAK

Fitriyani, Peran Perpustakaan Dalam Menunjang Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Studi Kasus Pada SDN Ciputat VI dan SDN Cempaka Baru II). Skripsi. Jakarta: Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta 2010.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran perpustakaan dalam menunjang pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi di SDN Ciputat VI dan Cempaka Baru II. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan dengan subjek penelitian peran perpustakaan. Populasi yang diambil adalah siswa kelas VI yang ada di SDN Ciputat VI dan Cempaka Baru II yang berjumlah 40 orang siswa dan 20 orang guru. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara accidental sampling dan pengumpulan data dengan cara menyebarkan kuisioner.

Setelah beberapa data dari hasil penelitian terpenuhi, diperoleh bahwa peran perpustakaan dalam menunjang pelaksanaan KBK dengan hasil yang diperoleh dari peserta didik adalah (67.5%), sedangkan pada tabel guru diperoleh (60%) dari jumlah sampel sebanyak 20 orang. Ini menunjukkkan bahwa siswa dan guru mengetahui akan Peran Perpustakaan di dalam menunjang pelaksanaan KBK yang benar-benar sangat berarti didalam kegiatan belajar mengajar. Dengan adanya perpustakaan sekolah dilingkungan mereka, menumbuhkan minat siswa agar gemar membaca.


(4)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur atas kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpakan karunia serta rahmat nya, sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peran Perpustakaan Sekolah dalam Menunjang Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi (Studi Kasus pada SDN Ciputat VI dan SDN Cempaka Baru II)” ini telah selesai dengan baik. Shalawat dan salam senantiasa penulis sampaikan kepada Nabi Muhammmad SAW.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tak akan selesai dengan baik tanpa bimbingan dan dorongan dari semua pihak yang dengan keikhlasan hati membantu penulis. Oleh karena itu pada kesempatan ini izinkanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. H Abd. Chair., Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Drs. Rizal Saiful Haq, MA., Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan. Serta selaku pembimbing penulis mengucapkan ribuan terima kasih atas waktu, saran serta bimbingan yang telah diberikan dan juga pelajaran, ilmu dan latihan yang diberikan selama masa perkuliahan.

3. Bapak Pungki Purnomo, MLIS. Sekertaris Jurusan Ilmu Perpustakaan.

4. Seluruh Dosen Fakultas Adab dan Humaniora, terlebih Dosen Jurusan Ilmu Perpustakaan. Terimakasih atas ilmu yang telah diberikan, semoga bermanfaat bagi penulis, Amien.


(5)

5. Kepala Sekolah SDN Ciputat VI dan Cempaka Baru II serta seluruh guru-guru yang ada dilingkungan tempat penelitian, terimakasih telah meluangkan waktunya untuk memberikan informasi yang penulis butuhkan untuk penelitian ini.

6. Kedua Orangtua penulis, yang dengan penuh kesabaran, ketulusan dan keikhlasan dalam mendidik penulis sejak kecil hingga saat ini.

7. Sahabat-sahabatku di JIPers Uswa, Winda, Ila Nurlaila, Duffy Thank’s for everything, dan tidak lupa Team STPDN:iQ, c’o, Intan dan Jali., it’s nice to have friend’s like you.

8. Thank’s to Jo, Ayah dede dan semua sahabat-sahabatku yang tidak bisa disebutin satu persatu, Terimakasih atas semuanya ya.

Penulis sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Penulis hanya bisa berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi penulis khususnya, Amien.


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ...……….. ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... I B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4

D. Metodologi Penelitian ... 5

E. Sistematika Penulisan ... 9

BAB II TINJAUAN LITERATUR A. Pengertian Perpustakaan Sekolah ... 12

1. Pengertian Perpustakaan Sekolah ... 12

2. Peran Perpustakaan Sekolah ... 15

3. Tujuan dan Sasaran Perpustakaan Sekolah ... 16

4. Fungsi Perpustakaan Sekolah ... 18

B. Kurikulum Berbasis Kompetensi... 21

1. Pengertian Kurikulum Berbasis kompetensi ... 21

2. Tujuan Kurikulum Berbasis Kompetensi ... 24


(7)

4. Strategi Kurikulum Berbasis kompetensi ... 28

5. Hubungan Koleksi Perpustakaan dengan Kurikulum ... 32

BAB III GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN SDN. CIPUTAT VI, DAN SDN. CEMPAKA BARU II A. Profile Perpustakaan SDN. Ciputat VI ... 34

1. Sejarah Singkat ... 34

2. Visi dan Misi ... 35

3. Struktur Organisasi ... 36

4. Koleksi Perpustakaan... 38

B. Profile Perpustakaan SDN. Cempaka Baru II ……… 39

1. Sejarah Singkat ... 39

2. Visi dan Misi ... 40

3. Struktur Organisasi ... 40

4. Koleksi Perpustakaan ... 43

5. Fasilitas dan Layanan ... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Peran Perpustakaan Sekolah Dalam Menunjang Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi ……... 45

1. Hasil Kuesioner yang disebarkan terhadap Siswa ... 47

2. Hasil Kuesioner yang disebarkan terhadap Guru ... 62


(8)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 77 B. Saran-saran ... 78


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel I Jenis Kelamin Responden Siswa... 47

Tabel 2 Pengetahuan Siswa akan Perpustakaan Sekolah ... 48

Tabel 3 Pendapat Siswa tentang Perpustakaan ... 49

Tabel 4 Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah oleh Siswa ... 50

Tabel 5 Kelengkapan Koleksi Perpustakaan Sekolah ... 51

Tabel 6 Peminjaman Koleksi oleh Siswa ... 52

Tabel 7 Jenis Koleksi yang dipinjam ... 53

Tabel 8 Pendapat Siswa tentang Pelayanan Perpustakaan ... 54

Tabel 9 Pendapat Siswa tentang Layanan Perpustakaan dalam Menunjang Kegiatan belajar mengajar (KBM)... 55

Tabel 10 Metode Pelajaran yang diterima Siswa ... 56

Tabel 11 Pendapat Siswa tentang terpenuhinya Buku-buku di Perpustakaan ... 57

Tabel 12 Anjuran untuk Mengunjungi Perpustakaan ... 58

Tabel 13 Perpustakaan dalam Meningkatkan Prestasi Belajar ... 59

Tabel 14 Peran Perpustakaan dalam Menyelesaikan Tugas-tugas Sekolah ... 60

Tabel 15 Pendapat Siswa tentang Peran Perpustakaan dalam Implementasi/Pelaksanaan KBK ... 61

Tabel 16 Jenis Kelamin Responden Guru ... 62

Tabel 17 Pendidikan Terakhir ... 63


(10)

Tabel 19 Berfungsinya Perpustakaan Sekolah ... 65

Tabel 20 Pemanfaatan Fasilitas Perpustakaan ... 66

Tabel 21 Kelengkapan Koleksi ... 67

Tabel 22 Pendapat Guru tentang Layanan perpustakaan dalam Menunjang Kegiatan belajar mengajar (KBM) ... 68

Tabel 23 Pengetahuan Guru tentang Kurikulum Berbasis Kompetensi ... 69

Tabel 24 Metode Pengajaran yang diberikan ... 70

Tabel 25 Pendapat Guru dengan Metode yang digunakan ... 71

Tabel 26 Anjuran untuk Mengunjungi Perpustakaan ... 72


(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia bergantung pada kualitas pendidikan. Peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan masyarakat yang cerdas, damai, terbuka, dan demokratis. Oleh karena itu pembaharuan pendidikan harus selalu dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan suatu bangsa.

Kurikulum Berbasis Kompetensi lahir sebagai respons atas berbagai persoalan yang dihadapi didunia pendidikan di Indonesia. Sejak diberlakukan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) di sekolah dasar muncul pro dan kontra tentang implementasi kurikulum berbasis kompetensi tersebut. Pada satu sisi memandang KBK merupakan kurikulum ideal yang harus dilaksanakan, sementara di sisi lain berpendapat pelaksanaan KBK akan berakhir dengan kegagalan.

Dr Siskandar menjelaskan bahwa materi pada kurikulum berbasis kompetensi (KBK) tidak jauh berbeda dengan kurikulum 1994 yang dipakai di sekolah–sekolah pada waktu lalu. Yang membedakan antara kurikulum sebelumnya adalah adanya partisipasi masyarakat dan pemerintah daerah didalam menjabarkan materi kurikulum yang bersifat nasional melalui silabus.1

1

Betha Nurina Sari,Artikel ”Sistem Pembelajaran KBK Terhadap MotivasiBelajar“Para Peserta Didik Pada Bidang StudiFisika ( http ://www.google.com. Diakses Tgl.12/31/2005).


(12)

Sebenarnya KBK itu sendiri adalah kurikulum ideal yang tidak saja akan berhasil meningkatkan kualitas pendidikan di Negara kita, tetapi juga menuntut para praktisi pendidikan khususnya para guru untuk mempersiapkan seluruh potensi dirinya.

Dalam KBK, proses pembelajaran berpusat pada siswa. Peran siswa tidak lagi sebagai “konsumen“ gagasan (mendengar, mencatat, menghafal), tetapi beralih sebagai “produsen” gagasan (bertanya, mengemukakan pendapat, meneliti, menulis). Aktivitas sebagai produsen gagasan semakin dituntut terutama dalam kegiatan diskusi, presentasi, sedangkan peran guru adalah sebagai fasilitator.

Agar proses pembelajaran lancar (berkualitas) maka diperlukan minat baca siswa yang tinggi, salah satu sarana untuk mendukung minat baca adalah adanya perpustakaan sekolah. Perpustakaan sekolah merupakan salah satu perangkat penyelenggara pendidikan formal yang berdaya upaya ikut serta mengemban misi mencerdaskan kehidupan bangsa.

Perpustakaan merupakan salah satu media pengajaran, karena dalam perpustakaan kita dapat menjumpai berbagai media dalam menunjang proses belajar mengajar, yakni berupa barang sejenisnya yang belum diterbitkan serta bahan–bahan non cetakan seperti mikrofish, microfilm, foto–foto film (documenter ).2

Perpustakaan sekolah di Indonesia belum memiliki sistem yang baku untuk sistem pengadaan, pengolahan, pelayanan dan perawatan koleksi yang dimiliki. Sehingga

pembinaan perpustakaan sekolah pada umumnya bersifat spontan dan berskala lokal,

2


(13)

artinya menggunakan aturan-aturan baku yang biasa di pergunakan dalam mengelola perpustakaan.

Pada kehididupan yang mulai deras dengan arus informasi, seharusnya setiap orang tersadar bahwa mereka membutuhkan sebuah sarana sebagai tempat penampung informasi yang mereka butuhkan. Sebuah sarana yang mampu menyimpan segala bentuk informasi baik berupa bahan-bahan tercetak maupun non cetak. Sekolah sebagai sebuah lembaga formal yang memberikan pendidikan kepada siswa seharusnya lebih memahami bentuk yang dibutuhkan mereka.

Menurut pengamatan penulis banyak Sekolah Dasar yang belum memiliki

perpustakaan, padahal perpustakaan bisa menunjang keberhasilan pembelajaran, dan ada pula sekolah yang memiliki perpustakaan tapi belum bisa berfungsi sebagaimana

mestinya.

Melihat pentingnya perpustakaan sekolah dalam menunjang pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi, penulis mencoba melakukan penelitian pada perpustakaan sekolah yakni SDN Ciputat VI dan SDN Cempaka Baru II, dengan

mengangkat tema ”PERAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (Studi Kasus Pada SDN Ciputat VI dan SDN. Cempaka Baru II).

B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah

Agar pembahasan ini lebih terarah dan tidak meluas, maka penulis membatasi sebagai berikut: penelitian dilakukan pada perpustakaan sekolah dasar yakni: Perpustakaan SDN.Ciputat VI dan Perpustakaan SDN. Cempaka Baru II dengan


(14)

mengangkat tema ”Peran Perpustakaan Sekolah dalam menunjang pelaksanaan Kurikulum berbasis kompetensi).

Adapun perumusan masalah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Peran perpustakaan SDN dalam menunjang pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi?

2. Apa saja yang menjadi kendala yang dihadapi dalam menunjang pelakanaan KBK terhadap perpustakaan sekolah?

3. Bagaimana solusi dari kendala-kendala tersebut?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana peran perpustakaan sekolah dalam menunjang pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi.

2. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi perpustakaan sekolah dalam menunjang pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi.

3. Untuk mengetahui bagaimana suolusi dari kendala-kendala tersebut.

Sedangkan manfaat penelitian ini antara lain : 1) Manfaat akademis


(15)

Untuk memenuhi salah satu syarat dalam meraih gelar kesarjanaan strata satu (SI) Fakultas adab dan Humaniora Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.

2) Manfaat Praktis

a. Bagi sekolah dapat memberikan solusi yang tepat dalam mengelola perpustakaan sekolah guna meningkatkan mutu pendidikan.

b. Bagi penulis sebagai sarana untuk menambah wawasan dalam penulisan ini

c.Bagi dunia pendidikan, sebagai bahan masukan bagaimana sebernarnya perpustakaan sekolah yang ideal, demi kemajuan pendidikan.

D. Metode Penelitian 1. Metode Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah dengan menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif , yang bertujuan untuk mendefinisikan masalah dan pemecahannya.3

2. Populasi

3


(16)

Populasi adalah “keseluruhan dari objek penelitian”.2 Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah semua siswa kelas VI dan guru. Jumlah guru dimasing-masing sekolah penulis mengambil sampel 20 adapun pengambilan sampelnya didasarkan karena jumlah populasi guru yang ada di SDN Ciputat VI dan SDN Cempaka Baru II kurang dari seratus orang maka peneliti mengambil sampel 20 orang guru yang ada di SDN Ciputat VI dan SDN Cempaka Baru II. Sedangkan Populasi untuk siswa kelas VI di SDN Ciputat VI dan SDN Cempaka Baru II yang berjumlah 200 orang siswa. Adapun penarikan sampelnya didasarkan kepada pendapat Suharsini Ari Kunto, yang

mengatakan “Jika populasi lebih dari seratus orang, maka sampel dapat diambil 10%-15% atau 20%-30%, atau sesuai dengan kemampuan peneliti.3

Berkenaan dengan pendapat Suharsini tersebut, maka penelitian mengambil sampel 20%, Dimana Jumlah seluruh siswa Kelas VI di SDN Ciputat VI dan Cempaka Baru II berjumlah 200 siswa, maka 200 X 20% = 40, jadi dalam penelitian ini penulis

mengambil sampel sebanyak 40 orang siswa yang terdiri dari siswa SDN Cempaka Baru II dan Ciputat VI..

3. Sumber data

a. Data primer, yaitu data yang diperoleh dari lapangan seperti pengguna dan pustakawan.

4

Nana Sujana. Metode Penelitian Kuantitatif. (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 1998), cet.2, h.27

3

Suharsini Ari Kunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:Rieneka, 1992),cet.2. h. 102-104.


(17)

b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari perpustakaan dengan cara membaca buku-buku sebagai literatur, yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini.

4. Teknik pengumpulan data

Untuk dapat mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini, digunakan beberapa cara :

a. Observasi langsung ketempat penelitian di perpustakaan SDN Ciputat VI dan Cempaka Baru II yakni sebagai pengamatan yang dilakukan secara segaja, sistematis mengenai fenomena sosial dengan gejala–gejala psikis kemudian dilakukan pencatatan.

b. Angket/Quisioner yaitu: Penyebaran anket berupa pertanyaan–pertanyaan untuk mendapat data yang objektif dimana responden yang dimaksud adalah pengguna dapat memilih jawaban–jawaban yang telah disediakan.

c. Wawancara yaitu mencakup cara yang digunakan untuk tujuan suatu tugas tertentu, mencoba mendapatkan keterangan atau penguraian secara lisan dari seorang responden dengan bercakap-cakap, berhadapan muka dengan orang itu atau dilakukan dengan pihak–pihak yang ada kaitannya dengan masalah penelitian ini.4

5. Teknik Pengolahan Data

6

Koentjaraningrat, Metode–metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,1997), h.129,Ed.Ke-3.


(18)

Setelah data–data diperoleh maka langkah selanjutnya adalah mengolah data melalui beberapa tahap, yaitu :

a. Editing

Proses editing yakni mempelajari kembali berkas–berkas data yang telah terkumpul, sehingga keseluruhan berkas itu dapat diketahui dan dinyatakan baik, sehingga dapat disiapkan untuk proses berikutnya.

b. Tabulating

Yakni mentabulasikan atau memindahkan jawaban–jawaban responden kedalam tabulasi atau table yang kemudian dicari presentasenya untuk dianlisa, adapun untuk memperoleh data angket telah ditabulasikan dan prosentase digunakan rumus :

P = F ×××× I00 % N

Dimana P = Angka prosentase untuk setiap kategori F = Frekuensi jawaban responden

N = Jumlah responden


(19)

Dalam analisa data ini penulis akan menggunakan skala prosentase sederhana untuk menganalisa data kuantitatif. Sedangkan untuk menganalisa data kuantitatif wawancara penulis menggunakan teknik penalaran penyimpulan. Data–data yang telah diteliti kemudian diolah dengan pengukuran sederhana dan untuk diperhitungkan yang kemudian di interpretasikan secara rasional.

E. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan penulisan ini, maka digunakan sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Membahas latar belakang masalah, pembahasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN LITERATUR

Membahas pengertian perpustakaan sekolah, peran perpustakaan sekolah, tujuan dan sasaran perpustakaan sekolah, fungsi perpustakaan sekolah, pengertian kurikulum berbasis kompetensi, tujuan kurikulum berbasis kompetensi, implementasi kurikulum berbasis kompetensi, strategi kurikulum berbasis kompetensi, serta hubungan koleksi perpustakaan sekolah dengan kurikulum.


(20)

BAB III TINJAUAN UMUM

Membahas Sejarah Perpustakaan SDN, tujuan perpustakaan SDN, Struktur organisasi perpustakaan SDN, fasilitas dan layanan perpustakaan sekolah, serta koleksi perpustakaan sekolah.

BAB IV HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian dan pembahasan . pada bab ini penulis memberikan gambaran dari hasil penelitian yang dijelaskan dengan apa adanya, meliputi pendapat pengguna perpustakaan mengenai peran perpustakaan sekolah dalam menunjang pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi, kendala-kendala yang dihadapi perpustakaan sekolah dalam menunjang pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi serta bagaimana solusinya.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi mengenai kesimpulan yang diambil oleh penulis setelah melakukan penelitian dan pembahasan, serta memuat saran-saran.


(21)

BAB II

TINJAUAN LITERATUR

A. Pengertian Perpustakaan Sekolah 1. Perpustakaan Sekolah

Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal tempat anak didik mendapatkan pelajaran yang diberikan oleh guru. Sekolah bertujuan mempersiapkan anak didik menurut bakat dan kemampuannya masing-masing agar mampu berdiri didalam masyarakat. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, sekolah berkewajiban menyiapkan program, sumber belajar, berbagai fasilitas dan kelengkapan yang di perlukan.

Perpustakaan sekolah merupakan salah satu fasilitas yang dalam sistem pendidikan dewasa ini perlu di selenggarakan di tiap sekolah. Perpustakaan sekolah telah menempati bagian integral dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Segala program diselenggarakan ditujukan untuk mencapai tujuan sekolah tempat perpustakaan bernaung.

Di masing-masing tingkatan sekolah, makna perpustakaan dapat sama, tetapi tujuan dan programnya bisa berbeda. Misalnya di sekolah dasar, tujuan dan program perpustakaan akan lebih diarahkan untuk membantu pesert didik belajar membaca dan mengenal berbagai macam buku sehingga bangkit minatnya untuk mencintai buku.

Dalam mendefinisikan perpustakaan sekolah, tidak jauh berbeda dengan mndefinisikan pada umumnya. Karena perpustakaan sekolah itu sendiri merupakan penjabaran dari istilah perpustakaan.

Menurut Sulistyo Basuki, perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang tergabung pada sebuah sekolah, dikelola sepenuhnya oleh sekolah yang bersangkutan,


(22)

(23)

dengan tujuan utama membantu sekolah untuk mencapai tujuan khusus sekolah dan tujuan pendidikan pada umumnya.5

Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang berada pada lembaga pendidikan sekolah yang bersangkutan, dan merupakan sumber belajar untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan sekolah yang bersangkutan.6

Wahjoenti Marjono dan Tahju Wiraatmaja mengemukakan tentang pengertian perpustakaan sekolah, yaitu: perpustakaan sekolah adalah suatu unit kerja yang merupakan bagian integral dari lembaga pendidikan sekolah yang berupa tempat menyimpan bahan–bahan yang dikelola dan diatur dengan tata cara tertentu untuk digunakan siswa dan guru sebagai sumber informasi yang lengkap dalam rangka kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut.7

Dalam Harrods Librarians Glossary, dijelaskan bahwa perpustakaan sekolah adalah setumpuk koleksi yang tertata rapih yang ditempatkan di sekolah untuk dipergunakan oleh guru dan murid. Koleksi ini terdiri dari buku refrens atau buku-buku untuk dipinjamkan ke rumah dibawah pengawasan seorang pustakawan profesional, guru atau guru pustakawan.8

5

Sulistyo Basuki, Periodisasi Perpustakaan Indonesia.(Bandung: PT. Gramedia Rosdakarya, (1994),h.2.

6

Soekarman K, et.al. Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah.( Jakarta: Perpustakaan Nasional, 2001).h.3

7

Wahjoenti Marjono dan Tahju Wiraatmaja, Perpustakaan Sekolah. (Bandung: P3G Tertulis),h.14

8

Ray Prytherch. Harrods Librarian Glossary. (England Gower : Publising Company Limited, 1995), h.586.


(24)

Ada juga yang berpendapat bahwa perpustakaan sekolah adalah tempat kumpulan buku dan bahan pendidikan, yang diorganisir dengan baik sehingga dapat membantu para pendidik dan anak dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran.9

Mengenai definisi perpustakaan sekolah yang komprehensif, penulis akan mengetengahkan definisi menurut Rasinah Gobel dalam buku ”Bimbingan Pengolahan Perpustakaan Sekolah” sebagai berikut:

”secara fisik perpustakaan sekolah adalah suatu tempat dimana buku-buku atau koleksi lain yang tercetak dan terekam disusun dan diatur menurut sistem tertentu supaya dapat ditemukan kembali dengan cepat dan tepat. Sedangkan secara konseptual perpustakaan sekolah mengembangkan misi pendidikan yaitu sebagai sarana belajar mengajar. Perpustakaan sekolah adalah bagian yang tak terpisahkan dari suatu proses penyelenggaran pendidikan di sekolah, suatu sumber daya yang berfungsi sebagai pusat kegiatan mengajar. Pusat penelitian sederhana, pusat informasi, ilmu pengetahuan dan rekreasi sehat.10

Perpustakaan tidak cukup hanya dikelola dengan baik, informasi yang tersedia di perpustakaan juga harus dikomunikasikan. Kepala sekolah, wakil kepala sekolah, para guru, dan juga siswa perlu diberitahukan informasi apa yang tersedia di perpustakaan. Sebab perpustakaan sekolah yang baik adalah perpustakaan yang dapat memenuhi kebutuhan informasi para pemakainya. Koleksi yang ada ditujukan untuk memenuhi kebang maupun yang akan datang. Oleh karena itu koleksi yang ada di perpustakaan harus disesuaikan dengan kebutuhan informasi para pemakainya sehingga dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya.

9

Wahyuti. Perpustakaan Sekolah Buku I. (Bandung: Penataran Guru Tertulis di Alam Pembangunan), h.10

10


(25)

2. Peran Perpustakaan Sekolah

Dalam undang-undang No.2 Tahun 1989 tentang pendidikan nasional, pasal 35 dinyatakan bahwa setiap satuan pendidikan sekolah yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakat harus menyediakan sumber belajar. Selanjutnya ditegaskan dalam penjelasannya bahwa pendidikan tidak mungkin terselenggara dengan baik apabila para tenaga kependidikan maupun peserta didik tidak didukung oleh sumber belajar yang diperlukan untuk penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar yang bersangkutan. Salah satu sumber belajar yang amat penting, tetapi bukan satu-satuny adalah perpustakaan.11

Perpustakaan sekolah sebagai salah satu unit yang terdapat disekolah menjadi unsur pelengkap dalam proses belajar mengajar, perpustakaan mempunyai peranan yang sangat penting sebagai salah satu pusat sumber belajar.

Menurut Thomson, peranan perpustakaan dalam pendidikan adalah pada tenaganya” The role of Libraries in education is a further manifestation of their power.”

Oleh karena itu perpustakaan mempunyai daya yang luar biasa dalam membantu berhasilnya pendidikan12

Joseph Mbulu menyatakan bahwa perpustakaan sekolah sangat diperlukan keberadaanya dengan pertimbangan bahwa:

a. Perpustakaan sekolah merupakan sumber belajar di sekolah

11

Soekarman K,et, al. Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah.Opcit, h.3

12

Perpustakaan Nasional RI, Perpustakaan Sekolah; Petunjuk untuk membina, memakai dan memelihara Perpustakaan Sekolah, ( Jakarta : Perpustakaan Nasional RI,1996 ),h.5.


(26)

b. Perpustakaan sekolah merupakan salah satu komponen sistem pengajaran.

c. Perpustakaan sekolah merupakan sumber untuk menunjang kualitas pendidikan dan pengajaran.

d. Perpustakaan sekolah sebagai laboratorium belajar yang memungkinkan peserta didik dapat mempertajam dan memperluas kemungkinan peserta didik untuk membaca, menulis, berfikir, dan berkomunikasi.13

Perpustakaan sekolah memberikan sumbangan yang sangat berharga dalam upaya meningkatkan aktifitas siswa serta meningkatkan kualitas pendidikan pengajaran. Melalui perpustakaan sekolah siswa dapat berinteraksi dan terlibat secara langsung baik secara fisik maupun mental dalam proses belajar.

Dari apa yang dinyatakan diatas jelaslah bahwa peranan perpustakaan dalam pendidikan sangatlah penting, yaitu untuk membantu terselenggaranya pendidikan dengan baik. Dengan demikian sasaran atau tujuan operasional dari perpustakaan sekolah adalah untuk memperkaya, mendukung, memberikan kekuatan dan mengupayakan penerapan program pendidikan yang memenuhi setiap kebutuhan siswa, disamping itu mendorong dan memungkinkan tiap siswa mengoptimalkan potensi mereka sebagai pelajar.

13

Joseph Mbulu, ”Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah dalam Kegiatan Belajar Mengajar”, Majalah Pendidikan, XIX, 27 (Juli,1992),h.17.


(27)

3. Tujuan dan Sasaran Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan sekolah bertujuan mendukung proses kegiatan belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan sekolah yang bersangkutan, dengan cara menyediakan penunjang belajar.

a) Tujuan a. Tujuan umum

Perpustakaan sekolah diselenggarakan sebagai suatu perangkat kelengkapan pendidikan untuk bersama-sama dengan kelengkapan-kelengkapan yang lain guna meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan dan keterampilan, mempertinggi budi pekerti dan mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air agar menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa berdasarkan sistem pendidikan yang berasaskan Pancasila dan UUD 1945.14

b. Tujuan Khusus

Secara Khusus perpustakaan sekolah diselenggarakan untuk:

1) Mengembangkan minat, kemampuan, dan kebiasaan membaca khususnya serta mendayagunakan budaya tulisan dalam sector kehidupan.

2) Mengembangkan kemampuan mencari dan mengolah serta memanfaatkan informasi.

14


(28)

3) Mendidik murid agar dapat memelihara dan memanfaatkan bahan pustaka secara tepat dan berhasilguna.

4) Meletakkan dasar – dasar kearah belajar mandiri. 5) Memupuk minat dan bakat.

6) Menumbuhkan aspirasi terhadap pengalaman imajinatif.

7) Mengembangkan kemampuan untuk memecahkan masalah–masalah yang dihadap dalam kehidupan atas tanggung jawab dan usaha sendiri.

b) Sasaran

a. Terwujudnya perpustakaan sekolah yang berdaya guna dan berhasil guna perlu ditiap sekolah, suatu perpustakaan sekolah yang menjadi pusat kegiatan belajar dan mengajar.disamping itu diharapkan agar dapat membantu pengembangan bakat dan minat para pelajar dan para pengajar serta dapat menyediakan bahan pustaka dalam jumlah dan mutu yang memadai di seluruh indonesia

b. Terbinanya anak didik sehingga gemar membaca, biasa membaca, terampil, merasa perlu selalu membaca dan meningkatkan gairah belajar dan mampu belajar secara mandiri, sehingga tercapainya cita-cita pendidikan seumur hidup.

c. Tercapainya tujuan pendidikan nasional.15

4. Fungsi Perpustakaan Sekolah.

15Ibid


(29)

Layanan yang diberikan oleh perpustakaan sekolah sangat erat kaitannya dengan tujuan pendidikan dan tujuan sekolah. Menurut Sulistyo dan kawan-kawan fungsi terpenting perpustakaan sekolah adalah:

Pusat layanan bahan pustaka : Perpustakaan sekolah adalah menjadi pusat layanan bahan-bahan pustaka bagi siswa dan guru. Layanan kepada siswa dapat bermacam-macam, tergantung dari tingkat usia dan pendidikan mereka. Namun, karena siswa pada tingkat dasar pada umumnya masih perlu diberi banyak motivasi untuk senang membaca,

maka pemberian layanan yang berupa penyediaan berbagai bahan bacaan yang merangsang minat baca mereka sangat diutamakan. Bahan-bahan bacaan yang dimaksudkan disini bukan buku pelajaran atau buku yang harus oleh guru dibaca, melainkan bahan-bahan bacaan yang dapat menarik minat mereka untuk menyentuhnya dan kemudian membacanya. Dengan kata lain, siswa dibiarkan untuk memilih sendiri buku-buku atau bacaan lainnya yang disukainya tanpa diperintah.

Bimbingan Membaca: Perpustakaan sekolah adalah sebagai kegiatan bimbingan membaca. Peran bimbingan menjadi penting, terutama di dalam pendidikan modern saat ini.

Faktor pengikat: Perpustakaan sekolah adalah sebagai pengikat pengalaman belajar siswa selama di sekolah. Sebagaimana diketahui siswa menerima pelajaran dikelas dalam bentuk mata pelajaran yang berdiri sendiri, terpisah antara satu mata pelajaran dan mata pelajaran lainnya. Bahan pelajaran yang dipelajari secara sendiri ini pada dasarnya kurang memiliki nilai pendidikan yang permanen. Keberadaan perpustakaan akan menjadi faktor pengikat yang menguntungkan bagi pengalaman belajar mereka.


(30)

Secara rinci fungsi perpustakaan sekolah menurut Darmono dalam bukunya Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah adalah sebagai berikut:

1) Perpustakaan sekolah sebagai fungsi informasi. Dalam hal ini perpustakaan sekolah menyediakan berbagai bentuk informasi, yang meliputi bahan tercetak, terekam maupun koleksi lainnya.

2) Perpustakaan sekolah sebagai fungsi pendidikan. Dalam hal ini perpustakaan sekolah menyediakan berbagai macam koleksi yang berisi berbagai macam ilmu pengetahuan, dan juga menyediakan macam–macam buku pelajaran yang dapat mendukung kegiatan proses belajar mengajar yang dilaksanakan di sekolah, di mana perpustakaan tersebut berada.

3) Perpustakaan sekolah sebagai fungsi kebudayaan. Dalam menjalankan fungsi kebudayaan perpustakaan sekolah menyediakan koleksi yang berisi informasi mengenai berbagai kebudayaan, misalnya informasi mengenai kesenian tradisional dari suatu daerah, adapt istiadat perkawinan, kerajinan tradisional, cara hidup bermasyarakat suatu suku, asal–usul dari suatu suku bangsa dan lain sebagainya.

4) Perpustakaan sekolah sebagai fungsi rekreasi.perpustakaan sekolah menyediakan koleksi yang bersifat hiburan, koleksi tersebut misalnya buku–buku yang berisi cerita rakyat, dongeng, cerita untuk anak, remaja dan orang dewasa, koleksi kaset, video yang bersifat hiburan, film cerita rakyat, documenter, film sejarah mengenai orang–orang terkenal yang berhasil dalam pendidikan lain sebagainya..

5) Perpustakaan sekolah sebagai fungsi penelitian. Dalam hal ini Informasi yang disajikan dalam bentuk kamus, ensiklopedia, almanak, majalah, ilmu


(31)

pengetahuan, majalah hasil penelitian para ahli dalam bidang tertentu, atlas, kamus istilah dalam suatu disiplin ilmu tertentu, surat kabar, buku–buku yang berisi informasi mengenai negara-negara.

6) Perpustakaan sekolah sebagai fungsi deposit

Kalau perpustakaan nasional suatu Negara menerima, menyimpan, dan mengoleksi semua terbitan yang diterbitkan oleh Negara dan penerbit yang berada di Negara dimana perpustakaan tersebut berada, maka perpustakaan sekolah merupakan tempat untuk menyimpan dan memelihara semua hasil karya yang diterbitkan oleh sekolah dan peserta didik dimana perpustakaan itu berada. Hasil karya sekolah misalnya majalah yang diterbitkan oleh sekolah, majalah OSIS, hasil karya siswa yang berupa kliping, karya tulis, laporan, dari suatu kegiatan/ kunjungan ke suatu perusahaan yang dilakukan oleh siswa untuk suatu bidang studi tertentu, dokumentasi foto dalam suatu kegiatan sekolah dan lain sebagainya.16

B. KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI 1. Pengertian Kurikulum Berbasis Kompetensi

Kurikulum berbasis kompetensi lahir sebagai jawaban terhadap berbagai kritikan masyarakat terhadap kurikulum 1994, serta sesuai dengan perkembangan kebutuhan dan dunia kerja. Ini merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mencapai keunggulan

16


(32)

masyarakat dan bangsa dalam penguasaan ilmu dan teknologi seperti yang digariskan dalam haluan Negara.17

Kurikulum 2004 yang berbasis kompetensi merupakan perangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar, dan pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam pengembangan kurikulum sekolah. Adapun pengertian kompetensi adalah pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direflesikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.

Kurikulum 2004 berorientasi pada hasil dan implikasi yang diharapkan muncul pada diri peserta didik melalui serangkaian pengalaman belajar dan keberagaman yang dapat diwujudkan sesuai dengan kebutuhannya. Rumusan kompetensi dalam kurikulum2004 merupakan pernyataan apa yang diharapkan dapat diketahui, disikapi, atau dilaksanakan siswa dalam setiap tingkatan kelas dan satuan pendidikan serta sekaligus menggambarkan kemajuan siswa yang dicapai secara bertahap dan berkelanjutan untuk menjadi kompeten.18

Kompetensi sebagai terjemahan (Competence) menurut menurut Working Group on Vocational Qualification (1986) diartikan sebagai “ kemampuan untuk melakukan sebuah kegiatan tertentu dengan patokan (standar) tertentu pula”. Kompetensi mengarah pada sesuatu yang dapat di lakukan oleh seseorang ketimbang apa yang dia ketahui”. Selanjutnya Wuryadi menyatakan bahwa secara etimologi ”Kompetensi mengandung

17

Rakhmawati, The Analysis On Teaching Materials In The Textbook Entitled’Move On’For The Third Years Students of SMP.Jur.Bahasa Inggris. h.1.

18

Mulyati Arifin, Bertualang Membuka Rahasia SAINSuntuk SD Kelas V semester I,(Bandung: Grafindo Media Pratama, 2006),h.vi


(33)

keterkaitan makna dengan kemampuan (capability, ability), kecakapan (skill), cerdas

(smart), kewenangan (authority), kinerja (performance), prilaku (attitude), dan kesadaran

(awareness)”.Dalam pasal I Kepmendiknas RI No.045/U/2002 kompetensi secara formal ditunjukkan melalui hal-hal berikut: ”seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu”.19

Kurikulum berbasis kompetensi adalah sebuah konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas–tugas

dengan standar performansi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh siswa, berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu.20

Kurikulum berbasis kompetensi merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tantangan kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar, dan pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam pengembangan kurikulum sekolah.

Kurikulum berbasis kompetensi berorientasi pada:

1. Hasil dan dampak yang diharapkan muncul pada diri peserta didik melalui serangkaian pengalaman belajar yang bermakna.

2. Keberagaman yang dapat di manisfestasikan sesuai dengan kebutuhannya.

19

Alexander Jatmiko Wibowo dan Fandy Tjiptono. Pendidikan Berbasis Kompetensi.(Yogyakarta: Universitas Atmajaya, 2002),h.181.

20


(34)

Rumusan kompetensi dalam kurikulum berbasis kompetensi merupakan pernyataan apa yang diharapkan dapat diketahui, disikapi, atau dilakukan siswa dalam setiap tingkatan kelas dan sekolah dan sekaligus menggambarkan kemajuan siswa yang dicapai secara bertahap dan berkelanjutan untuk menjadi kompeten.21

KBK merupakan suatu format yang menetapkan apa yang diharapkan, dapat dicapai siswa dalam setiap tingkatan. Setiap kompetensi menggambarkan langsung kemajuan siswa menuju kompetensi pada tingkat yang lebih tinggi. Kompetensi adalah suatu pernyataan tentang apa yang sepantasnya dapat dilakukan siswa secara terus menerus/tetap dalam suatu kajian, atau mata pelajaran pada tingkat tertentu. Dengan demikian, KBK merupakan pergeseran penekanan dari content/isi (apa yang tertuang) ke kompetensi (bagaimana harus berfikir, belajar, dan melakukan) didalam kurikulum. Oleh karena itu, guru dan siswa diharapkan dapat mengetahui apa yang harus dicapai dan sejauhmana efektivitas belajar telah dicapai.22

Dalam KBK guru juga dituntut untuk bisa membuktikan keprofesionalannya, mereka dituntut untuk dapat menyusun dan membuat rencana pembelajaran yang berdasarkan kemampuan dasar apa yang dapat digali dan dikembangkan oleh peserta didik.

2. Tujuan Kurikulum Berbasis Kompetensi

UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Thn 2003 pasal (3) bahwa “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bengsa, bertujuan untuk

21

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PUSAT KURIKULUM. Kebijakan Kurikulum Berbasis Kompetensi (Jakarta: 2002),h.6

22


(35)

mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.23 Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mencapai keunggulan masyarakat bangsa dalam penguasaan ilmu dan teknologi. Hal tersebut diharapkan dapat dijadikan landasan dalam pengembangan pendidikan di Indonesia yang berkualitas dan berkelanjutan, baik secara makro maupun mikro.

Secara makro pendidikan nasional bertujuan membentuk organisasi pendidikan yang bersifat otonom sehingga mampu melakukan inovasi dalam pendidikan untuk menuju suatu lembaga yang beretika, selalu menggunakan nalar, berkemampuan komunikasi social yang positif dan memiliki sumber daya manusia yang sehat dan tangguh.

Secara mikro pendidikan nasional bertujuan membentuk manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, beretika (beradab dan berwawasan budaya bangsa Indonesia), memiliki nalar (maju, cakap, cerdas, kreatif, inovatif, dan bertanggung jawab), berkemampun komunikasi social (tertib dan sadar hukum, kooperatif, dan kompetitif, demokratis), dan berbadan sehat sehingga menjadi manusia mandiri. Tujuan utama KBK adalah memandirikan atau memberdayakan sekolah dalam mengembangkan kompetensi yang akan disampaikan kepada peserta didik, sesuai dengan kondisi lingkungan.24

Kurikulum di Indonesia sudah beberapa kali mengalami perubahan.

23

Pedagogia. “JURNAL” Ilmu Pendidikan. Vol.2, No.1, h.12-13

24

Dr.E. Mulyasa, M.Pd., Kurikulum Berbasis Kompetensi”Konsep,Karakteristik, dan Implementasi


(36)

Perubahan-perubahan tersebut bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Penyempurnaan kurikulum terus dilakukan dengan harapan dapat menghasilkan out put lembaga pendidikan yang berkualitas, siap terjun di masyarakat dan bersaing dengan pihak lain sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan hidup.

KBK yang rencananya diberlakukan pada tahun 2003/2004 akan melaksanakan pembelajaran yang (mungkin) asing bagi guru yang terbiasa menggunakan system klasikal.

Proses pembelajaran pada KBK, siswa dituntut untuk interaktif dalam pengamatan, percobaan, dan kegiatan-kegiatan lain termasuk masalah lingkungan yang keadaanya sekarang makin rusak.25

Dalam KBK, peran guru adalah sebagai fasilitator, yang bertugas merangsang, memberikan stimulus, merangsang siswa untuk mau belajar sendiri dan agar siswa dapat aktif dan kritis. 26

KBK menuntut guru yang berkualitas dan profesional untuk melakukan kerjasama dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan. Meskipun demikian, konsep ini tentu saja tidak dapat digunakan sebagai resep untuk memecahkan semua masalah pendidikan, namun dapat memberikan sumbangan yang cukup signifikan terhadap perbaikan pendidikan. Untuk memperoleh hasil belajar yang optimal peserta didik dituntut tidak hanya mngandalkan diri dari apa yang terjadi didalam kelas, tetapi harus mampu dan mau menelusuri aneka ragam sumber belajar yang diperlukan.

Kegiatan pembelajaran perlu diarahkan untuk membantu peserta didik menguasai

25

Lembaran Ilmu Pendidikan No.i, Thn xxxii, 2003 (Penerbit: Univ Negeri Semarang).,h.71-72

26

Paulo Freire. Politik Pendidikan; Kebudayaan, Kekuasaan, dan Pembahasan. Teori Agung Prihantoro.


(37)

sekurang–kurangnya tingkat kompetensi minimal, agar mereka dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sesuai dengan konsep belajar tuntas dan pengembangan bakat, setiap peserta didik harus diberi kesempatan untuk mencapai tujuan sesuai dengan kemampuan dan kecepatan belajar masing–masing27.

3. Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi

Implementasi merupakan suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan maupun nilai, dan sikap. Dalam Oxford Advance Learner’s Dictionary dikemukakan bahwa implementasi adalah: ”put something into effect”,(penerapan sesuatu yang memeberikan efek atau dampak).

Berdasarkan definisi implementasi tersebut, implementasi kurikulum berbasis kompetensi (KBK) dapat didefinisikan sebagai sesuatu proses penerapan ide, konsep, dan kebijakan kurikulum (kurikulum potensial) dalam suatu aktifitas pembelajaran, sehingga peserta didik menguasai seperangkat kompetensi tertentu, sebagai hasil interaksi dengan lingkungan. Implementasi kurikulum juga dapat diartikan sebagai aktualisasi kurikulum tertulis (written curriculum) dalam bentuk pembelajaran.28

Berdasarkan uraian di atas, dapat dikemukakan bahwa implementasi kurikulum adalah operasionalisasi konsep kurikulum yang masih bersifat potensial (tertulis) menjadi actual dalam bentuk kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini Hasan menggungkapkan bahwa implementasi kurikulum adalah hasil terjemahan guru terhadap kurikulum sebagai rencana tertulis.

27

Dr.E. Mulyasa, Op.cit. h.40

28


(38)

Implementasi kurikulum sedikitnya dipengaruhi oleh tiga faktor berikut ini:

a. Karakteristik kurikulum; yang mencakup ruang lingkup ide baru suatu kurikulum dan kejelasannya bagi pengguna di lapangan.

b. Strategi implementasi; yaitu strategi yang digunakan dalam implementasi, seperti diskusi profesi, seminar, penataran, lokakarya, penyediaan buku kurikulum, dan kegiatan-kegiatan yang dapat mendorong penggunaan kurikulum di lapangan. c. Karakteristik pengguna kurikulum, yang meliputi pengetahuan, keterampilan,

nilai, dan sikap guru terhadap kurikulum, serta kemampuannya untuk merealisasikan kurikulum (curriculum planning).

Disisi lain, Mars (1980) mengemukakan tiga faktor yang mempengaruhi implementasi kurikulum, yaitu dukungan kepala sekolah; dukungan rekan sejawat guru; dan dukungan internal yang datang dari dalam diri guru sendiri. Dari berbagai faktor tersebut guru merupakan faktor penentu disamping faktor-faktor lain. Dengan kata lain, keberhasilan implementasi kurikulum di sekolah sangat ditentukan oleh faktor guru, karena bagaimanapun baiknya sarana pendidikan apabila guru tidak melaksanakan tugas dengan baik, maka hasil implementasi kurikulum (Pembelajaran). Tidak akan memuaskan.29

4. Strategi Kurikulum Berbasis Kompetensi

Strategi adalah cara pendekatan guru dengan mempergunakan informasi, sumber–sumber yang dipilih dan mendefinisikan dari siswa30

29Ibid,

h.94-95

30


(39)

Dalam implementasi KBK, kualitas guru dapat ditinjau dari dua segi, dari segi proses dan dari segi hasil. Dari segi proses guru bisa dikatakan berhasil apabila dapat melibatkan sebagian besar peserta didik secara aktif, baik fisik, mental, maupun social dalam proses pembelajaran.disamping itu dapat dilihat dari gairah dan dari semangat mengajarnya, serta adanya rasa percaya diri. Sedangkan dari segi hasil, guru dikatakan berhasil apabila pembelajaran yang diberikanya mampu mengadakan perubahan perilaku pada sebagian besar peserta didik ke arah yang lebih baik.

Agar guru dapat mengimplementasikan KBK secara efektif, serta dapat meningkatkan kualitas pendidikan, khususnya dalam peningkatan belajar peserta didik, guru perlu memiliki hal-hal berikut (1) menguasai dan memahami bahan dan hubungannya dengan bahan lain dengan baik, (2) menyukai apa yang diajarkannya dan menyukai mengajar sebagai profesi, (3) memahami peserta didik, pengalaman, kemampuan, dan prestasinya,, (4) menggunakan metode yang berfariasi dalam mengajar, (5) mampu mengeliminasi bahan-bahan yang kurang penting dan kurang berarti, (6) selalu mengikuti perkembangan pengetahuan mutakhir, (7) proses pembelajaran selalu dipersiapkan, (8) mendorong peserta didiknya untuk memperoleh hasil yang lebih baik, (9) menghubungkan pengalaman yang lalu dengan bahan yang akan diajarkan.

Untuk memenuhi tuntutan tersebut diperlukan bebagai kemampuan mengajar. Adapun sikap dan karakteristik guru yang sukses mengajar secara efektif dapat diidentifikasikan sebagai berikut: (1) respek dan memahami dirinya, serta dapat mengontrol dirinya (emosinya stabil); (2) antusias dan bergairah terhadap bahan, kelasnya, dan seluruh pengajarannya; (3) berbicara dengan jelas dan komunikatif (dapat 2002.


(40)

mengkomunikasikan idenya terhadap siswa); (4) memperhatikan perbedaan individual siswa; (5) memiliki banyak pengetahuan, inisiatif, kreatif dan banyak hal; (6) menghindari sarkasme dan ejekan terhadap siswanya; (7) tidak menonjolkan diri dan (8) menjadi teladan bagi siswanya.

Salah satu hal yang perlu dipahami guru untuk mengefektifkan implementasi KBK di sekolah adalah bahwa semua manusia (siswa) dilahirkan dengan rasa ingin tahu yang tak pernah terpuaskan, dan mereka semua memiliki potensi untuk memenuhi rasa ingin tahunya.31

Oleh karena itu, dalam kegiatan belajar mengajar guru harus memiliki strategi agar peserta didik dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Diantaranya adalah pendekatan dalam mengajar, harus menguasai metode mengajar dan teknik-teknik penyajian.32

Beberapa strategi pembelajaran berbasis kompetensi, antara lain :

1) Strategi Kognitif

Strategi Kognitif (George,1974) adalah kemampuan internal seseorang untuk berfikir, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan. Kemampuan strategi kognitif menyebabkan proses berfikir, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan. Kemampuan strategi kognitif menyebabkan proses berfikir unik didalm menganalisa, memecahkan masalah, dan di dalam mengambil keputusan. Demikian pula dengan

31Op.cit.,

h.187.

32


(41)

Gredler (1986), menyebutkan strategi kognitif sebagai suatu proses berfikir induktif, yaitu membuat generalisasi fakta, konsep, dan prinsip dari apa yang diketahui seseorang.33

2) Strategi merancang tujuan instruksional

Menurut Robert F. Mager (1962), tujuan instruksional sebagai tujuan prilaku yang hendak dicapai atau yang dapat dikerjakan oleh siswa pada kondisi tingkat kompetensi tertentu.

Menurut Eduard L. Dejnozka dan David E. Kapel (1981), tujuan instruksional adalah sesuatu pernyataan yang spesifik yang dinyatakan dalam bentuk tulisan atau menggambarkan hasil belajar yang diharapkan. Perilaku ini dapat berupa fakta yang tersamar (covert).

Menurut Fred Percival dan Henry Ellington (1984), tujuan instruksional adalah suatu pernyataan yang jelas menunjukkan penampilan atau keterampilan siswa tertentu yang diharapkan dapat dicapai sebagai hasil belajar.34

3) Strategi memotivasi siswa belajar

Motivasi merupakan salah satu determinan penting dalam belajar, para ahli sukar mendefinisikannya, akan tetapi motivasi berhubungan dengan, (1) arah perilaku, (2) kekuatan respon (yakni usaha) setelah belajar siswa memilih mengikuti tindakan tertentu; dan (3) ketahanan perilaku, atau beberapa lama sesorang itu terus menerus berperilaku menurut cara tertentu.35

33

Martinis Yamin. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. ( Jakarta : Gaung Persada Press,2003 ),h.5

34Ibid

. h.24 - 25

35Ibid


(42)

4) Strategi pengujian berbasis kompetensi

Menguji merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran, yang dilakukan oleh seorang guru untuk mengetahui tingkat pengetahuan awal, kecakapan siswa, dan program pembelajaran.

Ujian yang diberikan kepada siswa bukan hanya sekedar pelengkap dari suatu proses pembelajaran, akan tetapi merupakan pengukuran dari suatu proses, yang harus dipersiapkan oleh guru sebelum pembelajaran berlangsung, ujian yang diberikan kepada siswa tidak terlepas dari pengembangan kompetensi dasar yang dijabarkan dalam bentuk indicator–indicator.36

5. Hubungan Koleksi Perpustakaan dengan kurikulum

Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran yang diberikan lembaga pendidikan. Macam-macam definisi yang diberikan tentang kurikulum. Kurikulum dipandang sebagai suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses belajar mengajar di bawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf pengajarnya. Kurikulum bukan hanya meliputi semua kegiatan yang direncanakan melainkan juga peristiwa-peristiwa yang terjadi dibawah pengawasan sekolah.37

Sekolah yang menerapkan kurikulum harus mempunyai dorongan dan harapan yang tinggi untuk meningkatkan prestasi peserta didik dan sekolah, dimana kepala sekolah memiliki komitmen dan motivasi yang kuat untuk meningkatkan mutu pendidikan secara optimal. Guru memiliki komitmen dan harapan yang tinggi bahwa

36Ibid.

h. 144

37


(43)

peserta didiknya dapat mencapai tingkat prestasi yang maksimal, walaupun dengan segala keterbatasan sarana dan prasarana didalam proses belajar mengajar.38

Sikap kepala sekolah, gaya mengajar dan metode mengajar guru juga mempengaruhi penggunaan perpustakaan sekolah. Dengan gaya dan metode yang berbeda-beda yang dimiliki oleh masing-masing guru, guru akan menerapkan pengajaranya yang terpusat pada kegiatan di dalam kelas saja, yang terpusat pada guru, atau terpusat pada sumber-sumber belajar yang tersedia di perpustakaan, yang berarti terpusat pada kegiatan belajar yang mandiri.39

Dengan demikian, peran perpustakaan sekolah dalam pengembangan kurikulum sebenarnya sangat tergantung pada sikap kepala sekolah dan gaya serta metode mengajar guru. Meskipun demikian, pustakawan masih memiliki kesempatan untuk menyampaikan saran-saranya, baik kepada kepala sekolah maupun guru. Mengenai koleksi/bahan pustaka yang baru, yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengatahuan. Kesempatan tersebut bisa terjadi apabila terdapat kerjasama yang erat terutama antara guru dan pustakawan, karena kurikulum mengandung makna adanya interaksi yang penting untuk melancarkan proses belajar mengajar.

Perpustakaan dapat mendukung dan bahkan menjadi bagian yang integral dari kurikulum sekolah melalui penyediaan sumber belajar, partisipasi pustakawan dalam menyusun buku–buku apa yang diperlukan oleh para guru, dan apa yang harus dipelajari

38

Dr.E.Mulyasa,Opcit 153

39


(44)

para murid, bimbingan membaca serta membantu peserta didik dalam aktifitas–aktifitas kurikuler dan extra kulikuler.40

Dari uraian di atas, maka kurikulum sekolah dan perpustakaan, keduanya berkaitan erat, adanya perpustakaan dapat mendukung dan bahkan menjadi bagian terpenting dari kurikulum sekolah melalui penyediaan sumber belajar. Partisipasi pustakawan dalam menyusun bahan pelajaran, bimbingan membaca, dan kerjasama antara guru dan pustakawan di sekolah yang bersangkutan.

40

Perpustakaan Nasional RI, Perpustakaan Sekolah ; Petunjuk untuk membina, memakai dan memelihara Perpustakaan Sekolah,Opcit.h.7


(45)

BAB III

GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN SEKOLAH SDN. CIPUTAT VI DAN SDN. CEMPAKA BARU II

A. Profile Perpustakaan SDN. Ciputat VI 1. Sejarah Singkat

Perpustakaan SDN. Ciputat VI berdiri pada tahun 1983, perpustakaan tersebut didirikan bersamaan dengan berdirinya sekolah yang beralamatkan di Jln. KH.Dewantara No.6 Ciputat Tanggerang. Karena masih sangat baru, maka perpustakaan belum berfungsi sebagaimana mestinya.

Pada tahun 1989 perpustakaan mengalami kemajuan yang cukup berarti, ini ditandai dengan dengan adanya ruangan khusus yang bersebelahan dengan ruang kepala sekolah. Untuk perpustakan yang pada saat itu sudah ada pengunjung meskipun belum memiliki petugas tetap. Tahun demi tahun perpustakaan masih mengalami proses pembelajaran, hingga sekitar tahun 2001 sampai sekarang, perpustakaan telah memiliki seorang petugas khusus yang membantu mengelola perpustakaan.

Perpustakaan SDN. Ciputat VI mengalami kemajuan, ini terlihat dengan kegiatan yang ada diperpustakaan. Perpustakaan di SDN. Ciputat VI tidak hanya dijadikan sebagai tempat membaca atau pinjan meminjam buku, namun juga dijadikan sebagai kegiatan belajar mengajar yang memakai system out door.


(46)

2. Visi dan Misi

Penyelenggaraan perpustakaan sekolah bukan hanya untuk mengumpulkan dan menyimpan bahan-bahan pustaka, tetapi dengan adanya penyelenggaraan perpustakaan sekolah diharapkan dapat membantu murid-murid dan guru dalam menyelesaikan tugas-tugas dalam proses belajar mengajar. Oleh sebab itu segala bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan sekolah harus dapat menunjang proses belajar mengajar, maka dalam pengadaan bahan pustaka hendaknya mempertimbangkan kurikulum sekolah, serta selera para pembaca yang dalam hal ini adalah murid-murid.

Adapun visi dan misi perpustakaan SDN Ciputat VI yaitu sesuai dengan visi dan misi sekolah tersebut. Visi perpustakaan Ciputat VI yaitu menghasilkan lulusan yang mempunyai dasar-dasar karakter, kecakapan, ketrampilan, pengetahuan, keimanan, untuk mengembangkan potensi diri secara optimal sehingga memiliki ketahanan dalam pendidikan lanjutan atau dalam kehidupan bermasyarakat, sedangkan misi perpustakaan SDN Ciputat VI sebagai berikut:

1. Membantu siswa atau guru dalam menunjang proses kegiatan belajar mengajar 2. Meringankan beban siswa dalam memperoleh bahan pustaka atau sumber

informasi.

3. Meningkatkan minat baca pada siswa dan menambah pengetahuan bagi guru serta membantu guru-guru dalam menemukan sumber pengajaran.


(47)

3. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi adalah suatu kerangka yang menunjukkan semuatugas kerja untuk mencapai tujuan organisasi, hubungan antara fungsi-fungsi tersebut, serta wewenang dan tanggung jawab setiap anggota organisasi yang melakukan tugas kerja tersebut.

Organisasi dan tata laksana perpustakaan sekolah menggambarkan kedudukan perpustakaan sekolah sebagai perangkat pendidikan disekolah yang digambarkan pada bagan berikut ini


(48)

Bagan 1

Struktur Organisasi SDN. Ciputat VI

TATA USAHA Ka. SDN CIPUTAT VI

Komite sekolah

Piket Guru kelas

Perpustakaan guru BP / BK Pembina

PRAMUKA


(49)

Dari bagan tersebut diatas, maka dapat terlihat bahwa semua kegiatan yang ada di SDN. Ciputat VI adalah di bawah wewenang dan tanggung jawab kepala sekolah. Dalam Organisasi ada yang disebut komite sekolah. Komite sekolah merupakan organisasi mitra kerja sekolah. Dalam organisasi sekolah, kepala sekolah mempinyai kewenangan mengaturjalannya organisasi. kepala sekolah bersama para guru dan komite sekolah menyusun program sekolah dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

4. Koleksi Perpustakaan

Koleksi yang ada di perpustakaan SDN. Ciputat VI adalah koleksi yang mendukung kegiatan belajar mengajar dan sesuai dengan kurikulum karena pengadaan koleksi dipertimbangkan atas usulan guru, murid dan petugas perpustakaan yang bersifat menunjang didalam kegiatan belajar mengajar. Perpustakaan ini memiliki koleksi buku sampai sekarang adalah sebagai berikut :


(50)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Bahasa Indonesia SD I,2,3,4,5 dan 6 Bahasa Inggris SD I,2,3,4,5 dan 6 Bahasa Sunda SD 1, dan 2 Agama SD I,2,3,4,5 dan 6 Matematika SD I,2,3,4,5 dan 6 IPA SD 1,2,3,4,5 dan 6 IPS SD 1,2,3,4,5 dan 6 Sejarah SD 3,4,5 dan 6 KTK SD 2,3,4,5 dan 6 PPKN SD 1,2,3,4,5,dan 6

Buku Pelajaran Buku Pelajaran Buku Pelajaran Buku Pelajaran Buku Pelajaran Buku Pelajaran Buku Pelajaran Buku Pelajaran Buku Pelajaran Buku Pelajaran 223 202 50 210 235 179 160 68 71 160

Selain koleksi buku tersebut diatas Perpustakaan SDN. Ciputat VI juga memiliki koleksi lainnya seperti majalah anak-anak.

Koleksi tersebut didapat dari berbagai sumber, diantaranya: a. Membeli

Sekolah mempunyai dana khusus untuk membeli buku-buku yang diperlukan oleh perpustakaan dalam rangka memenuhi kebutuhan siswa

No. Subjek Kategori Kategori

12 13 14 15

Kamus Bahasa Inggris Kamus Bahasa Indonesia Buku-buku cerita

Buku pendukung pendidikan lainnya

Penunjang Penunjang - - 4 2 130 220


(51)

b. Sumbangan

Dari lembaga-lembaga pemerintah, seperti Depdiknas dan siswa yang telah lulus untuk menyumbangkan buku ke perpustakaan.

B. Profile Perpustakaan SDN. Cempaka Baru II

1. Sejarah Singkat

Perpustakaan Cempaka Baru II (CB II) berdiri pada tahun 1984 seiring dengan didirikannya SDN. Cempaka Baru II, perpustakaan yang semula hanya merupakan

tempat penyimpanan buku–buku pelajaran yang menggunakan ruang kelas yang saat itu belum dipakai. Sekitar tahun 1988 perpustakaan mulai diperhatikan oleh kepala sekolah

SDN. Cempaka Baru II yang pada saat itu hanya memiliki koleksi sebanyak + 250 judul buku.

Pada tahun 1992, koleksi buku semakin banyak maka kepala sekolah mendirikan sebuah ruangan yang bersebelahan dengan ruang komputer, dan saat itu mulailah koleksi perpustakaan dikelola dengan teratur walaupun belum dikelola oleh seorang pustakawan, dan koleksi tersusun rapih sesuai dengan klasifikasi.

2. Visi dan Misi a. Visi :


(52)

Menjadikan SDN. Cempaka Baru II sebagai sekolah unggulan yang handal dalam mencerdaskan anak bangsa yang akan menjadi pemimpin masa datang, siap menghadapi Era Globalisasi.

b. Misi :

1) Membantu siswa atau guru dalam menunjang proses kegiatan belajar mengajar 2) Meningkatkan minat baca pada siswa dan menambah pengetahuan bagi guru serta

membantu guru-guru dalam menemukan sumber pengajaran.

3) Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah suatu kerangka yang menunjukkan semua tugas kerja untuk mencapai tujuan organisasi, hubungan antara fungsi-fungsi tersebut. Serta

wewenang dan tanggung jawab setiap anggota organisasi yang melakukan tiap-tiap tugas kerja tersebut.

Organisasi dan tata laksana perpustakaan sekolah menggambarkan kedudukan perputakaan sekolah sebagai perangkat pendidikan disekolah yang digambarkan pada bagan dibawah ini :

Kepala Sekolah


(53)

Bagan 2

Struktur Organisasi SDN. Cempaka Baru II

Catatan :

1) Tugas Kepala Sekolah adalah mengkoordinasi penyelenggaraan perpustakaan dalam pelaksasaan tugasnya, Kepala sekolah berusaha menggerakan segenap tenaga dan mengarahkan segala fasilitas kerja agar perpustakaan dapat terselenggara

2) Tugas unit Tata Usaha adalah berhubungan dengan masalah surat menyurat, personalia keuangan, pengadaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana

3) Tugas layanan Teknis adalah memproses/mengolah bahan-bahan pustaka secara sistematis sesuai dengan aturan yang berlaku. Kegiatan-kegiatan unit antara lain berupa pengadaan bahan pustaka, inventarisasi, klasifikasi dan katalogisasi

Unit Layanan Pembaca Unit


(54)

4) Tugas layanan pembaca adalah melayani peminjaman dan pengembalian buku-buku, memberikan bimbingan membaca kepada murid-murid serta memberikan bantuan informasi kepada siapa saja yang memerlukan khususnya dilingkungan sekolah

4. Koleksi Perpustakaan SDN. Cempaka Baru II

Koleksi yang ada di perpustakaan SDN. Cempaka Baru II adalah koleksi yang mendukung kegiatan belajar mengajar dan sesuai dengan kurikulum karena pengadaan koleksi dipertimbangkan atas usulan guru, murid dan petugas perpustakaan yang bersifat

menunjang didalam kegiatan belajar mengajar. Perpustakaan ini memiliki koleksi buku sampai sekarang yang dianggap infite terdiri dari:

Adapun rincian koleksi buku perpustakaan sekolah SDN. Cempaka Baru II tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut ini :

No Subjek Kategori Kategori

1 2 3 4 5 6 7 8

Bahasa Indonesia SD I,2,3,4,5 dan 6 Bahasa Inggris SD I,2,3,4,5 dan 6 Bahasa Sunda SD 1, dan 2 Agama SD I,2,3,4,5 dan 6 Matematika SD I,2,3,4,5 dan 6 IPA SD 2,3,4,5 dan 6

IPS SD 2,3,4,5 dan 6 Sejarah SD 3,4,5 dan 6

Buku Pelajaran Buku Pelajaran Buku Pelajaran Buku Pelajaran Buku Pelajaran Buku Pelajaran Buku Pelajaran Buku Pelajaran 192 89 45 215 188 102 99 72


(55)

9 10 11 12 13 14 15

KTK SD 2,3,4,5 dan 6 PPKN SD 1,2,3,4,5,dan 6 Penjakes 2,3,4,5, dan 6 IPS SD 2,3,4,5 dan 6 Sejarah SD 3,4,5 dan 6 KTK SD 2,3,4,5 dan 6 PPKN SD 1,2,3,4,5,dan 6

Buku Pelajaran Buku Pelajaran Buku Pelajaran Buku Pelajaran Buku Pelajaran Penunjang Penunjang 67 88 89 3 1 188 110

Koleksi tersebut didapat dari berbagai sumber, diantaranya: a. Membeli

Sekolah mempunyai dana khusus untuk membeli buku-buku yang diperlukan oleh perpustakaan dalam rangka memenuhi kebutuhan siswa

b Sumbangan

Perpustakaan SDN. Cempaka Baru II mewajibkan siswa yang telah lulus untuk menyumbangkan buku ke perpustakaan.

5. Fasilitas dan Layanan

Fasilitas yang terdapat di perpustakaan SDN Cempaka Baru II ini terdiri dari:

Meja staff I buah


(56)

Meja layanan I buah Meja Panjang 2 buah

Rak buku 3 buah

Perpustakaan SDN Cempaka Baru II terletak diantara ruang komputer. Perpustakaan ini melayani seluruh siswa SDN Cempaka Baru II. Perpustakaan ini buka dari hari Senin sampai Sabtu.

• Jam buka perpustakaan SDN Cempaka Baru II adalah: Senin-Jum’at 08.00 wib – 14.00 wib Sabtu 01.00 wib – 12.00 wib


(57)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Peran Perpustakaan Sekolah Dalam Menunjang Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi

Perpustakaan SDN Ciputat VI, dan SDN Cempaka Baru II berupaya untuk menunjang pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi. Adapun usaha-usaha yang dilakukan Perpustakaan sekolah SDN Ciputat VI, dan SDN Cempaka Baru II dalam menunjang pelaksanaan KBK diantaranya :

1. Menyediakan koleksi yang dibutuhkan siswa

Untuk masalah pengadaan ini perpustakaan sekolah SDN Ciputat VI dan SDN Cempaka Baru II berkoordinasi dengan guru untuk mengetahui buku apa saja yang dibutuhkan siswa, perpustakaan akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan siswa dalam proses belajar ini.

Akan tetapi, seperti yang diakui oleh kepala sekolah dan koordinasi perpustakaan, hal yang menjadi kendala ialah ketersediaan dana. Jadi pihak perpustakaan harus menyiasati dana yang sedikit, tetapi kebutuhan siswa tepenuhi.41

Hal ini dapat dilihat dari angket yang disebarkan kepada responden bahwa kebutuhan akan buku penunjang belajar seperti buku-buku paket, sebagian telah terpenuhi untuk koleksi perpustakaan di kedua sekolah ini.

41

Tatang dan Endju, Kepala Sekolah SDN Ciputat I dan Cempaka Baru II, Wawancara Pribadi, Ciputat 2005.


(58)

(59)

Hal yang dilakukan Perpustakaan SDN Ciputat VI, dan SDN Cempaka Baru II dengan cara berkoordinasi dengan guru agar memberikan arahan-arahan tentang perpustakaan sebagai sarana belajar. Pepustakaan juga membuat himbauan kepada siswa

Untuk mengetahui bagaimana Peran Perpustakaan SDN Ciputat VI, SDN Cempaka Baru II dalam menunjang pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi, penulis memberikan beberapa pertanyaan yang disajikan dalam bentuk kuisioner. Kuesioner ini penulis tujukan bagi siswa kelas 6 sebanyak 40 kuisioner, adapun penarikan sampelnya Berkenaan dengan pendapat Suharsini tersebut, maka penelitian mengambil sampel 20%, Dimana Jumlah seluruh siswa Kelas VI di SDN Ciputat VI dan Cempaka Baru II berjumlah 200 siswa, maka 200 X 20% = 40, jadi dalam penelitian ini penulis mengambil sampel sebanyak 40 orang siswa yang terdiri dari siswa SDN Cempaka Baru II dan Ciputat VI. Dan 20 kuesioner yang ditujukan kepada guru pada dua sekolah yang diteliti.

Data-data yang diterima melalui kuesioner ini, kemudian diolah dengan menggunakan teknik perhitungan prosentase dengan menggunakan rumus:

P = F x 100 %

N

Dimana P = Angka Prosentase untuk setiap kategori F = Frekuensi jawaban responden


(60)

Untuk lebih jelas rincian kuesioner yang disebarkan dan diolah, dapat dilihat pada table-tabel berikut ini:

I. Hasil Kuesioner yang disebarkan untuk Siswa Tabel 1

Jenis Kelamin Responden siswa Kategori

Jawaban

SDN Ciputat VI SDN Cempaka Baru II

F % F %

a. Laki-laki b. Perempuan

21 19

52.5 47.5

17 23

42.5 57.5

Jumlah 40 100 40 100

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa responden pada SDN Ciputat VI yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 21 orang atau 52.5%. Dan responden yang berjenis kelamin perempuan berjumlah 19 orang atau 47.5% responden. Sedangkan jenis kelamin responden pada SDN Cempaka Baru II, yakni 23 orang atau 57.5% responden berjenis kelamin perempuan. Dan 17 orang atau 42.5% responden berjenis kelamin laki-laki.

Pada tabel 2 ditanyakan pengetahuan responden mengenai pengetahuan akan perpustakaan sekolah.


(61)

Tabel 2

Pengetahuan Siswa akan fungsi Perpustakaan Sekolah. Kategori

Jawaban

SDN Ciputat VI SDN Cempaka Baru II

F % F %

a. Mengetahui b. Sangat

Mengetahui c. Cukup

Mengetahui d. Kurang

Mengetahui

27

5

1

7

67.5

12.5

2.5

17.5

27

-

13

10

67.5

-

32.5

25

Jumlah 40 100 40 100

Dari tabel 2 diatas menunjukkan bahwa pada SDN Ciputat VI 67.5% responden atau 27 orang menjawab mengetahui tentang perpustakaan, 17.5% responden atau 7 orang menjawab kurang mengetahui, 12.5% responden atau 5 menjawab sangat mengetahui dan 2.5% reponden atau 1 orang menjawab cukup mengetahui. Sedangkan pada SDN Cempaka Baru II 67.5% responden atau 27 orang menjawab mengetahui tentang perpustakaan, 32.5% responden atau 13 orang menjawab cukup mengetahui serta 25% responden atau 10 orang menjawab kurang mengetahui.


(62)

Dari data diatas, pada SDN Ciputat VI, SDN Cempaka Baru II kebanyakan responden menjawab bahwa mengetahui tentang perpustakaan.

Tabel 3

Pendapat Siswa tentang Perpustakaan Kategori

Jawaban

SDN Ciputat VI SDN CempakBaru II

F % F %

a. Sangat baik b. Baik

c. Cukup baik d. Tidak baik

6 22 12 - 15 55 30 - 10 12 18 - 25 30 45 -

Jumlah 40 100 40 100

Dari tabel 3 diatas menunjukkan bahwa pada SDN Ciputat VI 55% responden atau 22 orang menjawab perpustakaan telah berfungsi baik, 30% responden atau 12 orang menjawab cukup baik, dan 15% responden atau 6 orang menjawab sangat baik. Sedangkan pada SDN Cempaka Baru II 45% responden atau18 orang menjawab perpustakaan berfungsi cukup baik, 30% responden atau 12 orang menjawab baik dan 25% responden atau 10 orang menjawab sangat baik.

Dari data di atas, pada SDN Ciputat VI, kebanyakan responden menjawab bahwa perpustakaan telah berfungsi dengan baik, SDN Cempaka Baru II kebanyakan responden menjawab bahwa perpustakaan telah berfungsi cukup baik.


(63)

Tabel 4

Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah oleh siswa Kategori

Jawaban

SDN Ciputat VI SDN CempakBaru II

F % F %

a. Sering b.

Kadang-kadang c. Pernah d. Tidak pernah

13

19 - 8

32.5

47.5 - 20

15

21 - 4

37.5

52.5 - 10

Jumlah 40 100 40 100

Pada tabel 4 diatas menunjukkan bahwa pada SDN Ciputat VI 47.5% responden atau 19 orang menjawab kadang-kadang mereka memanfaatkan perpustakaan untuk melaksanakan tugas disekolah, 32.5% responden atau 13 orang menjawab sering, serta dan 20% responden atau 8 orang menjawab tidak pernah memanfaatkan perpustakaan untuk melaksanakan tugas-tugas disekolah. sedangkan pada SDN Cempaka Baru II 52.5% responden atau 21 orang menjawab memanfaatkan perpustakaan, 37.5% responden atau 15 orang menjawab sering dan 10% responden atau 4orang menjawab tidak pernah.


(64)

Tabel 5

Kelengkapan Koleksi Perpustakaan Sekolah Kategori

Jawaban

SDN Ciputat VI SDN CempakBaru II

F % F %

a. Lengkap b. Tidak lengkap c. Cukup lengkap d. Kurang

lengkap

24 -

12

4

60 -

30

10

19 5

3

13

47.5 12.5

7.5

32.5

Jumlah 40 100 40 100

Pada tabel 5 diatas menunjukkan bahwa pada SDN Ciputat VI 60% responden atau 24 orang menjawab koleksi buku pada perpustakaan mereka lengkap, 30% responden atau 12 orang menjawab koleksi perpustakaan mereka cukup lengkap 10% responden atau 4 orang menjawab koleksi perpustakaan mereka kurang lengkap. Sedangkan pada SDN Cempaka Baru II 47.5% responden atau 19 orang menjawab koleksi perpustakaan mereka lengkap, 32.5% responden atau 13 orang menjawab kurang lengkap, 12.5% responden atau 5 orang menjawab tidak lengkap, dan 7.5% responden atau 3 orang menjawab koleksi buku diperpustakaan mereka cukup lengkap.


(65)

Tabel 6

Peminjaman Koleksi oleh Siswa Kategori

Jawaban

SDN Ciputat VI SDN CempakBaru II

F % F %

a. Sering b. Tidak pernah c. Pernah

d. Kadang-kadang

7 3 21 10

17.5 7.5 52.5

25

9 - 25

6

22.5 - 62.5

15

Jumlah 40 100 40 100

Pada tabel 6 diatas menunjukkan bahwa pada SDN Ciputat VI diperoleh hasil 21 orang atau 52.5% reponden menjawab pernah meminjam buku di perpustakaan, 10 orang atau 25% menjawab kadang-kadang, 7 orang atau 17.5% responden menjawab sering dan 3 orang atau 7.5% menjawab tidak pernah meminjam buku di perpustakaan. Sementara pada SDN Cempaka Baru II 25 orang atau 62.5% menjawab pernah, 9 orang atau 22.5% menjawab sering dan 6 orang atau 15% responden menjawab kadang-kadang meminjam buku di perpustakaan.

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa koleksi perpustakaan sangat dibutuhkan oleh siswa siswi SDN Ciputat VI, dan SDN Cempaka Baru II dalam proses belajar.


(66)

Tabel 7

Jenis Koleksi yang dipinjam Kategori

Jawaban

SDN Ciputat VI SDN CempakBaru II

F % F %

a. Fiksi

b. Buku non fiksi c. Buku pelajaran d. Lain-lain

3 7 28

2

7.5 17.5

70 5

7 5 28

-

17.5 12.5 70

-

Jumlah 40 100 40 100

Pada tabel 7 diatas menunjukkan bahwa pada SDN Ciputat VI diperoleh hasil 28 orang atau 70% responden menjawab jenis koleksi yang dipinjam adalah buku pelajaran, 7 orang atau 17.5% responden menjawab buku non fiksi, 3 orang atau 7.5% responden menjawab buku fiksi, 2 orang atau 5% responden menjawab jenis koleksi yang lain. Sedangkan pada SDN Cempaka Baru II 28 orang atau 70% responden menjawab jenis koleksi buku pelajaran, 7 orang atau 17.5% responden menjawab jenis buku fiksi, dan 5 orang atau 12.5% responden menjawab koleksi buku non fiksi yang mereka pinjam

Dari data atas, dapat disimpulkan bahwa siswa lebih senang meminjam buku pelajaran untuk menunjang proses belajar dibandingkan jenis koleksi lainnya.


(67)

Tabel 8

Pendapat Siswa tentang Pelayanan Perpustakaan Kategori

Jawaban

SDN Ciputat VI

SDN CempakBaru II

F % F %

a. Sangat memuaskan b. Tidak Memuaskan c. Cukup memuaskan d. Kurang memuaskan

13 3 23 6 32.5 7.5 57.5 15 8 7 20 5 20 17.5 50 12.5

Jumlah 40 100 40 100

Pada tabel 8 diatas menunjukkan bahwa pada SDN Ciputat VI diperoleh hasil 23 orang atau 57.5% responden menjawab pelayanan yang diberikan oleh perpustakaan cukup memuaskan, 13 orang atau 32.5% responden menjawab pelayanan yang diberikan sangat memuaskan, 6 orang atau 15% responden menjawab kurang memuaskan, dan 3 orang atau 7.5% responden menjawab pelayanan yang diberikan oleh perpustakaan tidak memuaskan.Sedangkan pada SDN Cempaka Baru II 20 orang atau 50% responden menjawab cukup memuaskan dengan pelayanan yang diberikan oleh perpustakaan, 8 orang atau 20% reponden menjawab sangat memuaskan, 7 orang atau 17.5% menjawab tidak memuaskan, dan 5 orang atau 12.5% responden menjawab kurang memuaskan dengan pelayanan yang diberikan oleh perpustakaan.


(68)

Tabel 9

Pendapat Siswa tentang

Layanan Perpustakaan dalam Menunjang Kegiatan Belajar Mengajar Kategori

Jawaban

SDN Ciputat VI

SDN CempakBaru II

F % F %

a. Sangat menunjang b. Tidak menunjang c. Cukup menunjang d. Kurang menunjang

14 4 10 12 35 10 25 30 23 1 10 6 57.5 2.5 25 15

Jumlah 40 100 40 100

Pada tabel 9 diatas menunjukkan bahwa pada SDN Ciputat VI diperoleh hasil 14 orang atau 35% responden menjawab pelayanan yang diberikan oleh perpustakaan sangat menunjang dalam kegiatan belajar, 12 orang atau 30% responden menjawab kurang menunjang, 10 orang atau 25% responden menjawab bahwa pelayanan yang diberikan oleh perpustakaan cukup menunjang, dan 4 orang atau 10% responden menjawab pelayanan yang diberikan tidak menunjang dalam kegiatan belajar, Sedangkan pada SDN Cempaka Baru II 23 orang atau 57.5% responden menjawab bahwa pelayanan yang diberikan perpustakaan sangat menunjang dalam kegiatan belajar, 10 orang atau 25% reponden menjawab cukup menunjang, 6 orang atau 15% menjawab kurang menunjang, dan 1 orang atau 2.5% responden menjawab bahwa pelayanan yang diberikan perpustakaan tidak menunjang dalam kegiatan belajar.


(69)

Dari data diatas dapat simpulkan bahwa peran perpustakaan sangat dibutuhkan sebagai sarana belajar, karena dengan adanya perpustakaan sekolah kita mendapatkan informasi dari buku-buku yang kita baca guna mendukung kegiatan belajar.

Selanjutnya pada tabel 10 ditanyakan mengenai metode yang diberikan guru yang diterima siswa dalam proses belajar mengajar.

Tabel I0

Metode Pelajaran yang diterima Siswa Kategori

Jawaban

SDN Ciputat VI SDN CempakBaru II

F % F %

a. Tanya jawab b. Belajar mandiri c. Hafalan d. Menggunakan sarana perpustakaan e. metode a, b, c, dan d 8 12 - 4 16 20 30 - 10 40 10 6 17 7 - 25 15 42.5 17.5 -


(1)

perpustakaan sangat menunjang dalam pelaksanaan KBK yang dapat meningkatkan prestasi belajar.

7) Secara garis besar hambatan/kendala yang dihadapi perpustakaan sekolah berasal dari dua aspek. Pertama adalah aspek struktural, yakni keberadaan perpustakaan kurang mendapat perhatian dari pihak manajemen sekolah dan Kedua spek teknis yakni keberadaan perpustakaan belum di tunjang oleh aspek-aspek yang bersifat teknis seperti tenaga, dana serta sarana dan prasarana.

B. Saran-saran

1) Perpustakaan hendaknya menjadi sandaran peserta didik untuk mencari informasi yang tidak didapatinya waktu belajar dalam menguasai KBK.

2) Pengelola perpustakaan hendaknya dapat memaksimalkan terbatasnya ruang, sarana dan prasana serta dapat memanfaatkan terbatasnya dana operasional dengan cara menyusun skala prioritas apa-apa saja yang memang dibutuhkan oleh perpustakaan.

3) Dengan keterbatasan bahan pustaka dan minimnya anggaran yang didapat, pengelola perpustakaan harus memiliki alternatif misalnya mewajibkan bagi siswa yang telah lulus untuk menyumbang buku.

4) Pengelola perpustakaan dan elemen sekolah hendaknya lebih sering mengadakan promosi-promosi dan mengikut sertakan perpustakaan didalam kegiatan belajar mengajar.

5) Tenaga pustakawan dibekali pelatihan-pelatihan khusus mengenai ilmu perpustakaan tujuannya adalah agar perpustakaan dapat dikelola dengan baik.


(2)

6) Dan yang terpenting adalah adanya perhatian dan keperdulian seluruh elemen sekolah untuk mengembangkan perpustakaan sekolah sebagai salah satu sumber belajar yang memang mau tidak mau harus lebih diperhatikan, dan dinas pendidikan untuk selalu memantau setiap perpustakaan yang ada disekolah, hal ini bertujuan agar setiap sekolah selalu termotivasi untuk memajukan perpustakaannya.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998)

Arifin, Mulyati. ”Bertualang Membuka Rahasia Sains Untuk SD Kelas V Semester I’’. (Bandung: Grafindo Media Pratama, 2006), h.vi.

Bahri, Syaiful Djamarah. ”Strategi Belajar Mengajar”. (Jakarta: Rineka Cipta, 1996), h.84.

Basuki, Sulistyo. ”Periodisasi Perpustakaan Indonesia”. Bandung: PT. Gramedia Rosdakarya, 1994.

Boediono dan Siskandar. ”Kemahiran Hidup KBK” Seminar Pendidikan, IKIP Semarang, Februari 2002.

Darmono. ”Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah”. Jakarta: PT. Grasindo, 2001.

Departemen Pendidikan Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum. Kebijakan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta:2002), h.6.

Farkhan, Muhammad. Penulisan Karya Ilmiah. (Jakarta: Cella 2006). Cet.1

Freire, Paulo. ”Politik Pendidikan, Kebudayaan, Kekuasaan, dan Pembebasan Teori Agung Prihantoro”. (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2004), cet.2.

Gobel, Rasinah. Bimbingan Perpustakaan Sekolah. (Jakarta: Depdikbud, 1988), h.3. Jatmiko, Alexander Wibowo dan Fandi Tjiptono. ”Pendidikan Berbasis Kompetensi”.


(4)

Koentjaraningrat. ”Metode-metode Penelitian Masyarakat”. (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1997), h.129, ed ke-3.

Lembaran Ilmu Pendidikan No.i, thn xxxii, 2003 Penerbit: Univ. Negeri Semarang. Mardelis. ”Metodologi Suatu Pendekatan Proposal”. (Jakarta: Bumi Aksara, 1990).

Cet.2, h.67.

Marjono, Wahjoenti dan Tahju Wiraatmaja. ”Perpustakaan Sekolah”. (Bandung P36 Tertulis), h.41.

Mbulu, Joseph. ”Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Dalam Kegiatan Belajar Mengajar”. (Majalah Pendidikan, XIX, 27 Juli. 1992), h.17.

Mulyasa. ”Kurikulum Berbasis Kompetensi. Konsep, Karakteristik, dan Implementasi”. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002),h.21.

Mulyasa. ”Kurikulum Berbasis Kompetensi”. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003 ), cet.3.

Nasution, S. Kurikulum dan Pengajaran. (Jakarta: Bumi Aksara, 1999), h.5.

Nurhadi. Kurikulum 2004 Pertanyaan & Jawaban (Jakarta: PT.Grasindo, 2004), h.18. Nurina, Betha Sari. ”Sistem Pembelajaran KBK Terhadap Motivasi Belajar”, Pada

peserta didik studi fisika. 31 Desember 2005. http://www.Google.com. Pedagogja. Ilmu Pendidikan. Vol.2, No.1

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Tentang No.19 Thn.2005. ”Standar Nasional Pendidikan”.

Perpustakaan Nasional RI ”Perpustakaan Sekolah: Petunjuk untuk Membina, Memakai dan Memelihara Perpustakaan Sekolah. (Jakarta Perpustakaan Nasional RI, 1996).


(5)

Prythearch, Ray. Harrods Librarian Glossary. England Gower: Publising Company Limited, 1995.

Rakhmawati, The Analysis On Teaching Materials in The Textbook Entitled Move on, For Third years Students of SD Jur.Bahasa Inggris. (Jakarta: Universitas Muhammadiyah, 2006).

Soekarman K, et, al. Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah. (Jakarta: Perpustakaan Nasional, 2000),h.3.

Sujana, Nana. Metode Penelitian Kuantitatif. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1998), cet.2.

Sulistyo, et, al. Manajemen Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Universitas Terbuka, 2002. Sutrisno, Revolusi Pendidikan di Indonesia (Yogyakarta: Arr-Ruzz Media, 2005), Cet.1. Tim Penyusun Perpustakaan Nasional RI. Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan

Sekolah. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 1996.

Wahyuti. Perpustakaan Sekolah Buku I. Bandung: Penataran Guru Tertulis dalam Pembangunan.

Yamin, Martinis. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. (Jakarta: Gaung Persada Press, 2003).


(6)