BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia bergantung pada kualitas pendidikan. Peran pendidikan sangat
penting untuk menciptakan masyarakat yang cerdas, damai, terbuka, dan demokratis. Oleh karena itu pembaharuan pendidikan harus selalu dilakukan untuk meningkatkan
kualitas pendidikan suatu bangsa. Kurikulum Berbasis Kompetensi lahir sebagai respons atas berbagai persoalan
yang dihadapi didunia pendidikan di Indonesia. Sejak diberlakukan kurikulum berbasis kompetensi KBK di sekolah dasar muncul pro dan kontra tentang implementasi
kurikulum berbasis kompetensi tersebut. Pada satu sisi memandang KBK merupakan kurikulum ideal yang harus dilaksanakan, sementara di sisi lain berpendapat pelaksanaan
KBK akan berakhir dengan kegagalan. Dr Siskandar menjelaskan bahwa materi pada kurikulum berbasis kompetensi
KBK tidak jauh berbeda dengan kurikulum 1994 yang dipakai di sekolah–sekolah pada waktu lalu. Yang membedakan antara kurikulum sebelumnya adalah adanya partisipasi
masyarakat dan pemerintah daerah didalam menjabarkan materi kurikulum yang bersifat nasional melalui silabus.
1
1
Betha Nurina Sari,Artikel ”Sistem Pembelajaran KBK Terhadap MotivasiBelajar“Para Peserta Didik Pada Bidang StudiFisika
http :www.google.com. Diakses Tgl.12312005.
Sebenarnya KBK itu sendiri adalah kurikulum ideal yang tidak saja akan berhasil meningkatkan kualitas pendidikan di Negara kita, tetapi juga menuntut para praktisi
pendidikan khususnya para guru untuk mempersiapkan seluruh potensi dirinya. Dalam KBK, proses pembelajaran berpusat pada siswa. Peran siswa tidak lagi
sebagai “konsumen“ gagasan mendengar, mencatat, menghafal, tetapi beralih sebagai “produsen” gagasan bertanya, mengemukakan pendapat, meneliti, menulis. Aktivitas
sebagai produsen gagasan semakin dituntut terutama dalam kegiatan diskusi, presentasi, sedangkan peran guru adalah sebagai fasilitator.
Agar proses pembelajaran lancar berkualitas maka diperlukan minat baca siswa yang tinggi, salah satu sarana untuk mendukung minat baca adalah adanya perpustakaan
sekolah. Perpustakaan sekolah merupakan salah satu perangkat penyelenggara pendidikan formal yang berdaya upaya ikut serta mengemban misi mencerdaskan
kehidupan bangsa. Perpustakaan merupakan salah satu media pengajaran, karena dalam perpustakaan
kita dapat menjumpai berbagai media dalam menunjang proses belajar mengajar, yakni berupa barang sejenisnya yang belum diterbitkan serta bahan–bahan non cetakan seperti
mikrofish, microfilm, foto–foto film documenter .
2
Perpustakaan sekolah di Indonesia belum memiliki sistem yang baku untuk sistem pengadaan, pengolahan, pelayanan dan perawatan koleksi yang dimiliki. Sehingga
pembinaan perpustakaan sekolah pada umumnya bersifat spontan dan berskala lokal,
2
Azhar Arsyad, Media Pengajaran. Jakarta;PT. Raja Grafindo Persada,1997. Cet 1. h.99.
artinya menggunakan aturan-aturan baku yang biasa di pergunakan dalam mengelola perpustakaan.
Pada kehididupan yang mulai deras dengan arus informasi, seharusnya setiap orang tersadar bahwa mereka membutuhkan sebuah sarana sebagai tempat penampung
informasi yang mereka butuhkan. Sebuah sarana yang mampu menyimpan segala bentuk informasi baik berupa bahan-bahan tercetak maupun non cetak. Sekolah sebagai sebuah
lembaga formal yang memberikan pendidikan kepada siswa seharusnya lebih memahami bentuk yang dibutuhkan mereka.
Menurut pengamatan penulis banyak Sekolah Dasar yang belum memiliki perpustakaan, padahal perpustakaan bisa menunjang keberhasilan pembelajaran, dan ada
pula sekolah yang memiliki perpustakaan tapi belum bisa berfungsi sebagaimana mestinya.
Melihat pentingnya perpustakaan sekolah dalam menunjang pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi, penulis mencoba melakukan penelitian pada
perpustakaan sekolah yakni SDN Ciputat VI dan SDN Cempaka Baru II, dengan
mengangkat tema ”PERAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI Studi Kasus Pada
SDN Ciputat VI dan SDN. Cempaka Baru II.
B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah