Tujuan Kurikulum Berbasis Kompetensi
                                                                                mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan  menjadi  warga  Negara  yang  demokratis  serta  bertanggung  jawab”.
23
Kurikulum berbasis  kompetensi  KBK  merupakan  salah  satu  upaya  pemerintah  untuk  mencapai
keunggulan  masyarakat  bangsa  dalam  penguasaan  ilmu  dan  teknologi.  Hal  tersebut diharapkan dapat dijadikan landasan dalam pengembangan pendidikan di Indonesia yang
berkualitas dan berkelanjutan, baik secara makro maupun mikro. Secara  makro  pendidikan  nasional  bertujuan  membentuk  organisasi
pendidikan yang bersifat otonom sehingga mampu melakukan inovasi dalam pendidikan untuk  menuju  suatu  lembaga  yang  beretika,  selalu  menggunakan  nalar,  berkemampuan
komunikasi  social  yang  positif  dan  memiliki  sumber  daya  manusia  yang  sehat  dan tangguh.
Secara  mikro  pendidikan  nasional  bertujuan  membentuk  manusia  yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, beretika beradab dan berwawasan
budaya  bangsa  Indonesia,  memiliki  nalar  maju,  cakap,  cerdas,  kreatif,  inovatif,  dan bertanggung  jawab,  berkemampun  komunikasi  social  tertib  dan  sadar  hukum,
kooperatif,  dan  kompetitif,  demokratis,  dan  berbadan  sehat  sehingga  menjadi  manusia mandiri. Tujuan utama  KBK adalah  memandirikan atau  memberdayakan  sekolah dalam
mengembangkan kompetensi yang akan disampaikan kepada peserta didik, sesuai dengan kondisi lingkungan.
24
Kurikulum  di  Indonesia  sudah  beberapa  kali  mengalami  perubahan.
23
Pedagogia. “JURNAL” Ilmu Pendidikan. Vol.2, No.1, h.12-13
24
Dr.E.  Mulyasa,  M.Pd.,  Kurikulum  Berbasis  Kompetensi”Konsep,Karakteristik,  dan  Implementasi Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002,.h.21
Perubahan-perubahan  tersebut  bertujuan  untuk  meningkatkan  mutu  pendidikan. Penyempurnaan  kurikulum  terus  dilakukan  dengan  harapan  dapat  menghasilkan  out  put
lembaga  pendidikan  yang  berkualitas,  siap  terjun  di  masyarakat  dan  bersaing  dengan pihak lain sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan hidup.
KBK  yang  rencananya  diberlakukan  pada  tahun  20032004  akan melaksanakan pembelajaran yang mungkin asing bagi guru yang terbiasa menggunakan
system klasikal. Proses  pembelajaran  pada  KBK,  siswa  dituntut  untuk  interaktif  dalam
pengamatan,  percobaan,  dan  kegiatan-kegiatan  lain  termasuk  masalah  lingkungan  yang keadaanya sekarang makin rusak.
25
Dalam  KBK,  peran  guru  adalah  sebagai  fasilitator,  yang  bertugas merangsang, memberikan stimulus, merangsang siswa untuk mau belajar sendiri dan agar
siswa dapat aktif dan kritis.
26
KBK menuntut guru yang berkualitas dan profesional untuk melakukan kerjasama dalam  rangka  meningkatkan  kualitas  pendidikan.  Meskipun  demikian,  konsep  ini  tentu
saja tidak dapat digunakan sebagai resep untuk memecahkan semua masalah pendidikan, namun  dapat  memberikan  sumbangan  yang  cukup  signifikan  terhadap  perbaikan
pendidikan.  Untuk  memperoleh  hasil  belajar  yang  optimal  peserta  didik  dituntut  tidak hanya mngandalkan diri dari apa yang terjadi didalam kelas, tetapi harus mampu dan mau
menelusuri aneka ragam sumber belajar yang diperlukan. Kegiatan pembelajaran perlu diarahkan untuk membantu peserta didik menguasai
25
Lembaran Ilmu Pendidikan No.i, Thn xxxii, 2003 Penerbit: Univ Negeri Semarang.,h.71-72
26
Paulo Freire. Politik Pendidikan; Kebudayaan, Kekuasaan, dan Pembahasan. Teori Agung Prihantoro. Yogyakarta; Pustaka Belajar, Bandung : April 2004, cet.2, h.29
sekurang–kurangnya  tingkat  kompetensi  minimal,  agar  mereka  dapat  mencapai  tujuan yang  telah  ditetapkan.  Sesuai  dengan  konsep  belajar  tuntas  dan  pengembangan  bakat,
setiap  peserta  didik  harus  diberi  kesempatan  untuk  mencapai  tujuan  sesuai  dengan kemampuan dan kecepatan belajar masing–masing
27
.