Hubungan relijiusitas dan perilaku konsumen studi kasus terhadap pemakaian jilbab pada mahasiswi Fisip Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

(1)

HUBUNGAN RELIJIUSITAS DAN PERILAKU KONSUMEN

STUDI KASUS TERHADAP PEMAKAIAN JILBAB PADA MAHASISWI FISIP UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Disusun oleh: Udin Syarifudin

109032200026

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

(3)

v

PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

Skripsi yang berjudul :

HUBUNGAN RELIJIUSITAS DAN PERILAKU KONSUMEN STUDI KASUS TERHADAP PEMAKAIAN JILBAB PADA MAHASISWI

FISIP UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1. Merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2.

Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3.

Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya saya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 23 juni 2015


(4)

vi


(5)

(6)

v ABSTRAKSI

Penelitian ini mengkaji tentang hubungan relijiusitas dan perilaku konsumen dengan studi kasus terhadap pemakaian jilbab pada mahasiswi FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang bertujuan untuk mengetahui relijiusitas dan perilaku konsumen mahasiswi FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, untuk melihat apakah terdapat hubungan antara relijiusitas dan perilaku konsumen mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, serta untuk mencari tahu seberapa besarhubungan antara relijiusitas dengan perilaku konsumen mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Subjek penelitian yang diambil dalam penelitian ini adalah mahasiswi FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2011-2014, dengan jumlah sampel sebanyak 213 mahasiswa. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan sistem Cluster Sampling dan Sistematik Sampling. Metode pengambilan data yang digunakan adalah kuesioner dan dokumentasi. Sedangkan untuk analisis peneliti menggunakan Crosstab dan uji Korelasi Spearman.

Berdasarkan hasil uji Spearman diketahui bahwa variabel relijiusitas dan variabel perilaku konsumen memiliki nilai sig < 0.05, yang artinya cukup signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesa awal atau Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan kata lain, terdapat hubungan antara relijiusitas dengan perilaku konsumen.


(7)

vi

KATA PENGANTAR

Pujisyukurkehadirat Allah Subhanahuwa Ta ‘ala. Yang dalam kesempatan dan kesempitan waktu masa study masih diberikannya nafas dan kemudahan sehingga karya ini dapat terselesaikan diwaktu yang tepat. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada manusia pilihan, suri tauladan terbaik bagi manusia dan cahaya abadi yang mulia, Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihiwasallam.

Tidak mengurangi rasa hormat peneliti yang menyadari banyaknya pihak yang terlibat serta berjasa dalam penyusunan skripsi ini. Kepada mereka peneliti ingin sekali berterima kasih secara mendalam.

1. Prof.Dr.Dede Rosyada selaku Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Prof. Dr. Zulkifly selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Bapak dan Ibu wakil Dekan, serta seluruh Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan pelajaran selama masa study peneliti.

3. Dr. Cucu Nurhayati, M.Si selaku ketua program studi sosiologi FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Nur Kafid, MSc. selaku pembimbing skripsi yang telah banyak meluangkan waktunya untuk membimbing penulisan skripsi ini.

5. Teruntuk keluargaku, yang sudah dengan sabarnya menunggu, dan saya hanya berimbang balas kata maaf.

6. Teman-teman sosiologi yang selalu mendampingi dan mendukung dengan memahami situasi serta kondisi yang ada. Ahmad fahmiyahya abdillah S. Sos, M. Iqbal Fikri S. Sos, M. SholehKaffah S. Sos.

7. PMII yang selalu dengan bisu dan kesunyiannya memberikan wawasan secara tidak terduga tempatnya dan waktunya.

8. Para Pengurus Besar PMII yang selalu dengan senang hati memberikan pemahahamannya, Carman Ansari Latif S. Sos danAchmad Muzayin Syafrial S. H


(8)

vii

9. Sahabat-sahabati yang tidak pernah terlupakan PMII KOMFISIP ( Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Komisariat Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik)

10. Base cemp Israel (Islam RahmatanLielalamiin) yang melidungiku dari cuaca tidak tentu di siang dan malam hari.

11. Juga teruntuk seseorang yang memberikan semangat dan dukungannya dari jauh siapa-siapa yang peduli dan tidak terduga orangnya kami berucap kata Terima Kasih.

Perihal bantuan dari pihak lain yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, semoga Allah SWT membalas kebaikannya dan menukar dengan pahala juga kebahagiaan Dunia serta Akhirat.

Jakarta, 23 juni 2015


(9)

viii

DAFTAR ISI

Lembar pernyataan bebas plagiarisme... i

Lembar Persetujuan... ii

Lembar Pengesahan ... iii

Abstraksi... v

Kata Pengantar... vi

Daftar Isi... .... viii

Daftar Tabel... x

Daftar grafik……….. xiii

BAB I Pendahuluan A. Pernayataan masalah... 1

B. Pertanyaan masalah... 3

C. Tujuan dan manfaat... 3

D. Literatur review... 4

E. Kerangka teori... 7

F. Hipotesis... ... 10

G. Opraionalisasi konsep... 10

H. Metode penelitian... 14

1. Pendekatan Penelitian... 14

2. Subjek penelitian... 14

3. Waktu dan lokasi penelitian ... 18

4. Jenis data... 18

5. Teknik pengumpulan data... 18

6. Skala pengukuran ... 19

7. Mengelolah dan memproses data... 19

I. Sistematika penulisan... 20

BAB II Lokasi Penelitian 1. Gambaran Umum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta... 22

A. Sejarah Singkat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta... 22

B. Visi, Misi, dan Tujuan... 23

C. Fasilitas dan Sarana Pendidikan... 23

2. Gambaran Umum FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta... 25

A. Sejarah FISIIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta... 25

B. Program Studi di FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta... 26

C. Profil Mahasiswa FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta... 27

D. Tren jilbab di kalangan Mahasiswi FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta... 30 BAB III Hasil Penelitian dan Analisis Data A. Analisis Deskriptif... 32


(10)

ix

a. Dimensi Intelektual... 34

b. Dimensi Ritualistik... 36

c. Dimensi Eksperensial... 38

d. Dimensi Ideologis... 40

e. Dimensi Konsekuensial... 41

2. Perilaku Konsumen... 44

a. Dimensi Pengenalan Masalah... 45

b. Dimensi Pencarian Informasi... 47

c. Dimensi Evaluasi Alternative... 50

d. Dimensi Keputusan Membeli... 53

e. Dimensi Tingkah Laku Pasca Membeli... 54

B. Analisis Crosstab... 57

C. Analisis Korelasi... 84

D. Hasil Analisis Data... 91

BAB IV Penutup A. Kesimpulan... ... 93

B. Saran... ... 94

Daftar Pustaka... xiv

Lampiran Lembar bimbingan xvi Kuesioner……… xviii

Uji validitas dan reliabilitas……… xxii

Uji normalitas……….. xxv


(11)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Oprasionalisasi konsep... 11

Tabel 1. 2 Oprasionalisasi konsep... 13

Tabel 1. 3 Populasi berdasarkan angkatan... 15

Tabel 1. 4 Distribusi sampel ... 16

Tabel 1. 5 Start random 17 Tabel 2. 1 Jumlah mahasiswa FISIP UIN syarif hidayatullah jakarta dalam empat tahun terakhir... 27 Tabel 2. 2 Jumlah mahasiswa/i FISIP UIN syarif hidayatullah jakarta berdsarkan angkatan dan program studi... 28 Tabel 2. 3 Mahasiswa FISIP UIN syarif hidayatullah jakarta berdasarkan jenis kelamin... 29 Tabel 3. 1 Relijiusitas responden berdasarkan dimensi intelektual... 34

Tabel 3. 2 Deskripsi relijiusitas responden berdasarkan dimensi ritualistik... 36

Tabel 3. 3 Relijiusitas responden berdasarkan dimensi eksperensial... 38

Tabel 3. 4 Relijiusitas responden berdasarkan dimensi ideologis... 40

Tabel 3. 5 Relijiusitas responden berdasarkan dimensi knsekuensial... 42

Tabel 3. 6 Perbandingan skor antar dimensi relijiusitas... 44

Tabel 3. 7 Perilaku konsumen berdasarkan dimensi pengenalan masalah... 45

Tabel 3. 8 Perilaku konsumen berdasarkan dimensi pencarian informasi... 47

Tabel 3. 9 Perilaku konsumen berdasarkan dimensi evaluasi alternative... 50

Tabel 3. 10 Perilaku konsumen berdasarkan dimensi keputusan pembelian... 53

Tabel 3. 11 Perilaku konsumen berdasarkan dimensi tingkah laku pasca membeli. 55 Tabel 3. 12 Perbandingan skor antar dimensi terkait perilaku konsumen ... 57 Tabel 3. 13 Crosstab relijiusitas (intelektual) dengan perilaku konsumen

(pengenalan masalah) ... 58

Tabel 3. 14 Crosstab relijiusitas (intelektual) dengan perilaku konsumen

(pencarian informasi)... 59


(12)

xi

alternative)... Tabel 3. 16 Crosstab relijiusitas (intelektual) dengan perilaku konsumen

(keputusan membeli)... 61

Tabel 3. 17 Crosstab relijiusitas (intelektual) dengan perilaku konsumen (tingkah laku pasca pembelian)...

62

Tabel 3. 18 Crosstab relijiusitas (ritualistik) dengan perilaku konsumen

(pengenalan masalah) ... 63

Tabel 3. 19 Crosstab relijiusitas (ritualistik) dengan perilaku konsumen (pencarian informasi) ...

64

Tabel 3. 20 Crosstab relijiusitas (ritualistik) dengan perilaku konsumen (evaluasi alternative)...

65

Tabel 3. 21 Crosstab relijiusitas (ritualistik) dengan perilaku konsumen (keputusan membeli)...

66

Tabel 3. 22 Crosstab relijiusitas (ritualistik) dengan perilaku konsumen (tingkah laku pasca pembelian) ...

67

Tabel 3. 23 Crosstab relijiusitas (eksperensial) dengan perilaku konsumen

(pengenalan masalah) ... 68

Tabel 3. 24 Crosstab relijiusitas (eksperensial) dengan perilaku konsumen

(pencarian informasi) ... 69

Tabel 3. 25 Crosstab relijiusitas (eksperensial) dengan perilaku konsumen

(evaluasi alternative) ... 71

Tabel 3. 26 Crosstab relijiusitas (eksperensial) dengan perilaku konsumen

(keputusan membeli) ... 72

Tabel 3. 27 Crosstab relijiusitas (eksperensial) dengan perilaku konsumen

(tingkah laku pasca pembelian) ... 73

Tabel 3. 28 Crosstab relijiusitas (ideologis) dengan perilaku konsumen

(pengenalan masalah) ... 74

Tabel 3. 29 Crosstab relijiusitas (ideologis) dengan perilaku konsumen (pencarian informasi) ...

75


(13)

xii

alternative) ... Tabel 3. 31 Crosstab relijiusitas (ideologis) dengan perilaku konsumen (keputusan

membeli) ... 77

Tabel 3. 32 Crosstab relijiusitas (ideologis) dengan perilaku konsumen (tingkah laku pasca pembelian)...

78

Tabel 3. 33 Crosstab relijiusitas (kosekuensial) dengan perilaku konsumen

(pengenalan masalah) ... 79

Tabel 3. 34 Crosstab relijiusitas (kosekuensial) dengan perilaku konsumen

(pencarian informasi)... 80

Tabel 3. 35 Crosstab relijiusitas (kosekuensial) dengan perilaku konsumen

(evaluasi alternative) ... 81

Tabel 3. 36 Crosstab relijiusitas (kosekuensial) dengan perilaku konsumen

(keputusan membeli) ... 82

Tabel 3. 37 Crosstab relijiusitas (kosekuensial) dengan perilaku konsumen

(tingkah laku pasca pembelian) ... 83

Tabel 3. 38 Tingkat korelasi sepearman ... 84 Tabel 3. 39 Uji analisa spearman... 85


(14)

xiii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 3. 1 Distribusi sempel berdasarkan program studi ……… 33

Grafik 3. 2 Relijiusitas responden berdasarkan dimensi intelektual………. 35

Grafik 3. 3 Relijiusitas responden berdasarkan dimensi ritualistik………... 37

Grafik 3. 4 Relijiusitas responden berdasarkan dimensi eksperensial ……….. 39

Grafik 3. 5 Relijiusitas responden berdasarkan dimensi ideologis ……….. 40

Grafik 3. 6 Relijiusitas responden berdasarkan dimensi knsekuensial……….. 42

Grafik 3. 7 Perilaku konsumen berdasarkan dimensi pengenalan masalah………... 46

Grafik 3. 8 Perilaku konsumen berdasarkan dimensi pencarian informasi ……….. 48

Grafik 3. 9 Perilaku konsumen berdasarkan dimensi evaluasi alternative………… 51

Grafik 3. 10 Perilaku konsumen berdasarkan dimensi keputusan pembelian ……… 54


(15)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Pernyataan masalah

Skripsi ini mengkaji tentang hubungan relijiusitas dan perilaku konsumen dengan studi kasus terhadap pemakaian jilbab pada mahasiswi FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Perilaku mahasiswi FISIP (sebagai konsumen) dalam membeli dan memakai produk jilbab dengan berbagai model dan corak menjadi alasan peneliti untuk mengkaji masalah ini lebih lanjut. Meskipun FISIP bisa dikategorikan sebagai salah satu fakultas umum sejak perubahan status IAIN menjadi Universitas (UIN), tetapi tetap saja FISIP menjadi bagian tak terpisahkan dari ciri khas Universitas Islam, di mana nilai-nilai relijius (Islam) tetap menjadi bagian integral dalam pengajaran, disiplin akademik dan keilmuan dalam kerangka besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Relijiusitas adalah hal yang tidak dapat dilepaskan dari kehidupan keseharian kita. Relijiusitas erat kaitannya dengan fenomena umum dan berhubungan dengan yang sakral, serta agama yang merupakan institusi yang berbeda-beda dan khusus berkaitan dengan yang Maha Kuasa. Menurut Emile Durkheim, reliji berdasarkan fungsi sosialnya diartikan sebagai sistem kepercayaan dan ritual yang merujuk kepada yang Maha Kuasa bersama-sama orang dalam kelompok sosial yang pada gilirannya akan mendorong mereka untuk bertingkah laku sesuai dengan agamannya dalam segala aspek kehidupan (Nicholas dkk. 2010: 471).

Karena relijiusitas ini terkait dengan tindakan sosial individu dalam kelompok sosialnya, maka relijiusitas pun sangat terkait dengan perkembangan zaman. Dengan kata lain, relijiusitas ini pun terkait dengan bagaimana si individu dalam kelompok sosialnya bertindak.


(16)

2

Oleh sebab itu, relijiusitas menjadi tolak ukur penting, karena mampu memberikan cara pandang dunia yang cenderung mempengaruhi kepribadian manusia, yaitu dalam bentuk perilaku, gaya hidup, selera, dan sebagainya. Relijiusitas sangat mempengaruhi sifat, kuantitas, dan kualitas konsumsi baik dalam bentuk kepuasan material maupun spiritual.

Berdasarkan seks, Hurlock (dalam Inayah, 2010: 3) menerangkan bahwa perempuan cenderung lebih berminat terhadap agama ketimbang laki-laki. Hal ini mungkin terkait dengan kecenderungan perempuan yang lebih mudah menerima dan mengaplikasikan ajaran agama yang diterimanya. Bagi mahasiswi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, berpenampilan islami (berjilbab atau berkerudung) tidak hanya dalam rangka mengaplikasikan ajaran agama, namun juga menjadi sebuah keharusan, khususnya di lingkungan kampus. Hal ini dikarenakan adanya kebijakan Rektorat yang memberlakukan peraturan untuk berpenampilan islami (berjilbab atau berkerudung bagi mahasiswi) di lingkungan kampus. Bahkan sebagian mahasiswi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta mengenakan berbagai model dan corak jilbab atau kerudung tertentu untuk membedakan dirinya, kelompoknya atau golongannya dari yang lain.

Adapun jenis-jenis jilbab secara umum dapat dibagi menjadi 3 macam (Handayani, 2008 : 37), yakni; jilbab besar, jilbab standar, dan jilbab gaul. Di kalangan mahasiswi FISIP Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta sendiri jenis jilbab standar dan jilbab gaul lah yang banyak diminati. Sementara jenis jilbab besar hanya dikenakan oleh sebagian kecil mahasiswi FISIP Universitas Islam Syarif Hidayatullah Negeri Jakarta. Atas dasar itulah peneliti ingin mengetahui dan mengkaji lebih dalam fenomena tersebut dan mengangkatnya sebagai bahan penelitian yang berjudul “Hubungan Relijiusitas dan Perilaku Konsumen Studi Kasus Terhadap Pemakaian Jilbab Pada Mahasiswi FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”.


(17)

3

B. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan pernyataan masalah yang telah diuraikan diatas, pertanyaan pokok yang hendak dijawab dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana relijiusitas mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah?

2. Bagaimana perilaku konsumen mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah?

3. Apakah ada hubungan antara religiusitas dengan perilaku konsumen pada mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?

C. Tujuan Dan Manfaat penelitian

1. Tujuan penelitian.

Secara umum penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui relijiusitas dan perilaku konsumen terhadap pemakaian jilbab pada mahasiswi FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

b. Untuk melihat apakah terdapat hubungan antara relijiusitas dan perilaku konsumen terhadap pemakaian jilbab pada mahasiswi FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta c. Untuk mencari tahu seberapa besar hubungan antara relijiusitas dengan perilaku

konsumen terhadap pemakaian jilbab pada mahasiswi FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Manfaat penelitian.


(18)

4

a. Secara teoritis, mampu memberikan kontribusi pada kajian sosiologi ekonomi, khususnya mengenai perilaku konsumen.

b. Secara praktis, penelitian ini bermanfaat untuk memberikan masukan bagi para mahasiswi untuk tidak menutup keingin tahuan atau wawasan diri dari zaman modernitas dan memanfaatkannya dengan sebaik mungkin.

D. Literatur Review

Beberapa studi yang mengkaji tentang relijiusitas dan perilaku konsumen atau sejenisnya, baik yang berdasar pada penelitian langsung maupun hasil refleksi telah banyak diterbitkan dalam bentuk buku, tesis, maupun jurnal. Diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Rima Hidiyanti (2012), yang berjudul “Komunitas Jilbab Kontemporer Hijabers di Kota Makasar”. Penelitian tersebut menggunakan metode dekriptif kualitatif berdasarkan data yang ada, hasil dari penelitian menunjukan bahwa hijabers tersebut ternyata mempengaruhi seseorang untuk menjadi lebih banyak mengkonsumi jilbab-jilbabnya bukan lagi karena kebutuhan seorang muslimah¸ tetapi karena modis, karena wanita ingin menunjukan keunikan dalam berpenampilan, sehingga menjadi pusat perhatian bagi orang yang melihatnya. Hal ini sangat wajar, dikarenakan sifat dasar dari perempuan diantaranya ingin dilihat sebagai sosok atau sesuatu yang menarik. Jilbab yang secara makna untuk menutupi aurat, akan tetapi realitasnya justru digunakan sebagai alat untuk menujukan eksistensi diri si pemakainya.

Bibit Santoso (2012) yang berjudul “Konsumerisme Dalam Masyarakat Urban Studi Kasus Masyarakat Perkotaan di Kecamatan Senen Jakarta Pusat ”. Pasca Sarjana Universitas Gajah Mada. Penelitian tersebut menggunakan metode kualitatifyaitu suatu proses penelitian dan pemahaman berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Berdasarkan data-data dalam penelitiandapat disimpulkan bahwa masyarakat Kecamatan Senen Jakarta Pusat adalah masyarakat yang


(19)

5

sebagian besar merupakan pendatang (urban)yang datang dari berbagai suku di Indonesia pada awalnya pergi ke kota dengan tujuan untuk mencari nafkah demi penghidupan yang lebih baik dibanding ketika masih berada di kampung halaman, walaupun hanya bermodalkan tekat dan merasa yakin akan kehidupan Masyarakat Kecamatan Senen mayoritas adalah masyarakat yang kelas ekonominya menengah kebawah, hal ini dibuktikan dari hasil penelitian dan hasil informasi dari pejabat resmi yang mendata masyarakat Kecamatan Senen.

Hasil analisis menunjukkan bahwa adanya pengaruh signifikan media Televisi terhadap kebiasaan konsumerisme sehari-hari. Televisi merupakan faktor yang dominan dalam kehidupan masyarakat urban Kecamatan Senen karena baik anak-anak maupun orang dewasa selalu menyaksikan tayangan yang ada di televisi sehingga apa yang ditayangkan di media Televisi sangat mempengaruhi gaya hidup masyarakat urban mulai dari cara berbicara, berpakaian, makanan dan minuman yang dikonsumsi,gaya rambut yang dipakai,tas yang dipakai,sepatu,sandal,maupun perilaku-perilaku yang lain.

Pada penelitian selanjutnya, yang berjudul “Analisis Proses Keputusan Pembelian Dan Kepuasan Konsumen Terhadap Beras; Studi Kasus Di Kecamatan Mulyorejo, Surabaya, Jawa Timur” yang ditulis oleh Rita Nurmalina (2007) di Fakultas Ekonomi Manajemen Institut Pertanian Bogor. Penelitian tersebut menggunakan metode analisis data dengan analisis deskriptif, yaitu menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematik sehingga dapat lebih mudah dipahami dan disimpulkan. Analisis deskriptif ini digunakan untuk menjawab tujuan penelitian yang terkait dengan proses keputusan pembelian. Kesimpulan yang didapat oleh peneliti adalah berdasarkan kelas sosialnya. Semakin tinggi kelas sosial, tingkat pendidikan dan rata-rata pendapatan per bulan keluarganya akan semakin tinggi tingkat konsumsi beras. Perbedaan dalam proses pengambilan keputusan terdapat pada pertimbangan utama dalam mengkonsumsi beras, frekuensi dan ukuran pembelian, serta tempat membeli beras. Konsumsi beras kelas atas mempertimbangkan kualitas, ketersediaan, pelayanan, dan


(20)

6

kenyamanan di tempat pembelian. Kelas menengah mempertimbangkan kualitas yang sesuai dengan harga, ketersediaan, informasi dan lokasi penjual beras. Kelas bawah sangat mempertimbangkan harga beras.

Selain itu juga terdapat penelitian yang dilakukan oleh Septia Anugrah Heni (2013). Penelitian yang berjudul “Hubungan Antara Control Diri Dan Syukur Dengan Perilaku Konsumtif Pada Remaja SMA IT Abu Bakar Yogyakarta” ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kontrol diri dan syukur dengan perilaku konsumtif Siswa SMAIT Abu Bakar Yogyakarta. Analisis data dilakukan dengan tekhnik analisis regresi. Hasil analsis data diperoleh koefisien korelasi R = 0,440 dengan p < 0,009. Besarnya sumbangan efektif kontrol diri dengan perilaku kosntumtif r = -0,413 dengan p <0,002 dan kontribusi syukur dengan perilaku konsumtif r = -0,371 dengan p < 0,005. Hasil penelitian menunjukan adanya hubungan negatif yang sangat signifikan antara kontrol diri dan syukur dengan perilaku konsumtif. Dengan kata lain, peningkatan terhadap kontrol diri maka akan disertai dengan penurunan perilaku konsumtif, sebaliknya penurunan terhadap kontrol diri maka akan disertai meningkatnya perilaku konsumtif. Ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara syukur dengan perilaku konsumtif, artinya peningkatan terhadap syukur sesorang maka akan disertai dengan menurunnya perilaku konsumtif, dan sebaliknya penurunan syukur sesorang maka akan disertai dengan meningkatnya perilaku konsumtif.

Adapun penelitian yang dilakukan oleh Peneliti selanjutnya berjudul “aliran dana kantong mahasiswa”.yang ditulis oleh Amanda Kusuma Wardahani (2010), Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Penelitian yang menggunakan metode penelitian kuantitatif dan data statistik ini merupakan hasil survei kerja sama antara Bank Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta dan dengan UPN. Hasilnya menunjukan bahwa potensi aliran mahasiswa selama satu bulan mendekati Rp. 383,5 milyar, rata-rata pengeluaran setiap mahasiswa Rp 1.278.350 perbulan dari level diploma, S1 dan S2. Pengeluaran terbesar mahasiswa terserap untuk


(21)

7

makan dan minum sebesar 30 persen atau Rp. 390.150 per orang setiap bulannya. Angka itu mengalahkan biaya pengeluaran yang lain. Membengkaknya biaya makan dan minum mahasiswa menimbulkan tanda tanya. Hal ini mengingat Yogyakarta terkenal dengan biaya hidupnya yang lebih murah dibandingkan dengan Propinsi lain di Indonesia. Bisa diasumsikan, kebanyakan mahasiswa itu tidak hanya membeli makan sebagai kebutuhan primer saja, tetapi juga membeli nilai guna makanan sebagai pencipta gengsi.Kenyataan ini tentunya berkorelasi dengan menjamurnya tempat nongkrong mahasiswa disekitar kampus, baik Warung, Kafe, dan Rumah makan. Padahal Daerah Istimewa Yogyakarta lebih dikenal dengan sebutan kota pendidikan,tetapi realitas hasil penelitian ini menunjukan bahwa pundi-pundi uang mahsiswa lebih banyak mengalir untuk hiburan daripada untuk buku.

Dari beberapa penelitin sebelumnya, yang fokusnya berkaitan dengan perihal perilaku konsumen dipengaruhi oleh budaya dan perihal keputusan membeli, maka bisa dilihat perbedaan yang sangat mendasar dengan penelitian ini adalah terletak pada relijiusitasnya yang diukur secara mendalam serta tidak dimilki oleh penelitian sebelumnya dan mencari tahu tentang hubungn relijiusitas dengan perilaku konsumen, Juga sejauh mana hubugan antara relijiusitas dengan perilaku konsumen. Selain itu penelitian ini juga dikhususkan kepada Mahasiswi saja karena berkaitan dengan penggunaan jilbab. Demikian pula dengan hal pokok yang mendasari teori ini adalah teori sosiologi ekonomi. Dengan asumsi sederhana tidak hanya faktor ekonomi yang mendasari seorang konsumen membeli barang yang banyak atau mahal serta kualitas tinggi, karena bisa saja yang memilki pokok peran penting adalah relijiusitasnya.

E. Kerangka Teori

Sebagaimana telah dikemukakan pada bagian sebelumnya, bahwa permasalahan utama dalam penelitian ini adalah ada atau tidaknya hubungan antara relijiusitas dengan


(22)

8

perilaku konsumen. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan pendekatan Sosiologi Ekonomi. Fokus analisis untuk Sosiologi Ekonomi adalah pada kegiatan ekonomi, dan mengenai hubungan antara variabel-variabel Sosiologi yang terlihat dalam konteks non-ekonomis. Di dalam memahami aspek kehidupan ekonomi masyarakat maka perlu dihubungkan antara faktor ekonomi dengan faktor lain dalam kehidupan masyarakat tersebut. Dalam teori Embededdness, Granovetter menyebutkan bahwa terdapat 2 hal yang menuntun orang dalam perilaku ekonomi. Pertama, konsepsi under-socialized, yaitu tindakan ekonomi yang rasional dan berorientasi pada pencapaian keuntungan individual (self interest). Dalam under-socialized, kepentingan individu di atas segala-galanya sehingga tidak ada ruang bagi pengaruh budaya, agama, dan struktur sosial terhadap tindakan ekonomi. Jika merujuk pada konsepsi tersebut, mahasiswi dalam hal ini mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mempunyai orientasi tertentu dalam mengenakan dan memilih model jilbab, misalnya ingin menunjukkan status dan strata sosialnya kepada orang lain.

Kedua, konsepsi over-socialized, yaitu tindakan ekonomi yang kultural dituntun oleh aturan berupa nilai dan norma yang diinternalisasi. Dalam over-socialized, semua perilaku ekonomiseperti memilih pekerjaan, melaksanakan profesi, menjual, membeli, dan sebagainya tunduk dan patuh terhadap segala sesuatu yang diinternalisasi dalam kehidupan sosial seperti nilai, norma, adat-kebiasaan, dan tata-kelakuan (Damsar, 2009:139). Jika merujuk pada konsepsi tersebut, mahasiswi dalam hal ini mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengenakan jilbab bukan hanya karena adanya aturan dari kampus, namun juga sebuah manifestasi dari internalisasi nilai-nilai dalam ajaran agamanya.

Agama merupakan sistem sosial yang terlembaga dalam setiap masyarakat. Secara mendasar agama menjadi norma yang mengikat dalam keseharian dan menjadi pedoman. Ajaran-ajaran agama yang telah dipahami dapat menjadi pendorong kehidupan individu sebagai acuan dalam berinteraksi kepada Tuhan, sesama manusia maupun alam sekitarnya.


(23)

9

Ajaran itu bisa diterapkan dalam mendorong perilaku ekonomi, sosial, dan budaya (Nasir, 1999:45). Namun, meski agama mempengaruhi perilaku ekonomi, bukan berarti agama hanya satunya faktor yang mempengaruhi perilaku ekonomi, dalam arti agama bukan satu-satunya penentu perilaku ekonomi, tetapi agama hanya sebagai salah satu variabel penentu. Dalam hal ini agama yang dimaksud fokus pada segi relijiusitas.

Mangunwijaya (Anggarasari, 1997:15) membedakan antara religi atau agama dengan relijiusitas. Agama atau religi merujuk pada aspek formal yang berkaitan dengan aturan-aturan dan kewajiban-kewajiban, sedangkan relijiusitas menunjuk pada aspek yang dihayati oleh indvidu. Menurut Glock dan Stark (dalam Inayah, 2010: 13) terdapat lima dimensi relijiusitas, yaitu: pertama, dimensi ideologis; keyakinan religius yang dipahami dengan menemukan tujuan dan makna hidup atas dasar kepercayaan yang dimiliki seseorang. Kedua, dimensi ritualistik; relijiusitas yang meliputi kegiatan keagamaan yang mana seseorang terlibat di dalamnya untuk menunjukkan komitmen terhadap agama yang dianutnya. Ketiga, dimensi eksperiensial; meliputi pengalaman keagamaan, perasaan-perasaan, persepsi-persepsi dan sensasi-sensasi yang dialami seseorang atau didefinisikan oleh suatu kelompok keagamaan (atau suatu masyarakat) yang melihat komunikasi, walaupun kecil dengan suatu esensi ketuhanan, yaitu dengan Tuhan, kenyataan terakhir dan otoritas transendental. Keempat, dimensi intelektual; mengacu pada harapan bahwa orang-orang yang beragama paling tidak memiliki sejumlah minimal pengetahuan mengenai dasar-dasar keyakinan, ritus-ritus, kitab suci dan tradisi-tradisi. Kelima, dimensi konsekuensial; mengacu pada identifikasi akibat-akibat keyakinan keagamaan, praktik, pengalaman dan pengetahuan seseorang dari hari ke hari, atau dengan kata lain sejauh mana implikasi ajaran agama memengaruhi perilakunya.

Terkait dengan kegiatan atau tindakan ekonomi, semua kegiatan ekonomi akan berkaitan dan berakhir pada tindakan atau perilaku konsumen. Perilaku konsumen akan


(24)

10

menentukan proses pengambilan keputusan dalam melakukan pembelian. Menurut Kotler, ada beberapa tahap dalam mengambil suatu keputusan untuk melakukan pembelian, yakni: pertama, pengenalan masalah; faktor terpenting dalam melakukan proses pembelian, di mana pembeli akan mengenali suatu masalah atau kebutuhan. Kedua, pencarian informasi; di mana konsumen merasa terdorong untuk mencari informasi. Apabila dorongan tersebut kuat dan obyek yang dapat memuaskan kebutuhan itu tersedia maka konsumen akan bersedia untuk membelinya. Ketiga, evaluasi alternatif; konsumen akan mempunyai pilihan yang tepat dan membuat pilihan alternatif secara teliti terhadap produk yang akan dibelinya. Keempat, keputusan pembeli; setelah konsumen mempunyai evaluasi alternatif maka konsumen akan membuat keputusan untuk membeli. Penilaian keputusan menyebabkan konsumen membentuk pilihan merek di antara beberapa merek yang tersedia. Kelima, evaluasi pasca pembelian; setelah membeli produk tersebut, konsumen akan melakukan evaluasi apakah produk tersebut sesuai dengan harapannya. Dalam hal ini, terjadi kepuasan dan ketidakpuasan konsumen (Sunyoto, 2013:41).

F. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

Ho: tidak ada hubungan antara relijiusitas dengan perilaku konsumen mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ha: ada hubungan antara religiusitas dengan perilaku konsumen mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

G. Operasionalisasi Konsep

Konsep dari penelitian ini terdiri dari dua variabel yang akan diuji hubungannya. Dua variabel tersebut adalah variabel bebas dan variabel terikat.


(25)

11

1) Menurut Glock dan Stark relijiusitas terbagi menjadi 5 dimensi, yaitu (dalam Inayah, 2010: 13):

a) Intellectual invelovment, yaitu sejauh mana orang mengetahui ajaran agamanya.

b) Ritual involvement, yaitu tingkatan sejauh mana orang mengerjakan ritual dalam agama mereka.

c) Experiental invelovment, yaitu dimensi yang berisikan pengalaman unik dan spektakuler yang merupakan keajaiban yang datang dari Tuhan

d) Ideological invelovment, yaitu sejauh mana orang-orang menerima hal dogmatic.

e) Consequential invelopment, yaitu dimensi yang mengukur sejauh mana perilaku seseorang dimotivasikan oleh ajaran agamanya di

dalam kehidupan sosial”

No Variabel Dimensi Indikator Item

1. Relijiusitas

Intelektual

Pengetahuan tentang rukun islam, rukun iman terkait nabi yang ke -25, manusia sebagai

khalifah di bumi serta kitab suci Al-Qur’an

sebagai mukzijat

- pengetahuan rukun islam -pengetahuan rukun iman terkait nabi yang ke-25

-manusia di ciptakan menjadi khalifah di bumi

- al- qur’an sebagai kitab suci agama islam

- pengetahuan tentang kitab suci selain al-qur’an

Ritual

Mepraktekan rukun islam (puasa + membayar zakat).

- Membayar zakat setiap tahun - Berpuasa di bulan Ramadhan.

Pengalaman

Semua terjadi karena Allah, di gariskan Allah

dan sudah ada yang mengaturnya.

- tidak akan berjalan muls tanpa kehendak Allah -segala sesuatu sudah di gariskan Allah


(26)

12

mengaturnya

Ideologis

kepercayaan pada rukun iman, takdir Allah dan

diciptakan untuk beribadah serta bertawakal setelah

ikhtiar

- setiap orang islam wajib percaya rukun iman

-manusia lahir atas kehendak Allah

- manusia diciptakan untuk beribadah

-menyerahkan segala hasil pada allah setelah berusaha

Konsekuensial

kemudahan bagi yang berusaha, mengetahui bahwa menutup aurat hukumnya wajib, dan memakai jilbab serta melaksanakan shalat 5

waktu

- percaya bahwa Allah

memberikan kemudahan bagi yang berusaha,

- Setiap umat Islam wajib menutup aurat sesuai dengan ketentuan agama

-Jilbab wajib digunakan untuk menutup aurat

-Melaksanakan shalat lima waktu berjamaah

2) Menurut Kotler, tahap-tahap yang dilewati pembeli untuk mencapai keputusan membeli ada lima, (dalam Rangkuti, 2009 : 9) yaitu :

a) Pengenalan masalah b) Pencarian informasi c) Evaluasi alternatife d) Keputusan membeli

e) Tingkah laku pasca pembelian

Tabel 1.2: Operasionalisasi Konsep

No Variable Dimensi Indikator Item

1 Perilaku konsumen Pengenalan masalah karena mendesak, kebutuhan berjilbab (untuk menutup aurat

dan termotivasi agama), mengoleksi

jilbab, karena

- Kerudung menjadi kebutuhan pokok saat ini -membeli jilbab karena anjuran agama

menutup aurat

-membeli jilbab karena termotivasi agama -senang mengoleksi jilbab


(27)

13 keinginan Pencarian informasi Mencari info kerudung, mengikuti

info terkait tentang jilbab, meminta saran

sebelum beli jilbab

- Sebelum membeli mencari info tentang kerudung yang ingin dibeli

- Mengikuti info perihal jilbab sampai yang paling terkini

-meminta saran orang lain sebelum membeli jilbab sebagai masukan atau perbandingan -mencari info tentang kerudung yang ingin dibeli terlebih dahulu (berdasarkan intensitas) -meminta saran jilbab untuk alat

perbandingan(berdasarkan intensitas) Evaluasi

alternatife

harga mahal, banyak dengan harga murah,

sdauh banyak memiliki jilbab

- Membeli kerudung yang disuka walaupun harganya mahal

- Membeli kerudung banyak dengan harga yang murah

Membeli jilbab walaupun sudah sangat banyak memiliki jilbab.

- Membeli kerudung yang disuka walaupun harganya mahal (berdasarkan intensitas) - Membeli kerudung banyak dengan harga yang murah (berdasarkan intensitas) -membeli jilbab ketika ada jilbab yang diinginkan walaupun sudah memiliki jilbab lebih dari cukup (berdasarkan intensitas) -suka membeli jilbab bermerk walaupun harganya mahal(berdasarkan intensitas) -suka membeli jilbab murah supaya dapat banyak

Keputusan membeli

Jilbab yang modis dan

stylist serta bermerk - Menyukai jilbab yang modis dan stylist - Menyukai jilbab yang bermerk

Tingkah laku paska membeli

Kepuasan terhadap jilbab yang di peroleh dan kepercayaan diri ketika menggunakan jilbab

- Merasa puas jika jilbab yang diinginkan terbeli atau didapatkan

- Merasa tidak percaya diri jika jilbab yang dibeli tidak sesuai dengan apa yang

diinginkan

-Menggunakan jilbab dalam setiap kegiatan sehari-hari(berdasarkan intensitas)


(28)

14

H. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis statistik. Analisis statistik merupakan semua kenyataan yang berbentuk angka-angka tentang suatu kejadian khusus, dengan mengumpulkan, menyusun, menyajikan, menggambarkan, menganalisa, atau menginterpretasikan data-data yang berupa angka-angka (Mansoer, 2009: 1).

2. Subjek Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 2006 : 130). Jadi yang dimaksud populasi dalam penelitian ini adalah seluruh individu yang akan dijadikan responden dalam penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah mahasiswi FISIP empat angkatan terakhir, yaitu angkatan 2011, 2012, 2013 dan 2014. Alasan dipilihnya mahasiswi empat angkatan tersebut karena frekuensi kehadiran mahasiswi tersebut di kampus masih tinggi dibanding angkatan di atasnya yang sudah menyelesaikan mata kuliah dan mulai mengerjakan tugas akhir. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik sendiri terdiri dari empat program studi, yaitu program studi Sosiologi, Ilmu Politik, Hubungan Internasional (Reguler), dan Hubungan Internasional (Internasional). Sedangkan jumlah mahasiswi FISIP dari angkatan 2011-2014 adalah sebanyak 456 mahasiswi dengan sampel sebanyak 213 responden yang diambil secara proporsional. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut:


(29)

15

Tabel 1.3: Populasi berdasarkan Angkatan

No Populasi (Angkatan) Jumlah Mahasiswi

1. 2011 133

2. 2012 114

3. 2013 121

4. 2014 88

Total 456 mahasiswi

Populasi mahasiswi FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah 456 orang. Peneliti menetapkan tingkat eror 5 % dengan tingkat kepercayaan 95 %. Dengan demikian penelitian ini menggunakan rumus perhitungan sampel Slovin (Bungin, 2008), berikut adalah rumus perhitungannya :

Keterangan:

n = jumlah sampel yang dicari

N = jumlah populasi

d2 = Nilai Presisi (tingkat eror)

n =

n =

n = 213. 08411


(30)

16

Maka jumlah sampel yang akan diambil adalah 213.08411 dibulatkan menjadi 213 mahasiswi sebagai responden. Selanjutnya untuk menentukan responden dalam penelitian ini menggunakan sistem Cluster Sampling dan Sistematik Sampling. Cluster Sampling adalah mengambil sampel tidak berdasarkan individu-individu sebagai anggota unit sampel, tetapi memilih rumpun-rumpun populasi sebagai anggota unit populasi (Bungin, 2013: 116).

Dalam menentukan Cluster Sampling, untuk menjaga sebaran responden secara proporsional di setiap jurusan, peneliti menentukan distribusi responden dengan rumus sebagai berikut (Hasan, 2011: 29):

Keterangan :

x = jumlah mahasiswi n = jumlah target N = populasi

Tabel 1.4: Distribusi Sampel

Jurusan Jumlah mahasiswi Proporsi Sampel

HI (Internasional) 11 5. 1381579 5

HI (Regular) 223 104. 16447 104

Ilmu politik 87 40. 638158 41

Sosiologi 135 63. 059211 63

Total 457 213 213

Setelah mendapatkan jumlah target respoden di setiap jurusan secara proporsional, langkah selanjutnya adalah mendapatkan target responden tersebut di setiap jurusannya dengan cara Sistematik Sampling yaitu mengambil unit sampel secara sistematis (Bungin, 2013: 111).


(31)

17

Dengan metode sistematik sampling, maka langkah selanjutnya peneliti mencari jarak interval terlebih dahulu untuk menentukan jarak antara responden pertama dengan responden selanjutnya, dengan cara populasi mahasiswi setiap jurusan dibagi target responden atau sampel setiap jurusan. Setelah mendapatkan jarak interval, maka langkah selanjutnya adalah menentukan responden pertama atau random start. Untuk menentukan random start ini, terlebih dahulu peneliti menyiapkan daftar nama responden secara berurutan berdasarkan angkatan dari 2011 – 2014. Setelah itu, dilakukanlah random sederhana (simple random) dengan cara mengundi nomor urut responden untuk menemukan angka/nomor urut yang lebih kecil atau sama dengan Interval. Hasil random sederhana inilah yang menjadi random start/ responden pertama. Untuk mendapatkan atau mencapai responden sesuai dengan target, dilakukan dengan cara: Random start + Interval, begitu seterusnya.

Tabel 1.5: Tabel start random

No Program Studi

Jumlah Mahasiswi

Sampel Interval Random Start

1 Hubungan internasional (Internasional)

11 5 11:5=2 1

2 Hubungan internasional

(Regular) 223 104 223:104=2 2

3 Ilmu politik 87 41 87:41=2 2

4 Sosiologi 135 63 135:63=2 1

3. Waktu dan Lokasi Penelitian

Peneliti membutuhkan waktu sekitar 6 bulan terhitung dari bulan januari 2014 Sampai bulan juni 2015. Lokasi yang peneliti ambil adalah lingkungan FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Peneliti memilih lokasi penelitian ini karena peneliti ingin menganalisa secara mendalam mengenai hubungan relijiusitas dan perilaku konsumen studi kasus


(32)

18

terhadap pemakaian jilbab pada mahasiswi FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dilihat dari bentuk jilbabnya.

4. Jenis Data a. Data Primer

Data yang diperoleh dengan cara penyebaran kuesioner kepada responden, yaitu mahasiswi FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2011-2014.

b. Data Sekunder

Sumber data sekunder meliputi peninggalan tertulis seperti arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku, artikel, teori, halaman web, laporan penelitian sebelumnya, jurnal, disertasi, tesis, makalah dan sumber lain yang berkaitan dengan masalah penelitian.

5. Teknik Pengumpulan Data

Adapun proses pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan penyebaran kuesioner pada responden yang telah ditentukan sebelumnya. Menurut Palispis, kuesioner merupakan sebuah pertanyaan tertulis yang dirancang sesuai dengan topik tertentu yang menjadi fokus penelitian, dilengkapi dengan jawaban yang disediakan dalam setiap pertanyaannya, agar si responden memilih/ memberikan jawaban dari salah satu jawaban-jawaban yang telah disediakan, dengan tujuan untuk mendapatkan informasi tentang seseorang obyek, atau persoalan-persoalan tertentu yang menjadi fokus penelitian (Palispis,1993: 176).

Sebelum melakukan penelitian yang sebenarnya, peneliti terlebih dahulu melakukan Try Out atau uji coba pertanyaan terhadap 12 responden secara acak pada tiap-tiap jurusan di FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 12 responden ini mewakili tiap-tiap jurusan dari tiap angkatan yaitu angkatan 2011 – 2014. Try Out adalah mencoba instrumen penelitian pada objek penelitian semu, untuk mengetahui kredibilitas instrumen tersebut. (Bungin, 2013: 59)


(33)

19

Try Out ini dilakukan untuk mengetahui pertanyaan yang dianggap valid dan reliabel untuk dijadikan pertanyaan yang sebenarnya.

6. Skala Pengukuran

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan skala ordinal untuk mengukur variable independen (relijiusitas) dan variabel dependen (perilaku konsumen). Skala ordinal adalah angka yang menunjukkan posisi dalam suatu urutan tertentu atau dalam satu seri. Penentuan posisi itu tidak memerhatikan jarak antara data kuantitatif yang satu dengan yang lain (Bungin. 2013: 127). Pada penelitian ini, skala ordinal digunakan pada tiap variabel independen dan dependen untuk melihat tingkatan pada masing-masing pertanyaan yaitu rendah, menengah, dan tinggi. Untuk menentukan tingkatan tersebut maka sebelumnya dilakukan recode (pengkodean ulang) pada tiap item pertanyaan, kemudian dijumlah selanjutnya menentukan nilai maximum dan minimum untuk menentukan nilai dari masing-masing range.

7. Mengolah dan Memproses Data

Pengolahan data adalah kegiatan lanjutan setelah pengumpulan data dilaksanakan. Pada penelitian kuantitatif, pengolahan data secara umum dilaksanakan dengan melalui tahap memeriksa (editing), proses pemberian identitas (coding), dan proses pembeberan (tabulating) (Bungin, 2013: 182-184).

a. Editing adalah kegiatan yang dilaksanakan setelah peneliti selesai menghimpun data di lapangan.

b. Setelah tahap editing selesai dilakukan, kegiatan berikutnya adalah mengklasifikasi data-data tersebut melalui tahapan coding. Data yang telah diedit diberi identitas sehingga memiliki arti tertentu pada saat dianalisis.


(34)

20

c. Tabulasi adalah bagian terakhir dari pengolahan data. Maksud dari tabulasi adalah memasukkan data pada tabel-tabel tertentu dan mengatur angka-angka serta menghitungnya. Dalam penelitian ini, program SPSS 20.0 akan mendukung pengolahan data.

Penelitian ini menggunakan uji crosstabs untuk melihat konsistensi hubungan antara indepeden variabel (relijiusitas) dengan dependen variabel (perilaku konsumen) dengan uji hubungan yang berbeda. Menurut Nisfianoor (2009) Crosstabs adalah sebuah tabel silang yang terdiri atas satu baris atau lebih, dan satu kolom atau lebih. Fasilitas crosstabs dalam SPSS dapat sekedar menampilkan kaitan antara dua atau lebih variabel, sampai dengan menghitung apakah ada hubungan antara baris dan kolom (Nisfianoor, 2009: 80) Kemudian penelitian ini juga menggunakan analisis spearman. Analisis ini digunakan untuk menghitung data ordinal dan mengukur keeratan hubungan antara dua variable, di mana variabel tidak berdistribusi normal (Nisfiannoor, 2009: 184).

I. Sistematika penulisan

Bab pertama adalah Pendahuluan, membahas mengenai pernyataan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teoritis, hipotesis, definisi dan operasionalisasi konsep, metode penelitian dan sistematika penulisan.

Selanjunya pada bab II, membahas mengenai gambaran umum lokasi penelitian yang meliputi gambaran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang didalamnya membahas sejarah singkat, visi dan misi, serta fasilitas dan sarana yang terdapat di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Selanjutnya pembahasan mengenai gambaran umum FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta didalamnya membahas pula tentang sejarah singkat, program-program studi yang terdapat di FISIP serta menyajikan tentang tren jilbab di kalangan mahasiswi FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


(35)

21

Kemudian pada bab III akan dibahas mengenai hasil penelitian beserta analisis menggunakan Crosstab dan uji korelasi Spearman.

Sedangkan pada bab terakhir atau penutup, yakni bab IV, berisi pembahasan mengenai kesimpulan dari hasil penelitian serta diakhiri dengan saran dari peneliti.


(36)

22

BAB II

LOKASI PENELITIAN

`

Bab ini membahas mengenai latar belakang FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dilihat dari sejarah, tenaga pengajar, mahasiswa/i, serta trend perilaku mahasiswi secara umum.

1. Gambaran Umum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

A. Sejarah Singkat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta terletak di Jl. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat, Tangerang Selatan. Sejak berdirinya ADIA (Akademi Dinas Ilmu Agama) pada tahun 1957, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta saat ini telah berusia 54 tahun. Lembaga pendidikan ini telah menjalankan tugasnya sebagai institusi pembelajaran dan transmisi ilmu pengetahuan, sebagai institusi riset yang mendukung proses pengembangan bangsa dan sebagai institusi pengabdian masyarakat yang terus mendorong program peningkatan kesejahteraan sosial. Selama setengah abad tersebut, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta telah melewati beberapa periode sejarah sehingga sekarang ini telah menjadi salah satu Universitas Islam terkemuka di Indonesia. Secara singkat sejarah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta terbagi ke dalam beberapa periode, yaitu periode perintisan, periode Fakultas IAIN Syarif Hidayatullah, dan periode Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah (Pedoman Akademik Program Strata 1 2009/2010 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: 5).

Pada periode terakhir, IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta resmi diubah menjadi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan dikeluarkannya Keputusan Presiden RI Nomor 031 tanggal 20 mei 2002. Saat ini Universitas Islam Negeri Syarif


(37)

23

Hidayatullah Jakarta telah memiliki 13 Fakultas yaitu Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Fakultas Adab dan Humaniora (FAH), Fakultas Ushuluddin dan Filsafat (FUF), Fakultas Syariah dan Hukum (FSH), Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK), Fakultas Dirasah Islamiyah (FDI), Fakultas Psikologi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Fakultas Sains dan Teknologi (FST), Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Fakultas Sumber Daya Alam dan Lingkungan (FSDAL) dan Sekolah Pascasarjana (Pedoman Akademik Program Strata 1 2009/2010 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: 15).

B. Visi, Misi, dan Tujuan  Visi

Berdaya saing tinggi dan terdepan dalam mengembangkan dan mengintegrasikan aspek keislaman, keilmuan, kemanusiaan, dan keindonesiaan.

 Misi

1) Menghasilkan sarjana yang memiliki keunggulan kompetitif dalam persaingan global;

2) Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendiidikan untuk mengembangkan dan mengitegrasikan aspek keislaman,

C. Fasilitas dan Sarana Pendidikan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki tiga lokasi kampus. Pertama, kampus I yang terletak di Jl. Ir. H. Juanda Ciputat. Kedua, kampus II yang terletak di Jl. Kertamukti Ciputat. Ketiga, kampus III yang terletak di Desa Cikuya, Tigaraksa, Kabupaten Tengerang. Kampus III ini direncanakan akan dimanfaatkan sebagai laboratorium agrobisnis dan bisnis industri.


(38)

24

Di lingkungan kampus I tersedia 8 gedung perkuliahan dan perkantoran megah dan asri 7 lantai dengan perincian:

a. Kantor Rektorat

b. Kantor- kantor urusan administrasi universitas c. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan keguruan

d. Fakultas Adab dan Humaniora e. Fakultas syariah dan Hukum f. Fakultas Ushuluddin dan Filsafat g. Fakultas Dakwah dan Komunikasi h. Fakultas Ekonomi dan Bisnis i. Fakultas Sains dan Teknologi

j. Student Center dan Masjid aal-Jami’ah k. Laboratorium Terpadu

l. Perpustakaan Utama m. Auditorium Utama n. Wisma Usaha o. Lab School

p. Lapangan Sepakbola

Sementara di kampus II terdapat:

a. Fakultas Psikologi

b. Fakultas Kedokteran Ilmu Kesehatan c. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik d. Sekolah Pascasarjana

e. Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) f. Pusat Bahasa


(39)

25

g. Center for the Study of Religion dan Culture (CSRC) h. SYAHIDA Inn

i. Lab School (TK Ketilang dan Madrasah Pembangunan) j. Komplek Perumahan Dosen

k. Asrama Mahasiswa/i

l. Kantor Kompertais dan Pusat Pelatihan PTAIS m. Rumah Sakit Syarif Hidayatullah

n. Masjid Fatullah

2. Gambaran Umum FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

A. Sejarah FISIIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) merupakan fakultas termuda di lingkungan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta sebelum Fakultas Sumber Daya Alam dan Lingkungan (FSDAL) diresmikan pada pertengahan tahun 2014. Didirikan pada bulan Juli tahun 2009, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) langsung membuka tiga program studi yaitu, Sosiologi, Ilmu Politik dan Hubungan Internasional.

Program studi tersebut bukan merupakan program studi yang baru karena ketiga program studi tersebut sudah ada sebelumnya. Program Studi Sosiologi merupakan perluasan dari Program Studi Sosiologi Agama (SA) dan Program Studi Ilmu Politik adalah pengembangan dari Program Studi Pemikiran Politik Islam yang awalnya berada di bawah naungan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat sejak tahun 2004. Program Studi Hubungan Internasional juga sudah berkembang beberapa tahun sebelumnya di bawah naungan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial.

Setelah melalui proses panjang, sekitar sejak tahun 2000, akhirnya FISIP berdiri pada bulan Juli tahun 2009 dan terletak di wilayah kampus II, persis berdampingan dengan kampus Fakultas Psikologi. Selain itu, di area kampus II UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, juga


(40)

26

terdapat kampus Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Sekolah Pascasarjana, Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM), Pusat Bahasa (PB), Center for the Study of Religion and Culture (CSRC), Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional (Pustiknas), Syahida Inn, serta beberapa bangunan atau gedung lain di sekitar lainnya. (Pedoman Akademik Program Strata 1 2011/2012 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: 20).

Berdirinya FISIP Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2009 merupakan upaya pemantapan dan reorganisasi kajian-kajian ilmu sosial di lingkungan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Selain alasan keilmuan, pembentukan FISIP juga untuk menjawab tuntutan dinamika masyarakat ke depan seiring perubahan sosial yang berjalan cepat. Lahir dari institut pendidikan tinggi yang menggeluti Peradaban Islam, posisi FISIP Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta cukup strategis. Berbekal pengetahuan ke-Islaman yang mendalam, FISIP akan memadukan warisan keilmuwan Barat dan Islam dalam mengembangkan ilmu-ilmu sosial.

B. Program Studi di FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Sejak berdirinya pada tahun 2009 yang lalu, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Fakultas ini telah membuka tiga program studi yakni:

1) Program Studi Hubungan Internasional

Program Studi Hubungan Internasional FISIP Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta beorientasi pada tuntutan global, yaitu kecendrungan berkembangnya hubungan ekonomi politik internasional dan hubungan politik strategi internasional. Program studi ini juga bertujuan menghasilkan sarjana yang memiliki kemampuan mengkaji, meneliti, dan menerapkan ilmu hubungan internasional dalam merespon isu-isu di dunia internasional.


(41)

27

Program studi ini bertujuan untuk mengembangkan kajian yang mengintegrasikan khazanah ilmu politik baik yang konvensional maupun yang bersumber dari tokoh-tokoh muslim dengan realitas politik di Indonesia. Secara umum program studi ini bertujuan untuk ikut serta mengembangkan ilmu-ilmu sosial yang terpadu dengan ilmuilmu agama alam suatu disiplin ilmu politik. Secara khusus, Program Studi ini ditujukan untuk menghasilkan sarjana Muslim yang memiliki keahlian dalam bidang pemikiran politik dalam Islam yang berkaitan dengan Negara-negara minoritas Muslim. Lulusan prodi ini diharapkan mampu menguasai teori dan metodologi ilmu politik, baik yang berkembang di Barat maupun yang berasal dari khazanah Islam.

3) Program Studi Sosiologi

Secara umum, Program Studi ini bertujuan untuk ikut serta mengembangkan ilmu-ilimu sosial yang terpadu dengan ilmu-ilmu agama dalam suatu disiplin ilmu sosiologi agama. Secara khusus, Program Studi ini ditujukan untuk menghasilkan sarjana Muslim yang yang memiliki keahlian dalam bidang ilmu-ilmu sosial keagamaan, khususnya bidang penelitian fenomena sosial keagamaan dan mampu memecahkan persoalan-persoalan yang ditimbulkan.

C.Profil Mahasiswa FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Berdasarkan data pada tahun 2011-2014 jumlah mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1: Jumlah Mahasiswa FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam 4 Tahun Terakhir

No Angkatan Jumlah

1 2011 277


(42)

28

3 2013 244

4 2014 206

Total 954

Tabel tersebut menunjukkan bahwa jumlah mahasiswa FISIP dari 3 program studi yaitu Sosiologi, Ilmu Politik, dan Hubungan Internasional pada tahun 2011 berjumlah 277 mahasiswa, pada tahun 2012 berjumlah 227 mahasiswa, tahun 2013 berjumlah 244 mahasiswa, dan tahun 2014 berjumlah 206 mahasiswa. Selama kurun waktu antara tahun 2011-2014 terjadi fluktuasi jumlah mahasiswa tiap tahunnya. Jumlah mahasiwa pada tahun 2012-2014 menunjukkan penurunan dari tahun sebelumnya yakni tahun 2011, meski pada tahun 2013 mengalami peningkatan namun jumlahnya tidak signifikan. Hal itu dikarenakan program studi Hubungan Internasional yang kelas internasional tidak membuka kelas baru.

Tabel 2.2: Jumlah Mahasiswa/i FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Berdasarkan Angkatan dan Program Studi

No Angkatan Program Studi Jumlah

1 2011 Hubungan Internasional 118

Ilmu Politik 106

Sosiologi 53

2 2012 Hubungan Internasional 101

Ilmu Politik 67

Sosiologi 59

3 2013 Hubungan Internasional 95


(43)

29

Sosiologi 74

4 2014 Hubungan Internasional 96

Ilmu Politik 51

Sosiologi 59

Total 954

Tabel di atas adalah jumlah mahasiswa berdasarkan jurusan dari tahun 2011-2014 yang menunjukkan bahwa Program Studi Sosiologi pada tiap tahunnya mengalami peningkatan jumlah mahasiswa, namun pada tahun 2014 mengalami penurunan jumlah mahasiswa. Sedangkan Program Studi Ilmu Politik mengalami fluktuasi jumlah mahasiswa pada tiap tahunnya, pada tahun 2012 mengalami penurunan yang cukup signifikan dari tahun sebelumnya, meski pada tahun berikutnya mengalami peningkatan namun pada tahun 2014 kembali mengalami penurunan jumlah mahasiswa. Begitu halnya dengan Program Studi Hubungan Internasional, pada kurun waktu antara tahun 2012-2013 mengalami penurunan jumlah mahasiswa, baru pada tahun berikutmya yakni tahun 2014 mengalami peningkatan jumlah mahasiswa. Hal itu dikarenakan program studi Hubungan Internasional yang kelas internasional tidak membuka kelas baru.

Tabel 2.3: Data Mahasiswa FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah

1 Laki-laki 497

2 Perempuan 457


(44)

30

Tabel di atas menunjukkan bahwa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) angkatan 2011-2014 didominasi oleh mahasiswa berjenis kelamin laki-laki, yakni sebanyak 497 orang. Sedangkan mahasiswa berjenis kelamin perempuan sebanyak 369 orang. Namun, dalam penelitian ini tidak semua mahasiswa FISIP menjadi subjek penelitian, hanya mahasiswa yang berjenis kelamin perempuan. Dengan kata lain, yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswi FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yakni sebanyak 457 orang.

D. Tren Jilbab di Kalangan Mahasiswi FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Perilaku konsumtif cenderung paling banyak dialami oleh para remaja. Menurut Kanopka, ada tiga kelompok usia dalam remaja, yaitu: early adolescence (remaja awal) dengan usia berkisar antara 12 sampai 15 tahun, middle adolescence (remaja madya) dengan usia berkisar 15 sampai 18 tahun, dan late adolescence (remaja akhir) yaitu 19 sampai 22 tahun (Nurihsan, 2009:9). Sedangkan menurut Herdiyani (2004), remaja putri adalah sosok yang ingin tampil cantik dan menarik. Dengan demikian, mahasiswi dapat dimasukkan dalam kategori remaja middle and late adolescence (18 sampai 23 tahun) yang cenderung bersifat transisi untuk tampil lebih cantik dan menarik. Hal ini terlihat dari cara mereka dalam berdandan, bergaul, atau gaya hidup yang mereka terapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Berbicara mengenai remaja, maka akan berbicara mengenai budaya mereka. Tentunya tentang gaya hidup (life style) mereka, seperti; pergaulan, musik, fashion, dan bahasa. Jika membicarakan gaya hidup, khususnya remaja sebagai masyarakat konsumen menjadi komoditas industri gaya hidup. Kemudian membicarakan pergaulan yang menyangkut fashion atau penampilan. Fashion menjadi daya tarik tersendiri bagi remaja khususnya perempuan, karena fashion menjadi bagian penting bagi penampilan remaja. Bagi perempuan, fashion mempunyai banyak fungsinya, diantaranya; sebagai daya tarik, nilai ekonomi, nilai sosial dan status. Pengetahuan teknologi dan informasi yang lebih modern, pencitraan


(45)

31

pergaulan yang lebih luas mempengaruhi tingkat kehidupan yang dianggap modern, gaul dan keren oleh mahasiswa.

Gaya hidup konsumtif meliputi seluruh kelompok masyarakat termasuk mahasiswa. Dalam penelitian ini, manifestasi dari perilaku konsumtif adalah dalam hal pengenaan jilbab. Saat ini mahasiswa telah berubah dalam hal berpakaian, pergaulan, pemakaian uang dan kebutuhan lain yang menjadi berlebihan, tidak sesuai kebutuhan. Di lingkungan FISIP semakin variatifnya cara mahasiswi dalam berjilbab. Jibab yang dikenakan tidak hanya sekedar berjilbab menutup aurat saja melainkan beragam bentuk dan modelnya tergantung selera pemakainya. Banyaknya model jilbab yang bermunculan seperti paris dan pashmina. Selain itu, munculnya berbagai istilah tentang cara berjilbab seperti jilbab gaul, jilbab modis,

dan juga jilbab syar’i membuktikan bahwa jilbab yang bervariasi kini telah digemari oleh


(46)

32

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

Pada bab ini, peneliti akanmenyampaikan temuan dari hasil penelitian yang diolah menggunakan teknik statistik. Adapun yang disajikan dalam bab ini adalah analisis deskriptif, serta analisis hubungan antara variabel relijiusitas dengan perilaku konsumen dengan menggunakan uji Crosstabs dan Spearman’s berdasarkan data-data yang telah diperoleh dari lapangan.

1. Analisis Deskriptif

Seperti yang telah disebutkan pada bagian sebelumnya bahwa populasi dalam penelitian ini yakni seluruh mahasiswi FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2011-2014 yang berjumlah 457 mahasiswi. Sedangkan jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 213 mahasiswi FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Komposisi sampel tersebut terdiri dari 4 program studi yang berada di FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yaitu program studi Hubungan Internasional (Internasional) dengan jumlah responden sebanyak 2.3%, Hubungan Internasional (Reguler) sebanyak 48.8%, Sosiologi sebanyak 29.6%, dan Ilmu Politik sebanyak 19.2%. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada diagram berikut.


(47)

33

A. Relijiusitas Mahasiswi FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Merujuk pada konsepsi relijiusitasmenurut Glock dan Stark(dalam Nur Alfi Inayah, 2010: 13), relijiusitas dapat diketahui dari beberapa dimensi, yakni; ritual, ideologis, intelektual, pengalaman, dan konsekuensial. Alasan digunakannya kelima dimensi tersebut karena cukup relevan dan mewakili keterlibatan keagamaan pada setiap orang. Kelima dimensi tersebut merupakan satu kesatuan yang saling terkait satu sama lain dalam memahami relijiusitas yang mencakup unsur ilmu (pengetahuan), aqidah (keyakian), spiritual (praktek keagamaan), ihsan (pengalaman), dan amal (pengamalan).

Kemudian dimensi-dimensi tersebut dijabarkan menjadi beberapa indikator yang diwujudkanberupa pertanyaan maupun pernyataan. Kemudian masing-masing jawaban dari setiap pertanyaan maupun pernyataandiberi skor seperti berikut; nilai SS (Sangat Setuju) diberi skor 4, S (Setuju) diberi skor 3, TS (Tidak Setuju) diberi skor 2, dan STS (Sangat Tidak Setuju) diberi skor 1.

Begitu pula pada pertanyaan maupun pernyataan yang terkait dengan intensitas, dengan pilihan jawaban; SS (Sangat Sering) diberi skor 4, S (Sering) diberi skor 3, KK (Kadang-kadang) diberi skor 2, dan TP (Tidak Pernah) diberi skor 1. Deskripsi dari

masing-Frequency, HI Internasional, 5

Frequency, HI Reguler, 104

Frequency, Ilmu Politik, 41

Frequency, Sosiologi, 63

Percent, HI Internasional, 2.3

Percent, HI Reguler, 48.8

Percent, Ilmu Politik, 19.2

Percent, Sosiologi, 29.6 Frequency


(48)

34

masing dimensi pada variabel relijiusitas berdasarkan hasil penyebaran kuesioner tersebut hasilnya dijelaskan sebagaimana di bawah ini.

1. Dimensi Intelektual

Dimensi iintelektual (religious knowledge) adalah dimensi yag menyangkut tingkat pengetahuan dan pemahaman seseorang mengenai ajaran agamanya (Djamaludin Ancok, 2004: 59). Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui kondisi relijiusitas dari dimensi intelektual dapat dilihat pada tabel dan grafik berikut.

Tabel 3.1: Relijiusitas Responden Berdasarkan Dimensi Intelektual

No Indikator

Frekuensi

SS S TS STS

1 Setiap muslim wajib mengetahui

dan menjalankan rukun Islam 187 26 - -

2

Nabi Muhammad SAW adalah Nabi yang wajib diimani oleh setiap muslim

189 24 - -

3 Manusia diciptakan untuk menjadi

khalifah di muka bumi 135 74 4 -

4

Al-qur’an adalah kitab suci agama Islam yang sekaligus merupakan mukjizat Nabi Muhammad SAW


(49)

35

Grafik 3.2: Relijiusitas Responden Berdasarkan Dimensi Intelektual

Berdasarkan data dari tabel di atas,pada indikator pertama yang berisi pernyataan setiap musim wajib mengetahui dan menjalankan rukun Islam menunjukkan bahwa mayoritas responden menjawab sangat setuju yaitu sebanyak187responden atau sekitar87.8% responden, kemudian sebanyak 26 responden atau sekitar 12.2% responden menyatakan setuju, dan tidak ada satupun responden yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

Begitu pula pada indikator berikutnya, yakni pernyataan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah Nabi yang wajib diimani oleh setiap muslim, mayoritas responden menyatakan sangat setuju yaitu sebanyak 189 responden atau sekitar 88.7%, adapun sebanyak 24 responden atau sekitar 11.3% menyatakan setuju, dan tidak satupun responden yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setujudengan pernyataan tersebut.

Demikian juga pada indikator ketiga, mayoritas responden atau sebanyak 135 responden (63.4%) mengungkapkan sangat setuju bahwa manusia diciptakan untuk menjadi

Setiap muslim wajib mengetahui dan menjalankan rukun Islam

Nabi Muhammad SAW adalah Nabi yang wajib diimani oleh setiap muslim

Manusia diciptakan untuk menjadi pemimpin di muka bumi

Al- u ’a adalah kita su i aga a Isla ya g sekaligus merupakan mukjizat Nabi Muhammad SAW

87.80% 88.70% 63.40%

84%

12.20% 11.30%

34.70% 16%

0% 0%

1.90% 0.90%

0% 0% 0% 0%


(50)

36

peimpin di muka bumi, 74 responden atau sekitar 34.7% respondenmenyatakan setuju, 4 responden atau sekitar 1.9%responden menyatakan tidak setuju, dan tidak ada satupun responden yang menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

Tidak ubahya pada indikator terakhir, mayoritas responden atau sebanyak 179 responden (84%)juga mengungkapkan sangat setuju bahwa Al-qur’an adalah kitab suci agama Islam yang sekaligus merupakan mukjizat Nabi Muhammad SAW, 32 responden atau sekitar 16% responden menyatakan setuju, 2 responden atau sekitar 0.9% responden menyatakan tidak setuju, dan tidak ada satupun yang menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

2. Dimensi Ritualistik

Dimensi ritualistik (religious practice) adalah dimensi yang mencakup perilaku pemujaan, ketaatan, dan hal-hal yang dilakukan seseorang untuk menujukkan komitmen terhadap agama yang dianutnya (Djamaludin Ancok, 2004: 59). Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui kondisi relijiusitas dari dimensi ritualistik adalah seperti berikut.

Tabel 3.2: Deskripsi Relijiusitas Responden Berdasarkan Dimensi Ritualistik

No Indikator

Frekuensi

SS S TS STS

1 Membayar zakat merupakan salah

satu kewajiban seorang muslim 174 39 - -

2 Berpuasa di bulan Ramadhan

hukumnya wajib bagi setiap muslim 170 43 - -

No Indikator

Frekuensi


(51)

37

1 Menjalankan shalat fardlu tepat

waktu 29 138 46 -

Grafik 3.3: Relijiusitas Responden Berdasarkan Dimensi Ritualistik

Berdasarkan tabel di atas, pada indikator pertama yang berisi pernyataan membayar zakat merupakan salah satu kewajiban seorang muslim menunjukkan bahwamayoritas responden atau sebanyak 174 responden (81.7%) menyatakan sangat setuju, adapun 39 responden atau sekitar 18.3% yang menyatakan setuju, namun tidak ada satupun responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.

Begitu halnya pada indikator kedua, mayoritas responden atau sebanyak 170 responden (79.8%) mengungkapkan sangat setuju bahwa berpuasa di bulan Ramadhan hukumnya wajib bagi setiap muslim, sementara 43 responden atau sekitar 20.2% mengungkapkan setuju, sedangkan yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju tidak ada.

Berbeda halnya pada indikator terakhir yang berisi pernyataan terkait intenitas, mayoritas responden atau sebanyak 138 responden (64.8%) mengaku sering menjalankan sangat setuju, Membayar zakat merupakan salah satu kewajiban seorang muslim, 81.7% sangat setuju, Berpuasa di bulan

Ramadhan hukumnya wajib bagi setiap muslim, 79.8% sangat setuju,

Menjalankan shalat lima waktu tepat

waktu, 13.6%

setuju, Membayar zakat merupakan salah satu kewajiban

seorang muslim, 18.3% setuju, Berpuasa di

bulan Ramadhan hukumnya wajib bagi setiap muslim, 20.2%

setuju, Menjalankan shalat lima waktu tepat waktu, 64.8% tidak setuju,

Menjalankan shalat lima waktu tepat

waktu, 21.6%

tidakpernah kadang-kadang sering sangat sering


(52)

38

shalat lima waktu tepat waktu, sedangkan 46 responden atau sekitar 21.6% mengaku kadan-kadang, 29 responden atau sekitar 13.6% mengaku sangat sering, dan tidak satupun responden yang mengaku tidak pernah menjalankan shalat lima waktu tepat waktu.

3. Dimensi Eksperensial

Dimensi eksperensial (religious experience) adalah dimensi yang berkaitan dengan pengalaman keagamaan, perasaan-perasaan, persepsi-persepsi, dan sensasi-sensasi yang dialami seseorang (Djamaludin Ancok, 2004: 59). Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui kondisi relijiusitas dari dimensi eksperensial adalah seperti berikut.

Tabel 3.3: Relijiusitas Responden Berdasarkan Dimensi Eksperensial

No Indikator

Frekuensi dan Prosentase

SS S TS STS

1

Segala sesuatu tidak akan berjalan dengan mulus tanpa kehendak Allah

133 75 2 3

2 Segala sesuatu di dunia ini sudah

digariskan oleh Allah 119 90 2 2

3 Segala sesuatu dalam kehidupan


(53)

39

Grafik 3.4: Relijiusitas Responden Berdasarkan Dimensi Eksperensial

Tabel di atas menunjukkan mayoritas responden atau sebanyak 133 responden (62.4%) menyatakan sangat setuju bahwa segala sesuatu tidak akan berjalan dengan mulus tanpa kehendak Allah, 75 responden atau sekitar 35.2% menyatakan setuju, 2 responden atau sekitar 0.9% menyatakan tidak setuju, dan 3 responden atau sekitar 1.4% menyatakan sangat tidak setuju.

Sementara pada indikator berikutnya yang berisi pernyataan bahwa segala sesuatu di dunia ini sudah digariskan oleh Allah, mayoritas responden atau sebanyak 119 responden (55.9%) menyatakan sangat setuju, 90 responden atau sekitar 42.3% menyatakan setuju, 2 responden atau sekitar 0.9% menyatakan tidak setuju, dansisanya sedikitnya 2 responden atau sekitar 0.9% menyatakan sangat tidak setuju.

Demikian juga pada indikator terakhir yang berisi pernyataan bahwa segala sesuatu dalam kehidupan ini sudah ada yang mengaturnya, mayoritas responden atau sebanyak 131 responden (61.5%) menyatakan sangat setuju, 76 responden atau sekitar 35.7% menyatakan setuju, 4 respoden atau sekitar 1.9% menyatakan tidak setuju, dan sedikitnya 2 responden atau sekitar 0.9% menyatakan sangat tidak setuju.

Segala sesuatu tidak akan berjalan dengan mulus tanpa kehendak Allah

Segala sesuatu di dunia ini sudah digariskan oleh Allah

Segala sesuatu dalam kehidupan ini sudah ada yang mengaturnya

62.40% 55.90%

61.50%

35.20% 42.30% 35.70%

0.90% 0.90% 1.90%

1.40% 0.90% 0.90%


(54)

40

4. Dimensi Ideologis

Dimensi idelogis (religious belief) adalah dimensi yang menyangkut tingkat keyakinan seseorang mengenai kebenaran agamanya, terutama terhadap ajaran-ajaran yang fundamental atau dogmatik (Djamaludin Ancok, 2004: 60). Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui kondisi relijiusitas dari dimensi ideologis adalah seperti berikut.

Tabel 3.4: Relijiusitas Responden Berdasarkan Dimensi Ideologis

No Indikator

Frekuensi dan Prosentase

SS S TS STS

1

Setiap orang Islam wajib hukumnya percaya dan menjalankan rukun iman

153 60 - -

2 Manusia terlahir di dunia ini atas

kehendak Allah SWT 142 69 - 2

3 Manusia diciptakan di dunia untuk

beribadah kepada Allah SWT 153 56 1 2

4

Menyerahkan segala hasil kepada Allah SWT setelah berusaha dengan maksimal

137 74 - 2

Grafik 3.5: Relijiusitas Responden Berdasarkan Dimensi Ideologis

Setiap orang Islam wajib hukumnya percaya dan menjalankan rukun iman

Manusia terlahir di dunia ini atas kehendak Allah SWT

Manusia diciptakan di dunia untuk beribadah kepada Allah SWT

Menyerahkan segala hasil kepada Allah SWT setelah berusaha dengan maksimal

71.80% 66.70% 71.80% 64.30% 28.20% 32.40% 26.30% 34.70% 0% 0% 0.50% 0% 0% 0.90% 0.90% 0.90%


(55)

41

Indikator pertama pada tabel tersebut menunjukkan mayoritas responden atau sebanyak 153 responden (71.8%) menyatakan sangat setuju bahwa setiap orang Islam wajib hukumnya percaya dan menjalankan rukun iman, 60 responden atau sekitar 28.2% responden menyatakan setuju, dan tidak satupun responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.

Pada indikator kedua, mayoritas responden atau sebanyak 142 responden (66.7%)menyatakan sangat setuju bahwa manusia terlahir di dunia ini atas kehendak Allah SWT, 69 responden atau sekitar 32.4% responden menyatakan setuju, 2 responden atau sekitar 0.9% menyatakan sangat tidak setuju, dan tidak satupun responden yang menyatakan tidak setuju.

Sementara pada indikator ketiga, mayoritas responden atau sebanyak 153responden (71.8%) menyatakan sangat setuju bahwamanusia diciptakan di dunia untuk beribadah kepada Allah SWT, 56 responden atau sekitar 26.3% menyatakan setuju, 2 responden atau sekitar 0.9% menyatakan sangat tidak setuju, dan sisanya sedikitnya 1 responden menyatakan tidak setuju.

Sedangkan pada indikator keempat, mayoritas responden atau sebanyak 137 responden (64.3%) menyatakan sangat setuju bahwamenyerahkan segala hasil kepada Allah SWT setelah berusaha dengan maksimal, 74 responden atau sekitar 34.7% responden menyatakan setuju, 2 responden atau sekitar 0.9% menyatakan sangat tidak setuju, dan tidak ada satupun responden yang menyatakan tidak setuju.

5. Dimensi Konsekuensial

Dimensi konsekuensial (religious effect) adalah dimensi yang menyangkut seberapa kuat ajaran-ajaran dan nilai-niai agama seseorang memotivasi dan menjadi sumber inspirasi atas perilaku-perilaku duniawinya (Djamaludin Ancok, 2004: 60). Pertanyaan-pertanyaan


(1)

xxvi

Uji Spearman Perdimensi

Total Dimensi Ideologis * Total Dimensi Pengenalan Masalah Correlations Total_di Total_dpm Spearman's rho Total_di Correlation Coefficient 1.000 .176(*)

Sig. (2-tailed) . .010 213 213 Total_dpm Correlation Coefficient .176(*) 1.000

Sig. (2-tailed) .010 .

N 213 213

Total Dimensi Ideologis * Total Dimensi Pencarian Informasi Correlations Total_di Total_dpi Spearman's rho Total_di Correlation Coefficient 1.000 .009

Sig. (2-tailed) . .899

N 213 213

Total_dpi Correlation Coefficient .009 1.000 Sig. (2-tailed) .899 .

N 213 213

Total Dimensi Ideologis * Total Dimensi Evaluasi Alternatif Correlations Total_di Total_dea Spearman's rho Total_di Correlation Coefficient 1.000 .084

Sig. (2-tailed) . .220

N 213 213

Total_dea Correlation Coefficient .084 1.000 Sig. (2-tailed) .220 .

N 213 213

Total Dimensi Ideologis * Total Dimensi Keputusan Membeli Correlations Total_di Total_dkm Spearman's rho Total_di Correlation Coefficient 1.000 .064

Sig. (2-tailed) . .350

N 213 213

Total_dkm Correlation Coefficient .064 1.000 Sig. (2-tailed) .350 .

N 213 213

Total Dimensi Ideologis * Total Dimensi Tingkah Laku Pasca Membeli Correlations

Total_di

Total_dtlp m Spearman's rho Total_di Correlation Coefficient 1.000 .136(*)

Sig. (2-tailed) . .047

N 213 213

Total_dtlpm Correlation Coefficient .136(*) 1.000 Sig. (2-tailed) .047 .


(2)

xxvii

N 213 213

Total Dimensi Ritualistik * Total Dimensi Pengenalan Masalah Correlations Total_dr Total_dpm Spearman's rho Total_dr Correlation Coefficient 1.000 .133

Sig. (2-tailed) . .052

N 213 213

Total_dpm Correlation Coefficient .133 1.000 Sig. (2-tailed) .052 .

N 213 213

Total Dimensi Ritualistik * Total Dimensi Pencarian Informasi Correlations Total_dr Total_dpi Spearman's rho Total_dr Correlation Coefficient 1.000 -.155(*)

Sig. (2-tailed) . .024

N 213 213

Total_dpi Correlation Coefficient -.155(*) 1.000 Sig. (2-tailed) .024 .

N 213 213

Total Dimensi Ritualistik * Total Dimensi Evaluasi Alternatif Correlations Total_dr Total_dea Spearman's rho Total_dr Correlation Coefficient 1.000 .081

Sig. (2-tailed) . .242

N 213 213

Total_dea Correlation Coefficient .081 1.000 Sig. (2-tailed) .242 .

N 213 213

Total Dimensi Ritualistik * Total Dimensi Keputusan Membeli Correlations Total_dr Total_dkm Spearman's rho Total_dr Correlation Coefficient 1.000 -.076

Sig. (2-tailed) . .266

N 213 213

Total_dkm Correlation Coefficient -.076 1.000 Sig. (2-tailed) .266 .

N 213 213

Total Dimensi Ritualistik * Total Dimensi Tingkah Laku Pasca Membeli Correlations Total_d

r Total_dtlpm Spearman's rho Total_dr Correlation Coefficient 1.000 .042

Sig. (2-tailed) . .546

N 213 213

Total_dtlpm Correlation Coefficient .042 1.000 Sig. (2-tailed) .546 .


(3)

xxviii

N 213 213

Total Dimensi Eksperensial * Total Dimensi Pengenalan Masalah Correlations Total_de Total_dpm Spearman's rho Total_de Correlation Coefficient 1.000 .189(**)

Sig. (2-tailed) . .006

N 213 213

Total_dpm Correlation Coefficient .189(**) 1.000 Sig. (2-tailed) .006 .

N 213 213

Total Dimensi Eksperensial * Total Dimensi Pencarian Informasi Correlations Total_de Total_dpi Spearman's rho Total_de Correlation Coefficient 1.000 -.041

Sig. (2-tailed) . .556

N 213 213

Total_dpi Correlation Coefficient -.041 1.000 Sig. (2-tailed) .556 .

N 213 213

Total Dimensi Eksperensial * Total Dimensi Evaluasi Alternatif Correlations Total_de Total_dea Spearman's rho Total_de Correlation Coefficient 1.000 .126

Sig. (2-tailed) . .066

N 213 213

Total_dea Correlation Coefficient .126 1.000 Sig. (2-tailed) .066 .

N 213 213

Total Dimensi Eksperensial * Total Dimensi Keputusan Membeli Correlations Total_de Total_dkm Spearman's rho Total_de Correlation Coefficient 1.000 .034

Sig. (2-tailed) . .621

N 213 213

Total_dkm Correlation Coefficient .034 1.000 Sig. (2-tailed) .621 .

N 213 213

Total Dimensi Eksperensial * Total Dimensi Tingkah Laku Pasca Membeli Correlations Total_de Total_dtlpm Spearman's rho Total_de Correlation Coefficient 1.000 .216(**)

Sig. (2-tailed) . .002

N 213 213


(4)

xxix

Sig. (2-tailed) .002 .

N 213 213

Total Dimensi Ideologis * Total Dimensi Pengenalan Masalah Correlations Total_did Total_dpm Spearman's rho Total_did Correlation Coefficient 1.000 .107

Sig. (2-tailed) . .119

N 213 213

Total_dpm Correlation Coefficient .107 1.000 Sig. (2-tailed) .119 .

N 213 213

Total Dimensi Ideologis * Total Dimensi Pencarian Informasi Correlations Total_did Total_dpi Spearman's rho Total_did Correlation Coefficient 1.000 -.289(**)

Sig. (2-tailed) . .000

N 213 213

Total_dpi Correlation Coefficient -.289(**) 1.000 Sig. (2-tailed) .000 .

N 213 213

Total Dimensi Ideologis * Total Dimensi Evaluasi Alternatif Correlations Total_did Total_dea Spearman's rho Total_did Correlation Coefficient 1.000 -.098

Sig. (2-tailed) . .153

N 213 213

Total_dea Correlation Coefficient -.098 1.000 Sig. (2-tailed) .153 .

N 213 213

Total Dimensi Ideologis * Total Dimensi Keputusan Membeli Correlations Total_did Total_dkm Spearman's rho Total_did Correlation Coefficient 1.000 -.079

Sig. (2-tailed) . .253

N 213 213

Total_dkm Correlation Coefficient -.079 1.000 Sig. (2-tailed) .253 .

N 213 213

Total Dimensi Ideologis * Total Dimensi Tingkah Laku Pasca Membeli Correlations Total_did Total_dtlpm Spearman's rho Total_did Correlation Coefficient 1.000 -.110

Sig. (2-tailed) . .109

N 213 213


(5)

xxx

Sig. (2-tailed) .109 .

N 213 213

Total Dimensi Konsekuensial * Total Dimensi Pengenalan Masalah Correlations Total_dk Total_dpm Spearman's rho Total_dk Correlation Coefficient 1.000 .427(**)

Sig. (2-tailed) . .000

N 213 213

Total_dpm Correlation Coefficient .427(**) 1.000 Sig. (2-tailed) .000 .

N 213 213

Total Dimensi Konsekuensial * Total Dimensi Pencarian Informasi Correlations Total_dk Total_dpi Spearman's rho Total_dk Correlation Coefficient 1.000 .168(*)

Sig. (2-tailed) . .014

N 213 213

Total_dpi Correlation Coefficient .168(*) 1.000 Sig. (2-tailed) .014 .

N 213 213

Total Dimensi Konsekuensial * Total Dimensi Evaluasi Alternatif Correlations Total_dk Total_dea Spearman's rho Total_dk Correlation Coefficient 1.000 .130

Sig. (2-tailed) . .058

N 213 213

Total_dea Correlation Coefficient .130 1.000 Sig. (2-tailed) .058 .

N 213 213

Total Dimensi Konsekuensial * Total Dimensi Keputusan Membeli Correlations Total_dk Total_dkm Spearman's rho Total_dk Correlation Coefficient 1.000 .059

Sig. (2-tailed) . .392

N 213 213

Total_dkm Correlation Coefficient .059 1.000 Sig. (2-tailed) .392 .

N 213 213

Total Dimensi Konsekuensial * Total Dimensi Tingkah Laku Pasca Membeli Correlations Total_dk Total_dtlpm Spearman's rho Total_dk Correlation Coefficient 1.000 .324(**)

Sig. (2-tailed) . .000

N 213 213

Total_dtlpm Correlation Coefficient .324(**) 1.000 Sig. (2-tailed) .000 .


(6)

xxxi