92
sesuatu yang diinternalisasi dalam kehidupan sosial seperti nilai, norma, adat-kebiasaan, dan tata-kelakuan Damsar, 2009:139
Jika merujuk pada konsepsi tersebut over-socialized, dapat dikatakan bahwa tindakan atau perilaku mahasiswi FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam mengenakan
jilbab, bukan hanya karena adanya aturan dari kampus, namun juga sebuah manifestasi dari internalisasi nilai-nilai dalam ajaran agamanya. Hal ini didukung oleh temuan yang
menunjukkan bahwa banyaknya mahasiswi yang menggunakan jilbab dalam kegiatan sehari- hari, yakni sebanyak 163 atau sebesar 76 responden.
Pasalnya, agama merupakan sistem sosial yang terlembaga dalam setiap masyarakat. Secara mendasar agama menjadi norma yang mengikat dalam keseharian dan menjadi
pedoman. Ajaran-ajaran agama yang telah dipahami dapat menjadi pendorong kehidupan individu sebagai acuan dalam berinteraksi kepada Tuhan, sesama manusia maupun alam
sekitarnya. Ajaran itu bisa diterapkan dalam mendorong perilaku ekonomi, sosial, dan budaya Nasir, 1999:45. Namun demikian, meski agama mempengaruhi perilaku ekonomi
seseorang, bukan berarti agama hanya satu-satunya faktor yang mempengaruhi perilaku ekonomi, dalam arti agama bukan satu-satunya penentu perilaku ekonomi, tetapi agama
hanya sebagai salah satu variabel penentu.
93
BAB IV PENUTUP
Pada bab ini, peneliti akan menyajikan mengenai kesimpulan dari analisa data yang telah dilakukan dan saran baik bagi para pembaca ataupun penelitian selanjutnya.
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dikemukakan pada bagian sebelumnya, berikut adalah hasil temuan dan analisa peneliti mengenai hubungan relijiusitas dengan perilaku
konsumen mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah:
1. Tingkat relijiusitas mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah yang diukur dari beberapa dimensi tergolong
tinggi. Hal tersebut terlihat dari tingginya persentase pada tiap dimensinya, yakni; sebanyak 213 atau sebesar 100 responden yang relijiusitasnya termasuk
kategori tinggi berdasarkan dimensi intelektual, sebanyak 167 atau sebesar 78,40 responden responden yang relijiusitasnya termasuk kategori tinggi
berdasarkan dimensi ritualistik, sebanyak 208 atau sebesar 97,65 responden yang
relijiusitasnya termasuk
kategori tinggi
berdasarkan dimensi
eksperensial, sebanyak 213 atau sebesar 100 responden yang relijiusitasnya termasuk kategori tinggi berdasarkan dimensi ideologis, dan 152 atau 71,36
responden yang relijiusitasnya termasuk kategori tinggi berdasarkan dimensi konsekuensial.
2. Mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah tergolong cukup konsumtif dalam hal pembelian barang-
barang yang terkait dengan hal keagamaan, terutama dalam pembelian jilbab.
94
Hal itu terlihat dari banyaknya responden yang membeli jilbab karena termotivasi oleh agama, yakni sebanyak 188 atau sebesar 89.67 responden.
3. Terdapat hubungan antara relijiusitas dengan perilaku konsumen pada mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah karena nilai signifikansinya lebih kecil nilainya dari taraf signifikansi p = 0,05 yaitu 0,000.
B. Saran
Penelitian ini sebenarnya tidak ditujukan untuk mencari penyelesaian masalah terkait relijiusitas dan perilaku konsumen pada mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, melainkan hanya untuk mendiskripsikan dan mencari tahu hubungannya. Namun demikian, ada beberapa refleksi
dari peneliti, yang di antaranya; 1. Teman-teman mahasiswi sebaiknya bisa lebih bijaksana dalam pembelian suatu
barang produk dengan melalui pertimbangan yang matang. 2. Bagi penelitian selanjutnya sebaiknya tidak hanya meneliti soal hubungan
relijiusitas dengan perilaku konsumen saja, tetapi bisa juga menyertakan pengaruhnya