25
Indonesia Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
2.2.3. Pajak Hiburan Sebagai Komponen Pajak Daerah.
2.2.3.1.Pengertian Pajak Hiburan
Pajak hiburan adalah salah satu pajak Daerah Tingkat II yang dikenakan kepada semua lapisan penyelenggaraan hiburan. Definisi
hiburan itu sendiri adalah segala jenis pertunjukan, permainan dan atau keramaian dengan nama dan bentuk apapun, yang ditonton atau dinikmati
oleh setiap orang dengan dipungut bayaran, tidak termasuk penggunaan fasilitas untuk berolah raga, Anonim, 1999: 348. Yang dimaksud
pembayaran disini adalah jumlah uang yang dibayarkan sesuatu tanda yang akan dipergunakan untuk menonton, mengunjungi, atau menikmati
sesuatu atau tontonan dan hiburan yang diselenggarakan. Pengenaan pajak hiburan tidak mutlak ada pada seluruh daerah
kabupaten atau kota yang ada di Indonesia. Hal ini berkaitan dengan kewenangan yang diberikan kepada pemerintah kabupaten atau kota untuk
mengenakan atau tidak mengenakan suatu jenis pajak kabupaten kota. Mengingat kondisi kabupaten dan kota di Indonesia tidak sama, termasuk
dalam hal jenis hiburan, maka pemerintah daerah setempat harus mengeluarkan peraturan daerah tentang pajak hiburan yang akan menjadi
landasan hukum operasional dalam teknis pelaksanaan pengenaan dan
26
pemungutan pajak hiburan di daerah kabupaten atau kota setempat, Siahaan, 2005: 297.
Dari pengertian dia tas dan batasan mengenai hiburan atau tontonan, maka definisi pajak hiburan dapat diringkus sebagai berikut:
a. Pajak hiburan termasuk lapangan pajak daerah.
b. Pajak hiburan termasuk pajak tidak langsung yaitu pajak yang
dipungut tidak secara periodik dan pembayarannya dapat dilimpahkan kepada orang lain atau penanggung pajak.
c. Pajak hiburan adalah pajak yang dikenakan atas pertunjukan dan
keramaian yang pelaksanaannya dapat dipaksakan.
2.2.3.2.Dasar Hukum Pemungutan Pajak Hiburan
Dasar hukum pemungutan pajak hiburan pada suatu kabupaten atau kota adalah sebagai berikut:
a. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 yang merupakan perubahan
atas Undang-Undang nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
b. Peraturan Pemerintah Nomor 65 tahun 2001 tentang Pajak Daerah.
c. Peraturan Daerah Kabupaten Kota yang mengatur tentang pajak
Hiburan. d.
Keputusan Bupati Walikota yang mengatur tentang Pajak Hiburan sebagai aturan pelaksanaan peraturan daerah tentang Pajak Hiburan
pada Kabupaten Kota dimaksud, Siahaan, 2005: 299.
27
2.2.4. Krisis Moneter