Gambar kurva 4.2 menunjukkan bahwa nilai dari d yang dihasilkan adalah berada diantara dU 1,71 dengan 4-dU 2,29 atau berada pada daerah tidak ada
autokorelasi, hal ini berarti asumsi autokorelasi terpenuhi. Berdasarkan analisa asums klasik tersebut dapat disimpulkan bahwa data
penelitian ini tidak melanggar asumsi klasik normalitas, multikolinieritas, heteroskedastisitas dan autokorelasi. Sehingga model regresi yang didapatkan
adalah model regresi yang menghasilkan estimasi linier dan tidak bias yang baik.
4.3.3. Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda dengan Variabel Dummy
Analisis penelitian
ini menggunakan
model analisis regresi berganda variabel dummy yang berguna untuk mengetahui terdapat atau tidaknya pengaruh
diantara variabel bebas terhadap variabel terikat baik secara simulan maupun secara parsial. Berikut ini merupakan ringkasan hasil analisis regresi linier
berganda variabel dummy: Tabel 4.8 : Hasil analisis regresi linier berganda variabel dummy
No Variabel Bebas
Koefisien regresi Standar error
1. 2.
3. 4.
5. Konstanta
Tingkat inflasi X
1
Jumlah tempat hiburan X
2
Pendapatan perkapita X
3
Dummy 4.733E9
-9.467E8 -6.043E6
1.836E6 -1.456E10
4.283E9 9.243E8
5.993E6
413206.942 5.090E9
R
2
= 0,844 R = 0,919 Sumber : Lampiran
Berdasarkan tabel 4.8, maka persamaan regresi yang didapat adalah:
Y = 4.733E9 - 9.467E8 X
1
- 6.043E6 X
2
+ 1.836E6 X
3
- 1.456E10 D
Berdasarkan persamaan regresi di atas dapat diperoleh penjelasan sebagai berikut: a
= Konstanta = 4.733E9 Menunjukkan
besarnya nilai
dari penerimaan pajak hiburan Y. Apabila Variabel tingkat inflasi X
1
, jumlah tempat hiburan X
2
dan pendapatan perkapita X
3
adalah konstan, penerimaan pajak hiburan Y sebesar 4.733E9
b
1
= Koefisien regresi untuk X
1
= - 9.467E8 Artinya
jika tingkat
inflasi X
1
naik satu satuan, maka penerimaan pajak hiburan Y akan turun sebesar 9.467E8 dengan asumsi Variabel
Jumlah tempat hiburan X
2
dan pedapatan perkapita X
3
adalah konstan.
b
2
= Koefisien regresi untuk X
2
= - 6.043E6 Artinya jika jumlah tempat hiburan X
2
naik satu satuan, maka penerimaan pajak hiburan Y akan turun sebesar 6.043E6 dengan
asumsi tingkat inflasi X
1
dan pendapatan perkapita X
3
adalah konstan.
b
3
= Koefisien regresi untuk X
3
= 1.836E6 Artinya
jika pendapatan
perkapita X
3
naik satu satuan, maka penerimaan pajak hiburan Y akan naik sebesar 01.836E6 dengan
asumsi Variabel tingkat inflasi X
1
dan jumlah tempat hiburan X
2
adalah konstan.
Nilai R
2
sebesar 0,844 yang berarti bahwa tingkat inflasi X
1
, jumlah tempat hiburan X
2
dan pendapatan perkapita X
3
mampu menjelaskan variasi dari penerimaan pajak hiburan Y sebesar 84,4 dan sisanya sebesar 15,6
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dibahas pada penelitian ini. Nilai korelasi r sebesar 0,919 menunjukkan korelasi yang kuat antara
tingkat inflasi X
1
, jumlah tempat hiburan X
2
dan pendapatan perkapita X
3
dengan penerimaan pajak hiburan Y yaitu sebesar 91,9.
4.3.4. Uji Hipotesis 4.3.4.1. Uji Kesesuaian Model