Hubungan Jenis Kelamin dengan Kejadian Diabetes Melitus Tipe II

81 BAB V PEMBAHASAN

5.1. PEMBAHASAN

Analisis bivariat yang dilakukan pada 8 variabelmenunjukkan bahwa 3 dari 8 variabel yang diteliti berhubungan dengan kejadian diabetes mellitus. Faktor risiko yang terbuktiberpengaruh terhadap kejadian diabetes mellitus tipe IIpada masyarakat urban adalah konsumsi makanan siap saji, aktifitas fisik, dan stress. Sedangkan faktor risiko yang terbuktitidak berhubungan terhadap kejadian diabetes mellitus tipe IIpada masyarakat urban adalah konsumsi karbohidrat, konsumsi lemak, konsumsi buah dan sayur.Hasilanalisis multivariat menunjukkan bahwa faktor risiko yang terbuktiberhubungan terhadap kejadian diabetes mellitus tipe IIpada masyarakat urban adalah faktor risiko aktifitas fisik dan konsumsi makanan siap saji. Berikut ini adalah pembahasan dari masing-masing variabel yang diteliti dalam penelitian ini:

5.1.1. Hubungan Jenis Kelamin dengan Kejadian Diabetes Melitus Tipe II

pada Masyarakat Urban Hasil analisis bivariat menunjukan bahwa jenis kelamin bukan merupakan faktor risiko dari kejadian diabetes mellitus tipe II OR = 2.095, 95 CI = 0.626-7.009, p = 0.365. Sedangkan pada pengujian analisis multivariat, variabel jenis kelamin tidak dimasukan dalam analisis karena p value faktor risiko jenis kelamin lebih dari 0.25. Hasil analisis menunjukkan tidak adanya hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan kejadian diabetes mellitus tipe II. Berdasarkan analisis pada penelitian sebelumnya terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian DM Tipe 2.Prevalensi kejadian DM Tipe 2 pada wanita lebih tinggi daripada laki-laki. Wanita lebih berisiko mengidap diabetes karena secara fisik wanita memiliki peluang peningkatan indeks masa tubuh yang lebih besar. Sindroma siklus bulanan premenstrual syndrome, pasca-menopouse yang membuat distribusi lemak tubuh menjadi mudah terakumulasi akibat proses hormonal tersebut sehingga wanita berisiko menderita diabetes mellitus tipe 2 Irawan, 2010. Berbeda pada penelitian yang dilakukan oleh Cheema et al 2014 dimana adanya peningkatan prevalensi kejadian diabetes mellitus berhubungan dengan jenis kelamin laki-laki,berdasarkan hasil analisis review. Hal ini juga ditemukan berhubungan sangat erat dengan penambahan usia dan hidup di lingkungan urban. Pada penelitian di lapangan, diperoleh data bahwa jumlah responden kelompok kasus dengan jenis kelamin perempuan ditemukan lebih banyak dibandingkan responden laki-laki, yaitu sebesar 52.2. Penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa responden penderita diabetes mellitus tipe II ditemukan lebih banyak pada perempuan yaitu sebesar 63. Hal ini kemungkinan berkaitan dengan risiko berat badan lebih dan obesitas lebih tinggi pada perempuan dibandingkan laki-laki Fitri RI, 2012. Meskipun begitu, berdasarkan hasil analisis tidak ditemukan adanya hubungan antara jenis kelamin perempuan dengan kejadian diabetes mellitus tipe II pada masyarakat urban.

5.1.2. Hubungan Genetik dengan Kejadian Diabetes Melitus Tipe II pada