5.1.3. Hubungan Konsumsi Karbohidrat dengan Kejadian Diabetes
Melitus Tipe II pada Masyarakat Urban
Berdasarkan pengujian hubungan antara konsumsi karbohidrat dengan kejadian diabetes mellitus pada masyarakat urban dengan menggunakan uji Chi
Square diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.15 Hubungan konsumsi karbohidrat dengan kejadian diabetes mellitus
pada masyarakat urban
Konsumsi karbohidrat Status Diabetes Melitus
Jumlah P-
value OR
95 CI
Kasus Kontrol
n n
n
60 kebutuhan total 14
60.9 6
26.1 20 43.5
0.037 4.407
1.260- 15.414
≤60 kebutuhan total 9
39.1 17 73.9
26 56.5 Jumlah
23 100,0
23 100,0 46 100,0
Berdasarkan tabel 4.15, diketahui bahwa dari 23 responden kasus, sebanyak 14 orang 60.9 mempunyai konsumsi karbohidrat 60 kebutuhan
total dan 9 orang 39.1 mempunyai konsumsi karbohidrat ≤60 kebutuhan total. Dari 23 responden kontrol, sebanyak 6 orang 26.1 mempunyai konsumsi
karbohidrat harian 60 kebutuhan total dan 17 orang 73.9 mempunyai konsumsi karbohidrat ≤60 kebutuhan total.
Hasil uji hubungan chi square, diperoleh p value 0.037. Nilai p value tersebut, lebih kecil dari 0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, berarti ada
hubungan antara konsumsi karbohidrat 60 kebutuhan total dengan kejadian diabetes mellitus pada masyarakat urban. Dari hasil analisis dapat diartikan bahwa
konsumsi karbohidrat 60 kebutuhan total merupakan faktor risiko kejadian diabetes mellitus tipe II. Hasil analisis menggunakan SPSS untuk mengetahui
besarnya risiko diperoleh nilai OR =4.407, dapat diartikan bahwa responden dengan konsumsi karbohidrat yang lebih dari60 kebutuhan total 4.407 kali lipat
lebih berisiko untuk terkena diabetes mellitus tipe II dibandingkan dengan responden yang tidak.
5.1.4. Hubungan Konsumsi Lemak dengan Kejadian Diabetes Melitus
Tipe II pada Masyarakat Urban
Berdasarkan pengujian hubungan antara konsumsi lemak dengan kejadian diabetes mellitus pada masyarakat urban dengan menggunakan uji Chi Square
diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.16 Hubungan konsumsi lemak dengan kejadian diabetes mellitus pada
masyarakat urban
Konsumsi Lemak Status Diabetes Melitus
Jumlah P-
value 95
CI Kasus
Kontrol n
n n
25 dari kebutuhan total 14
60.9 7
30.4 21
45.7 0.076
0.049- 12.052
≤25 dari kebutuhan total 9 39.1
16 69.6
25 54.3
Jumlah 23
100,0 23
100,0 46
100,0
Berdasarkan tabel 4.16, diketahui bahwa dari 23 responden kasus, sebanyak 14 orang 60.9 mempunyai konsumsi lemak harian 25 dari
kebutuhan total dan 9 orang 39.1 mempunyai konsumsi lemak harian ≤25
dari kebutuhan total. Dari 23 responden kontrol, sebanyak 7 orang 30.4 mempunyai konsumsi lemak harian 25 dari kebutuhan total dan 16 orang
69.6 mempunyai konsumsi lemak harian ≤25 dari kebutuhan total.
Hasil uji hubungan chi square, diperoleh p value 0.076. Nilai p value tersebut, lebih besar dari 0,05 0,076 0,05, sehingga Ha ditolak dan Ho
diterima, berarti tidak ada hubungan antara konsumsi lemak harian yang lebih dari 25 kebutuhan total dengan kejadian diabetes mellitus pada masyarakat
urban. Dari hasil analisis dapat diartikan bahwa konsumsi lemak harian yang lebih
dari25 kebutuhan total bukan merupakan faktor risiko kejadian diabetes mellitus tipe II.
5.1.5. Hubungan Konsumsi Makanan Siap Saji dengan Kejadian Diabetes