dewasa. Sejalan dengan penelitian oleh Siswanto 2009 dimana sebaran responden yang menderita diabetes tipe II yang mengkonsumsi makanan siap saji
jumlahnya lebih sedikit yaitu sebesar 50 dibandingkan dengan responden yang jarang mengkonsumsi makanan siap saji yaitu sebesar 33.3. Hal ini terjadi
karena keterbatasan peneliti dalam melihat berapa jumlah makanan siap saji yang dimakan setiap satu kali konsumsi makanan siap saji. Pada penelitian ini terdapat
keterbatasan yang sama dimana peneliti juga tidak melihat secara spesifik berapa jumlah makanan siap saji yang dimakan setiap satu kali makan, namun hanya
melihat dari frekuensi responden dalam mengkonsumsi makanan siap saji setiap minggu maupun setiap bulannya.
5.1.6. Hubungan Konsumsi Buah dan Sayur dengan Kejadian Diabetes
Melitus Tipe II pada Masyarakat Urban
Hasil analisis bivariat yang telah dilakukan menunjukan tidak adanya hubungan antara konsumsi buah dan sayur dengan kejadian diabetes mellitus pada
masyarakat urban OR = 2.095, 95 CI = 0.626-7.009, p = 0.365. Pada analisis multivariat, konsumsi buah dan sayur tidak dimasukan dalam model analisis
karena tidak memenuhi syarat yaitu p-value 0.25. Temuan ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mihardja, 2009 dimana didapatkan hasil bahwa
mereka yang mengkonsumsi buah atau sayur 5 porsihari tidak menunjukan adanya hubungan dengan kejadian diabetes mellitus tipe 2.
Penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa konsumsi buah dan sayur dapat mencegah adanya penambahan berat badan yang nantinya akan memicu
obesitas. Dimana obesitas ini merupakan faktor risiko utama pada kejadian
diabetes mellitus tipe II, namun konsumsi buah dan sayur ini tidak langsung mempengaruhi adanya penurunan risiko kejadian diabetes mellitus tipe II. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa peningkatan konsumsi buah dan sayur tidak berpengaruh terhadap kejadian diabetes mellitus tipe II Boeing, 2012.
Penelitian yang dilakukan oleh Mihardja 2009 juga menunjukkan tidak ada hubungan antara konsumsi 5 porsi sehari buah dan sayur dengan kejadian
diabetes mellitus. Pada penelitian ini hanya ditemukan 23 orang yang mengkonsumsi buah dan sayur ≥ 5 porsi perhari dari total responden 279 orang
dengan metode potong lintang. Sama halnya dengan hasil di lapangan yang menunjukan jumlah hanya 13 orang yang mengkonsumsi buah dan sayur 3 porsi
sehari dari total responden 46 orang dengan menggunakan metode yang berbeda yaitu kasus kontrol.
Berbeda dengan hasil penelitian sebelumnya dimana konsumsi buah utuh 3 porsi per hari terkait dengan adanya penurunan bahaya dari diabetes dan
konsumsi 1 porsi per hari sayuran berdaun hijau dikaitkan dengan bahaya sederhana diabetes yang lebih rendah Bazzano, 2008. Kombinasi konsumsi
antara buah dan sayur terbukti menurunkan risiko terkena diabetes mellitus tipe II sebesar 21. Namun hasil yang berbanding terbalik ditunjukkan saat kuantitas
sayuran dikonsumsi secara terpisah, tanpa buah Cooper, 2012.
5.1.7. Hubungan Aktifitas Fisik dengan Kejadian Diabetes Melitus Tipe II