6. Budaya Seseorang dengan latar belakang budaya yang sama akan menginterpretasikan
orang-orang dalam kelompoknya secara berbeda dan cenderung menjadi lebih kritis, namun akan memersepsikan orang-orang di luar kelompoknya sebagai
sama saja. Contohnya kelompok satu suku,satu lingkungan rumah, satu almamater, dan lain sebagainya.
2.6 Persepsi masyarakat sehubungan dengan pelayanan kesehatan
Masyarakat yang terserang penyakit namun tidak merasakan sakit tidak akan melakukan apapun terhadap penyakitnya tersebut. Tetapi apabila mereka merasakan
rasa sakit tersebut, maka akan timbul berbagai macam perilaku dan usaha salah satunya adalah menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan.
Persepsi masyarakat terhadap sehat-sakit erat kaitannya dengan perilaku pencarian pengobatan, apabila persepsi sehat-sakit masyarakat belum sama dengan
petugas kesehatan, maka masyarakat belum tentu akan mau menggunakan fasilitas kesehatan yang diberikan Setiawati dan Dermawan, 2008.
Peningkatan pelayanan kesehatan di puskesmas perlu ditunjang dengan adanya penelitian sosial budaya masyarakat, persepsi dan perilaku masyarakat
terhadap sehat-sakit. Jika persepsi antara masyarakat dan petugas kesehatan berbeda, maka dibutuhkan pembenaran konsep dengan cara pendidikan kesehatan masyarakat
sehingga pelayanan kesehatan yang diberikan dapat diterima oleh masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
2.7 Program Taburia
Taburia adalah salah satu program Direktorat Bina Gizi Masyarakat pada Kementerian Kesehatan, yaitu program Nutrition Improvement through Community
Empowerment NICE atau perbaikan gizi melalui pemberdayaan masyarakat Depkes, 2009. Taburia atau sprinkle adalah bubuk multi vitamin dan mineral
inovasi baru yang dikembangkan oleh Kementerian Kesehatan untuk memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral setiap anak balita. Taburia mengandung 12 macam
vitamin dan 4 mineral yaitu vitamin A, B1, B2, B3, B6, B12, C, D3, E, K, Folat, Pantotenat, Yodium, Fe, Zn dan Se yang sangat dibutuhkan untuk menanggulangi
masalah kekurangan zat gizi mikro, khususnya penanggulangan Anemia Gizi Besi AGB pada balita Anggidin, 2011. Taburia dikembangkan untuk meningkatkan
asupan gizi dengan memperbaiki kualitas makanan balita khususnya dari keluarga miskin dan mendorong pengembangan bubuk tabur gizi bagi masyarakat umum
Hartini, 2011. Pengembangan formulasi Taburia mulai dilakukan tahun 2006 oleh tim
peneliti dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi dan Makanan sekarang berganti nama menjadi Pusat Teknologi Terapan dan Epidemiologi Klinik,
menghasilkan komposisi zat gizi optimal yang disesuaikan dengan masalah gizi mikro yang terjadi di Indonesia. Kemudian dilakukan uji sensorik untuk mendapatkan
cita rasa dan warna yang disukai, dilanjutkan dengan uji manfaat, uji efektifitas dan studi operasional Hartini, 2011.
Universitas Sumatera Utara
Untuk melihat dampak Taburia terhadap status gizi balita, Tim Peneliti telah melakukan uji manfaat efficacy study kepada 2 dua kelompok balita yang
dilakukan di Jakarta Utara. Pada kelompok balita pertama diberikan Taburia selama 120 hari dan kelompok balita kedua tidak diberikan Taburia. Hasil studi
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata kadar hemoglobin Hb yang bermakna antara kelompok balita yang diberi taburia dan yang tidak diberi taburia.
Kampanye perubahan perilaku terhadap Taburia di daerah proyek NICE memiliki tiga tujuan utama: 1 Untuk membangun pengetahuan, membuat
ketertarikan dan memotivasi yang tinggi para ibu balita untuk menggunakan produk Taburia untuk anak-anak mereka; 2 Untuk membangun pengetahuan tentang produk
Taburia dan mempromosikan kepada penyedia layanan kesehatan, fasilitator masyarakat, kader posyandu, dan tokoh masyarakat di daerah proyek NICE; dan 3
Untuk mengembangkan sikap positif antara tokoh penting dalam media masa dan para pengambil keputusan di tingkat kabupaten, propinsi dan nasional tentang
Taburia sebagai cara alternatif untuk mengurangi masalah kekurangan gizi mikro antara anak-anak Indonesia usia 7-24 bulan Anggidin, 2011.
Sosialisasi dan pelatihan oleh puskesmas kepada kader mengenai program Taburia dilaksanakan di Kota Medan pada bulan Desember 2011, dan pendistribusian
kepada masyarakat dimulai pada awal tahun 2012. Pendistribusian Taburia dilakukan melalui kegiatan posyandu yang dilakukan setiap bulannya dan diberikan langsung
kepada ibu yang memiliki anak balita. Adapun keberhasilan program Taburia ini
Universitas Sumatera Utara
dilihat dari jumlah anak yang mendapatkan Taburia dan berat badannya bertambah dibandingkan dengan jumlah seluruh anak yang mendapatkan Taburia. Jika tingkat
keberhasilan pemberian Taburia ini lebih besar dari 80, maka tingkat keberhasilan program Taburia itu dikategorikan tinggi Kepmenkes RI, 2012.
2.7.1 Manfaat Taburia
1 Mengatasi masalah anemia gizi besi pada balita selain sirup zat besi. 2 Membantu tumbuh-kembang anak balita secara optimal.
3 Meningkatkan daya tahan tubuh anak balita. 4 Meningkatkan nafsu makan pada anak.
5 Mencegah anemia gizi besi pada anak balita. 6 Mencegah kekurangan gizi anak balita.
2.7.2 Keunggulan Taburia
1 Tidak mengubah kebiasaan makan anak. 2 Tidak mengubah rasa, aroma maupun bentuk makanan anak.
3 Praktis. 4 Kebutuhan vitamin dan mineral anak terpenuhi.
5 Aman karena tidak menimbulkan kecanduan. 6 Zat besi dalam Taburia sudah diolah dengan balutan lemak tak jenuh dari bahan
kedelai, dan tidak menyebabkan perubahan rasa. 7 Halal dan tidak mengandung unsur alkohol.
Universitas Sumatera Utara
2.7.3 Petunjuk Penggunaan Taburia
1 Tambahkan 1 sachet Taburia 1 X sehari pada makanan padat yang dimakan anak balita.
2 Diberikan pada makan pagi. 3 Tidak boleh dicampur dengan makanan yang berair atau minuman, karena akan
menggumpal. 4 Tidak boleh dicampurkan pada makanan yang panas karena akan merusakkan
beberapa zat gizi di dalamnya.
2.8 Kerangka Konsep Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian dan tinjauan kepustakaan maka kerangka konsep dapat digambarkan sebagai berikut :
Variabel Bebas Independent
Variabel Terikat Dependent
Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian
Berdasarkan kerangka konsep penelitian diatas, dapat dijelaskan definisi dari konsep yaitu :
- Persepsi tentang program taburia
- Pengetahuan tentang taburia
Tindakan ibu dalam pemberian Taburia bagi
balitanya
Universitas Sumatera Utara
1. Pengetahuan tentang program Taburia sebagai variabel bebas independent adalah hasil tahu ibu balita tentang Taburia.
2. Persepsi tentang program Taburia sebagai variabel bebas independent adalah pandangan atau penilaian ibu balita tentang program Taburia.
3. Tindakan ibu dalam pemberian Taburia bagi balitanya sebagai variabel terikat dependent adalah rutinitas pemberian Taburia kepada anak balitanya.
2.9 Hipotesis Penelitian