Tindakan atau praktik Faktor Eksternal

6. Evaluasi Diartikan sebagai kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek yang didasarkan pada suatu kriteria yang telah ditentukan sendiri ataupun dengan kriteria yang terlah ada. Contohnya adalah dapat membandingkan antara anak yang cukup gizi dengan anak yang kekurangan gizi.

2.4 Tindakan atau praktik

Suatu sikap tidak secara otomatis terwujud dalam suatu tindakan overt behavior. Untuk mewujudkan sikap menjadi perbuatan diperlukan faktor pendukung atau kondisi yang memungkinkan, antara lain fasilitas sarana pelayanan kesehatan dan dukungan support. Menurut Notoatmodjo 2005, praktik atau tindakan dapat dibedakan menjadi 3 tingkatan menurut kualitasnya, yaitu : a. Praktik terpimpin guided response Apabila subjek atau seseorang telah melakukan sesuatu tetapi masih tergantung pada tuntunan atau menggunakan panduan. Contohnya ibu balita yang membawa anaknya ke posyandu untuk ditimbang namun masih menunggu diingatkan oleh kader posyandunya. Universitas Sumatera Utara b. Praktik secara mekanisme mechanism Apabila subjek atau seseorang telah melakukan atau memraktikkan suatu hal secara otomatis tanpa harus ada tuntunan atau panduan maka disebut praktik atau tindakan mekanis. Contohnya seorang ibu yang pergi ke pelayanan kesehatan untuk memeriksakan kehamilannya tanpa harus diingatkan oleh bidan atau keluarganya. c. Adopsi adoption Adopsi adalah suatu tindakan atau praktik yang sudah berkembang. Dengan kata lain apa yang dilakukan tidak sekedar rutinitas atau mekanisme saja, tetapi sudah dilakukan modifikasi atau tindakan perilaku yang berkualitas. Contohnya adalah seorang ibu yang memilih untuk memasak makanan yang sehat dan bergizi untuk anaknya dibandingkan memberi anaknya jajanan yang mengandung banyak bahan penyedap yang berbahaya untuk kesehatan.

2.5 Persepsi

2.5.1 Pengertian persepsi

Secara etimologis persepsi berasal dari bahasa Latin perceptio yang artinya menerima atau mengambil. Robbin dalam Notoatmodjo 2005 mendefinisikan persepsi sebagai proses dimana seseorang mengorganisasikan dan menginterpretasikan sensasi yang dirasakan dengan tujuan untuk member makna terhadap lingkungannya. Persepsi adalah suatu proses otomatis yang terjadi sangat Universitas Sumatera Utara cepat dan kadang tidak kita sadari, dimana kita dapat mengenali stimulus yang kita terima dan memengaruhi tindakan kita Notoatmodjo, 2005.

2.5.2 Faktor-faktor yang memengaruhi persepsi

Notoatmodjo 2005 menyatakan bahwa ada dua faktor yang memengaruhi persepsi yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal adalah faktor yang melekat pada objeknya, sedangkan faktor internal adalah faktor yang terdapat pada orang yang memersepsikan stimulus tersebut.

a. Faktor Eksternal

1. Kontras Merupakan cara termudah untuk menarik perhatian baik kontras warna, ukuran, bentuk atau gerakan. Contohnya adalah iklan yang dibuat perusahaan iklan dengan menggunakan papan iklan yang besar akan tampak lebih menarik perhatian. 2. Perubahan intensitas Merupakan cara untuk menarik perhatian seperti perubahan suara yang tiba-tiba keras atau perubahan cahaya yang tiba-tiba menyilaukan. 3. Pengulangan Proses pengulangan membuat stimulus yang pada awalnya tidak masuk ke dalam rentang perhatian kita, akhirnya menjadi perhatian kita. Contohnya adalah bunyi sirine mobil ambulans yang berulang-ulang akan segera menarik perhatian kita dibandingkan suara mobil lain di jalanan. Universitas Sumatera Utara 4. Sesuatu yang baru Suatu stimulus yang baru akan lebih menarik perhatian kita daripada sesuatu yang telah kita ketahui. Contohnya adalah cara terapi kesehatan yang baru muncul dan berbeda dengan terapi biasa akan segera menarik perhatian orang. 5. Sesuatu yang menjadi perhatian orang banyak Suatu stimulus yang menjadi perhatian orang banyak akan menarik perhatian kita. Contohnya ada suatu kerumunan orang di suatu tempat akan membuat kita tertarik untuk ikut melihat apa yang dilihat oleh kerumunan orang tersebut.

b. Faktor Internal

Dokumen yang terkait

Hubungan Pendidikan, Pengetahuan Dan Perilaku Ibu Terhadap Status Karies Balitanya Di Kecamatan Medan Selayang

7 73 54

Hubungan Pengetahuan Ibu Balita Dalam Membaca Grafik Pertumbuhan KMS Dengan Status Gizi Balita Di Kelurahan Glugur Darat 1

0 35 74

HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DAN PENGETAHUAN IBU DENGAN KEJADIAN CAMPAK Hubungan Antara Pemberian Asi Eksklusif Dan Pengetahuan Ibu Dengan Kejadian Campak Pada Balita Di Kabupaten Sukoharjo.

0 3 12

PUBLIKASI KARYA ILMIAH HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN PERSEPSI IBU TENTANG GIZI Hubungan Antara Pengetahuan Dan Persepsi Ibu Tentang Gizi Seimbang Dengan Pemilihan Makanan Jajanan Pada Anak Balita Di Wilayah Puskesmas Gilingan Surakarta.

0 2 13

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU TENTANG PIJAT BAYI DI KELURAHAN WADUNG GETAS Hubungan Antara Pengetahuan Dengan Sikap Ibu Tentang Pijat Bayi Di Kelurahan Wadung Getas Kecamatan Wonosari Klaten.

0 0 16

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP IKLAN SUSU FORMULA DI TELEVISI DAN PENGETAHUAN GIZI IBU DENGAN TINDAKAN IBU DALAM PEMBERIAN SUSU FORMULA.

0 0 96

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI BALITA DAN POLA MAKAN BALITA TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI KELURAHAN SRIHARDONO KECAMATAN PUNDONG.

1 6 174

Panduan Praktis bagi Pengusaha untuk Mem

0 0 41

1. No. Responden - Hubungan Antara Pengetahuan dan Persepsi Ibu Balita Tentang Pelaksanaan Program Taburia dengan Tindakan Ibu dalam Pemberian Taburia bagi Balitanya di Kelurahan Gaharu Kecamatan Medan Timur

0 0 18

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERSEPSI IBU BALITA TENTANG PELAKSANAAN PROGRAM TABURIA DENGAN TINDAKAN IBU DALAM PEMBERIAN TABURIA BAGI BALITANYA DI KELURAHAN GAHARU KECAMATAN MEDAN TIMUR SKRIPSI 0leh : NASRIN NABILA

0 0 14