36
c. Latar atau setting
Latar atau setting disebut juga landasan tumpu, ia merujuk pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa yang
diceritakan Abrahms, dalam Nurgiyantoro, 2000:216. Sugihastuti 2005:54 menyatakan bahwa dalam analisis teks prosa, latar adalah unsur yang sangat penting
pada penentuan nilai estetik. Menurut Kenney 1966, latar meliputi lokasi geografis, termasuk topografi,
pemandangan sampai pada perlengkapan sebuah ruangan kerja atau kesibukan para tokoh, waktu berlakunya kejadian, masa sejarah, musim, lingkungan agama, moral,
intelektual, sosial dan juga emosional para tokoh. Fungsi latar menurut Sugihastuti 2005:55, yang pertama adalah latar sebagai pemberi informasi tentang situasi
sebagaimana adanya, dan yang kedua latar adalah sebagai proyeksi keadaan batin para tokoh.
Latar waktu merujuk pada kapan terjadinya peristiwa. Latar tempat menunjukkan tempat di mana terjadinya peristiwa. Sedangkan latar sosial merupakan hal-hal yang
berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat disuatu tempat yang mencakup tentang keyakinan, adat istiadat, tradisi, pandangan, cara berpikir,
bersikap dan sebagainya. Dengan demikian bahwa latar terbagi menjadi 3 yaitu latar tempat, latar waktu
dan latar sosial.
37
d. Tema
Dalam menentukan makna pokok sebuah karya fiksi diperlukan kejelasan tentang pengertian makna pokok. Makna pokok merupakan sebuah tema yang
berarti gagasan dasar umum yang menopang sebuah karya sastra dan yang terkandung dalam teks sebagai struktur semantik dan yang menyangkut
persamaan-persamaan atau perbedaan-perbedaan. Nurgiyantoro 2000:67 mengutip pernyataan Stanton dan Kenney bahwa
tema adalah makna yang terkandung dalam sebuah cerita. Tema berfungsi memberi kontribusi sumbangan bagi elemen cerita rekaan yang lain seperti alur, tokoh
dan latar. Dalam menentukan tema sebuah cerita, terlebih dahulu harus mengetahui dulu keseluruhan isi cerita dengan mencari hubungan tema dengan alur, tema
dengan tokoh, tema dengan latar juga tema dengan gaya penceritaan. Dalam Ensiklopedi Sastra Indonesia 204 :803, tema adalah gagasan, ide pokok
atau pokok persoalan yang menjadi dasar cerita. Oleh karena itu, dalam menentukan makna pokok sebuah karya harus disimpulkan dahulu secara keseluruhan cerita, tidak
hanya bagian-bagian tertentu dalam cerita. Tema dalam cerita dibagi menjadi dua yaitu tema mayor dan tema minor. Tema mayor adalah makna pokok cerita yang
menjadi gagasan umum sebuah karya sastra, tidak hanya terdapat pada bagian- bagian tertentu cerita melainkan keseluruhan cerita. Tema minor adalah gagasan
tambahan yang hanya terdapat pada bagian-bagian tertentu saja.
38
Dari penjelasan tersebut, tema berarti gagasan yang menopang keseluruhan cerita dalam sebuah karya sastra.
e. Sudut Pandang